32) That Ring

2.6K 174 8
                                    

[Trishya]

Trishya hanya diam. Ia tersenyum. Pertanyaan Ardan tak dihiraukannya.

"Tris, jawab," desak Ardan, tangannya masih memegang tangan Trishya. Trishya lagi-lagi hanya tersenyum, bahkan kali ini ia tersenyum sedih.

Ardan sontak melepaskan tangan Trishya. "Jahat lo, gak ngundang-ngundang gue."

Trishya langsung tertawa lepas. "Ya nggaklaaaaah."

Dalam hati, Ardan sangat amat bersyukur bisa melihat tawa lepas Trishya lagi. Trishya-nya yang dulu telah kembali. Iya, Trishya-nya.

Namun, di sisi lain, Ardan kebingungan di tempatnya. "Maksudnya?" Ia mengerutkan dahinya.

"Ya nggaklaah, gue belum nikah," jawab Trishya sembari tersenyum manis, Ardan sampai salah tingkah sendiri karena senyumnya.

Sambil menggaruk tengkuknya, Ardan dengan polosnya bertanya, "Jadi... Sekarang lo udah punya pacar atau calon, belum?"

"Nggak tau."

"Loh? Kok nggak tau?"

Trishya nyengir. "Iya, nggak tau," jeda. "Gue pengen ngobrol, boleh?"

Ardan tertawa jahil. "Yeuu! Siapa suruh tadi kabur!" jawab Ardan sambil menjawil hidung Trishya gemas. Trishya hanya cengengesan, lalu ia menarik tangan Ardan ke suatu tempat yang kiranya nyaman untuk mengobrol.

[][][]

"Jadi, sekarang lo udah kerja?"

"Yaa gitu deh, sambil ngambil job ngeband juga. Lo sendiri gimana? Udah kerja juga, 'kan?"

"Udah, sih buka café kecil-kecilan sama butik juga."

Ardan manggut-manggut, sebenarnya ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan ke Trishya.

Hening.

"Ehm, Tris, gue boleh nanya?"

"Boleh, tanya aja," jawab Trishya.

"Serius nih, lo belum punya pa-"

Ponsel Trishya tiba-tiba berbunyi, ada panggilan masuk. "Oh, kamu udah sampai? Oke deh entar aku samperin."

"Siapa, Tris?" tanya Ardan karena tak sempat melihat caller ID-nya

Trishya hanya tersenyum misterius. "Ada yang harus gue jemput nih, gue duluan ya?"

Ardan mendesah kecewa. "Siapa sih? Pacar? Calon? Tunangan? Kenapa nggak bilang sama gue daritadi kalo lo udah ada yang punya. Kalo kayak gini kan gue berasa masih ada harapan, padahal-"

"Dan, nanti ya, marah-marahnya?"

Ardan memutar bola matanya. "Kalo gitu gue minta ID LINE lo deh!" pinta Ardan dengan ketus dan wajah tertekuk yang justru terlihat lucu di mata Trishya.

Trishya tertawa kecil, ia mencubit pipi Ardan dan perbuatannya berhasil membuat tampang Ardan semakin lucu karena Ardan sedang berusaha menahan senyumnya walaupun matanya masih menatap sinis kepada Trishya. "ID LINE gue masih sama, putrishya."

Setelah itu Trishya buru-buru meninggalkan Ardan yang kini tersenyum-senyum sendiri sambil memegang pipi bekas cubitan Trishya.

Cukup lama Ardan melakukan tindakan gilanya itu, akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dan segera menambahkan Trishya sebagai temannya.

Sejujurnya, Ardan sudah ada di Bandung selama satu minggu dan hari ini harusnya ia pulang ke Makassar. Namun, karena pertemuannya dengan Trishya, cinta monyet jaman SMP-nya itu, ia membatalkan kepulangannya. Biarlah tiketnya hangus, uangnya terbuang sia-sia, yang penting sekarang ia sudah dapat ID LINE Trishya yang ternyata masih sama dengan yang dulu.

Kalau tahu masih sama kayak yang dulu, udah dari lama gua hubungin Trishya, batin Ardan bersungut-sungut, padahal senyumnya masih bertengger dengan manisnya.

[Trishya]

Hai! Halo! Hai! Wah, berapa lama ya gue nggak update cerita? Hehehehe, maafkeun aku yha.
Semoga kalian suka part ini :)

vote and comments? :)

9/10/2016

Athalia Alamanda

TrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang