Chapter 3

3.4K 248 12
                                    

Happy reading! :)

***

Dressing Room, London, England.

Niall Horan menghela nafas lega ketika konser mereka berlangsung dengan lancar. Para Directioners menyapa mereka berlima dengan antusias, dengan teriakan semangat yang menggema, membuat kelima laki-laki yang berada di atas panggung takjub dan heran pada waktu yang bersamaan. Takjub, karena; tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini. Directioners terlihat sangat kompak, meskipun sebagian dari mereka berasal dari negara yang berbeda.

Heran, karena; Niall merasa jika seperti baru kemarin saja pasca mereka mengikuti audisi di X-Factor. Laki-laki Irish itu sangat bersyukur karena dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung, menyayangi mereka, menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Tidak ada yang lebih baik dari keluarga. Niall tahu, mereka tidak akan seperti ini selamanya. Pasti ada yang berubah. Apapun itu. Hal baik, tidak akan terus menjadi baik. Ada masalah yang menyembul dibaliknya.

"Mate, apa yang kau pikirkan?" Tanya Liam Payne sambil menepuk pundak temannya, yang sedari tadi Liam perhatikan hanya melamun, menatap kosong ke arah ubin ruang ganti.

Niall yang mendengarnya, mau tidak mau, harus sedikit terlonjak karena kaget. Ia mengalihkan pandangannya, dan melihat Liam berdiri didepannya, dengan tatapan aneh. "Aku.. tidak ada. Hanya.. um, kind of.."

"Kau sedang ada masalah? Ceritakan saja padaku. Kau tahu, aku tidak akan membocorkannya pada siapapun jika itu maumu." Liam mengambil tempat duduk disebelah Niall. "Niall, kau gugup. Jangan berbohong."

"Sumpah, aku sedang tidak membuat masalah apapun," katanya. "Terkadang, aku berpikir; apakah hal yang kita rasakan sekarang akan berlangsung sampai kita tua nanti? Aku hanya tidak ingin semuanya berubah, walaupun itu kedengaran mustahil dan agak konyol. Apalagi, jika kau masih mengingat.. peristiwa Zayn dan Louis yang.. mereka hampir.. ah, sialan."

Liam merangkul temannya, lalu menepuk beberapa kali pundaknya. "Jangan terlalu kau pikirkan. Memikirkannya, tidak akan merubah apapun. Masih ada hal yang bisa kita lakukan bersama-sama. Masih banyak konser yang menanti kita berlima. Directioners menunggu kita, Niall! Bisa kau bayangkan itu? Kita harus membuat mereka terpesona dengan ketampanan kita! Aku tidak sabar untuk melakukannya-"

Ucapan Liam terhenti ketika sosok Simon Cowell tiba-tiba masuk kedalam ruang ganti dengan senyum lebar. "Ada yang ingin kukenalkan pada kalian semua," katanya, dilanjutkan dengan masuknya Drew, Mike, dan Kate. "Mereka Drew, Mike, dan Kate. Anggota crew yang baru."

Crew. Iya, crew. Ini semua mereka lakukan agar tidak terlalu membuat the boys panik karena menyadari betapa seriusnya masalah ini, masalah yang akhir-akhir ini menimpa mereka. Kepanikan mereka, hanya akan membuat beberapa dari mereka enggan melanjutkan karir. Dan, hal itu malah akan membuat fans mereka kecewa. Mereka tidak ingin mengecewakan para fans.

"Hello, boys," sapa Kate dengan senyum tipis, ditanggapi dengan sapaan kelima pria yang duduk bersantai di ruang ganti.

"Mereka bertiga akan menginap di basecamp. Jadi, kuharap kalian bisa menerima mereka dengan baik. Juga, untuk menjamin keselamatan kalian," kata Simon.

"Mereka bisa bela diri atau yang semacamnya?" Tanya Harry Styles. Dahinya terkerut, tidak menyangka jika crew biasa bisa melakukan hal seperti berkelahi. Menurutnya, itu sangat aneh. Kenapa tidak menjadikan mereka sebagai bodyguard saja? Batinnya.

"Lebih baik dari itu." Simon mengedikkan bahu. Ia meraih gagang pintu, hendak menutupnya. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada beberapa urusan yang harus kutangani. Kalian pulang bersama Drew, Mike, dan Kate. Sampai bertemu lagi!" Kemudian, pintu tertutup.

Louis Tomlinson memandang ketiga calon teman barunya secara bergantian. Jadi, ini adalah wajah-wajah orang yang akan melindungi mereka? Yang bisa melakukan lebih baik daripada sekedar bela diri biasa? Batinnya meremehkan. Ia tahu, ia tidak boleh mengejek orang hanya dengan memandang fisiknya. Tapi, ia sangat ingin tertawa untuk sekarang ini. Untuk apa Simon membawa kakak beradik Crawford ke kehidupan mereka?

"So, kalian ini bodyguard atau apa?" Tanya Zayn Malik yang sedari tadi sudah sangat penasaran tentang maksud Simon dengan crew yang bisa berkelahi, yang tinggal di basecamp bersama mereka berlima, atau apalah. Terserah.

"Catatan pertama; kami bukan bodyguard," kata Mike sambil bersandar pada dinding ruangan. "Kami bertiga adalah crew yang bertugas untuk mengawasi kalian, ataupun menjaga, atau hal yang sejenisnya. Ku ulangi, crew, okay? Hanya, jika kalian mengerti maksudku."

"Tidak cukup spesifik. Tapi, aku paham," kata Liam, membuat Mike menyeringai. "Kami semua paham."

"Sampai berapa lama kalian melakukan hal ini?" Ujar Louis, yang sedari tadi hanya diam, tapi berargumen dengan batinnya.

Drew mengedikkan bahu. "Simon bilang, sampai kalian mendapat yang baru, atau tambahan. Kudengar, beberapa crew kalian tengah mengambil cuti. Paling-paling, kami tidak akan lama berada disini."

"Lalu, untuk apa Uncle Simon mengirim kalian jika ini semua hanya untuk sementara waktu?" Niall angkat bicara.

Kate memutarkan bola matanya. "Maksudnya Drew, kami akan mengurus beberapa masalah yang akhir-akhir ini kalian dapat, sampai tuntas, kalau bisa, dalam waktu singkat. Apapun jenisnya. Kami hanya membantu. Surat perjanjiannya mengatakan, jika kami harus tetap bersama kalian sampai apa yang kami harus tangani, selesai. Jika, masalah baru muncul lagi, kalian akan mendapat crew yang baru."

"Aku masih tidak mengerti," gumam Harry, tapi masih bisa didengar oleh Katie, hingga perempuan itu kini menoleh kearahnya dengan tatapan sengit. "Sekarang, aku paham."

Drew terkekeh. "Kemasi barang kalian. Ponsel, dompet, tas jika kalian membawanya, dan barang-barang pribadi yang lainnya. Kita akan pulang sekarang."

"Kau tahu alamatnya?" Zayn bergidik ngeri, entah untuk apa.

"Oh. Jangan remehkan kami, Malik." Mike menyeringai.

TO BE CONTINUED!

A/N:
Haloo =)) oke anggep aja si zayn masih kegabung di 1d. Plus gue bikin cerita ini dengan latar mereka yang masih berlima. Thanks! :)

The Mission [One Direction]Where stories live. Discover now