7. PYS - Reuni

48 8 0
                                    

'Cara yang paling mudah untuk tahu apakah kita cocok dengan orang tersebut atau tidak adalah ketika kita merasa lupa waktu.

~~~


Tenny sekarang sedang duduk di tepi kasur Nova sambil mendengarkan Nova yang sedang bercerita tentang perjodohan yang dialaminya. Tenny sebenarnya pusing melihat Nova yang mondar-mandir sambil bercerita. Tenny sendiri bingung ingin memberikan solusi yang tepat untuk masalah Nova apa. Karena ia tahu sifat dari ayahnya Nova, yang tidak bisa mendengar penolakan atau bantahan dari siapapun, sama seperti putrinya.

Setelah capek bercerita panjang lebar dan mondar-mandir, Nova duduk di sebelah Tenny. Nova mengusap wajahnya kasar, ia tidak tahu harus melakukan apa. Karena tidak ada pilihan untuk sekarang ini. Tenny juga tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa mengusap-usap punggung Nova sambil terus menguatkan Nova.

"Udah dong Nov, jangan kayak gini. Gue yakin kita pasti bisa mendapatkan jalan keluarnya."

"Ya tapi apa, Ten? Gue nggak mau dijodohin! Gue mau milih sendiri seseorang yang nantinya akan menjadi teman hidup gue," oceh Nova yang sangat kesal. "Kenapa sih bokap gue nggak pernah ngerti? Oke, selama ini bokap gue emang nggak pernah ngatur hidup gue, tapi kenapa sekarang dia mau ngejodohin gue? Aaaahhh.... Tenny, gue kesel banget!" ucap Nova frustasi.

"Lo nggak coba ngomong sama nyokap lo?" saran Tenny.

"Percuma, Ten! Lo tau 'kan, nyokap gue nggak akan pernah mau ngebantah omongan bokap gue. Dia itu terlalu nurut sama suami."

Tenny sekarang sedang befikir untuk menemukan solusi yang tepat. Ia sendiri sejujurnya bingung mau melakukan apa, karena masalah yang dihadapi benar-benar berat. Tenny tidak pernah menyangka kalau Harris, ayah Nova, akan menjodohkan Nova dengan teman anaknya. Yang Tenny tau selama ini, Harris sangat menyayangi Nova dan selalu menuruti apa kata Nova.

Tenny jadi ikut frustasi karena masalah Nova. Dalam masalah ini, Tenny ataupun Nova tidak boleh salah dalam bertindak. Tenny berjalan ke arah jendela dan menatap luar. Sekarang hari sudah gelap, tidak ada matahari yang tersenyum, melainkan bulan dengan bulat utuh yang sedang tersenyum. Bintang-bintang yang bertaburan juga tidak terlihat di manapun, mungkin para bintang tahu kalau Nova sedang sedih dan juga galau.

###

Hari ini sepertinya akan memusingkan bagi Adam, bagaimana tidak, baru ditinggal satu hari saja, pekerjaannya sudah banyak sekali. Adam menghela nafas panjang, ia yakin kalau hari ini ia akan pulang malam. Tapi itu tidak akan jadi masalah buat Adam, karena ia sudah mendapatkan senyum Tenny yang begitu manis dan tulus.

Berkutat dengan leptop serta berkas-berkas, sudah menjadi aktifitas rutin Adam. Walaupun Adam CEO di perusahaan ini, dia tetap saja tidak ingin bermalas-malasan. Karena jabatannya itulah yang membuatnya semakin sibuk.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," ucap Adam tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop.

Irena membuka pintu lalu menyembulkan setengah badannya. Irena memperhatikan terlebih dahulu apa yang sedang dilakukan Adam, baru setelah itu ia masuk. Irena menghampiri Adam dan memberikan Adam sebuah undangan.

Adam mengernyitkan dahinya. "Apa ini?" tanya Adam.

"Ini undangan reuni SMP, Bapak." Adam mengangguk-angguk sambil mengambil undangan itu.

Irena pamit kepada Adam, untuk kembali ke tempatnya. Sebelum Irena keluar, Adam sempat berpesan untuk memanggil Efo ke ruangannya. Irena mengangguk lalu keluar. Adam memperhatikan undangan itu sambil tersenyum dengan penuh arti yang tidak bisa dimengerti.

Pilihan yang SulitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang