Fourteen: Heroes

16.6K 1.3K 105
                                    

Sehun merebahkan tubuhnya yang terasa hampir patah setelah mengemudi selama empat jam dari Seoul menuju Daegu dan sebaliknya. Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Sehun memejamkan matanya sesaat. Ia kembali mengingat bagaimana keluarga Bae menyambut baik dan memperlakukannya dengan hangat. Sudut hatinya yang selama ini kosong kembali terisi. Berkumpul bersama keluarga, mengobrol ringan, Sehun bahkan lupa bagaimana rasanya. Tapi entah kenapa Sehun kembali merasakan itu semua bersama keluarga Bae Irene.

Sehun bangun dari sofa, ia berjalan menuju balkon dan membuka pintu kaca. Angin malam berhembus menerpa wajah lelahnya, balkon apartemen yang luas sengaja Sehun ubah menjadi taman kecil beraneka tanaman bunga dengan sebuah kolam kecil yang gemericik. Ia berjalan menuju kandang sederhana di bagian sudutnya. Sehun membuka pintu, sebuah kelinci berwarna putih susu menyambut uluran tanggannya. Sehun meraihnya dan menggendong kelinci tersebut dengan hati-hati. Beberapa bulan lalu Sehun memutuskan untuk memelihara kelinci tersebut saat tidak sengaja mengunjungi toko hewan.

"Kau pasti bosan seharian hanya di kandang, hmm?"

Sehun mengelus kepala kelinci berbulu tebal dan bertubuh gempal itu dengan gemas. Seakan paham dengan apa yang tuannya tanyakan, kelinci tersebut menggerakkan kepalanya mengangguk. Sehun meletakkan kelinci di atas rumput sintesis selebar tiga meter di balkonnya. Kelinci tersebut melompat-lompat dan berlarian kecil merasa bahagia karena dapat bermain diluar kandang. Sehun kembali mengingat kenangan tentang kelinci dan masa kecil bersama ibunya. Ponsel yang bergetar di saku celana membuyarkan lamunannya, Sehun segera meraih ponselnya dan mendapati sebuah pesan line masuk.

Kau sudah sampai dengan selamat?

Sehun menaikan sebelah alisnya, lalu mengetik deretan frasa dan segera mengirim balasan.

"Kenapa?"

Selang beberapa menit kemudian, si pengirim pesan yang tidak lain adalah Bae Irene mengirimkan balasan bertubi-tubi.

Jangan membalas pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan!

Ah, benar-benar mengesalkan.

Apa susahnya hanya menjawab ya atau tidak.

Sehun tersenyum tipis melihat reaksi sebal Irene dari balasan pesannya. Sepersekian detik berikutnya sebuah pesan kembali masuk.

Kau benar-benar sampai dengan selamat, kan?

"Ya"

Jawaban singkat dan jelas yang dikirim Sehun rupanya membuat gadis di seberang sana semakin kesal. Irene mengirim sebuah pesan yang lebih panjang dari sebelumnya.

Bahkan lewat pesan saja kau tetap kaku dan sedikit berbicara. Setidaknya katakan sesuatu, seperti selamat malam. Benar-benar tidak romantis!

Sehun memijat keningnya dengan pelan. Gadis itu sungguh cerewet, tapi ia justru merasa sesuatu menggelitik dalam hati. Sehun mengetik lalu kembali menghapus, berulang-ulang selama sekian detik. Sehun menyerah, membiarkan jarinya bergerak bebas dan mengirim.

"Selamat malam. Saranghae"

Sehun terdiam sejenak menyadari pesan yang ia kirim termasuk kedalam golongan memalukan versinya. Ia menghela napas panjang, memasukkan ponselnya kembali ke saku celana. Sehun mengangkat kelincinya dan memasukkan ke dalam kandang, ia berjalan masuk dan menutup pintu kaca. Sehun merasa butuh berendam air hangat.

***

Krystal berjalan sepanjang koridor dengan langkah lebar, satu tangannya mengepal kuat dan satu tangannya mencengkeram sebuah amplop berwarna kecoklatan. Ia tidak menggubris sapaan sekertaris Im dan masuk ke ruang Direktur tanpa mengetuk pintu. Krystal menutup pintu dengan keras dan berjalan menuju meja Direktur Jung.

Doctor Arrogant & IWhere stories live. Discover now