4. Edward's

254 45 19
                                    

"Seseorang di masa lalu gue juga pernah ngelarang gue ngerokok." Tambah Casey. Ia kembali mengingat sosok Zayn.

Harry yang disebelahnya mengernyit, walau Casey tidak melihatnya, matanya fokus kedepan.

"Masa lalu? Terus dia kemana sekarang?" Tanya Harry penasaran.

Casey menghirup udara, merasa kehadiran Harry adalah kehadiran yang ia rindukan dari seseorang yang telah pergi 1 bulan yang lalu, padahal ia baru bertemu olehnya. Casey menatap mata emerald yang  terlihat sejuk untuk dipandang, "dia...disini." Ucap Casey menunjuk ke  hatinya sambil tersenyum. Oh tidak, sekarang air matanya akan turun.

Harry speechless, tidak tahu harus bagaimana. Casey menangis untuk kedua kalinya. Masih karena masa lalunya.

"Eh maaf, gue malah jadi drama gini ya. haha." Casey tersenyum pahit sambil menghapus air matanya.

"N-ngga papa, kalo lo mau cerita, cerita aja. Aman kok di gue." Ucap harry sambil tersenyum.

'Ih anjir, kok gue tiba tiba penasaran ya sama ni cewek? siapa gue coba'. pikir Harry.

Casey tidak menghiraukannya, ia langsung menyesali mengapa ia pake acara nangis nangis didepan orang yang baru ia kenal.

'Duh bego banget gue, ngapain juga gue make pake acara nangis nangisan, malu kan anjir.' ucap Casey dalam hatinya.

Suasana hening pun menyelimuti mereka berdua kembali, mereka sama sama terisolir dengan pikirannya masing masing. Hingga,

"Eh gue enaknya manggil lo apa nih? Lo kan belom ngenalin nama lo. Kenalan dari awal bisa kali." Cengir Harry.

Casey menatap kembali kearah depan, "Casey Edward Marioline."

Harry membelakakan matanya mendengar nama Casey, "Lah anjir nama kita sama, ada Edward nya." Ucap Harry dengan tatapan..wow nya pada Casey.

Casey mengangkat sebelah alisnya, "Serius?"

Harry mengangguk cepat, "Gue punya usul, gimana kalo nama belakang lo diubah jadi Styles. Wihh keren gak tuh!!!"

Casey mendengus, "B aja."

"Dih lo mah"

Lalu diantara mereka terjadi keheningan lagi.

"Hmm," lagi-lagi Harry yang berusaha membuka obrolan, Casey menoleh padanya. "Mau denger tebak-tebakan ga? tapi receh sih. Eh engga juga deng. Eh gimana lo deh receh atau engga nya." Harry tercengir sambil menggarukkan tengkuk kepalanya yang sebenernya tidak gatal.

Melihat tingkah lakunya, senyum tipis Casey mengembang. "Kalo lo gajetot gue bunuh ya lo." ancam Casey sambil terkekeh.

"Dih galak amat mba, nah gitu dong senyum, kan jadi tambah cantik." Ucap Harry sambil tersenyum.

Mendengar itu, senyum Casey pun tiba tiba luntur, kata-katanya sangat sangat persis dengan apa yang sahabatnya dulu sering ia ucapkan padanya ketika ia sedang sedih dan kembali tersenyum.

'Dih anjir ga senyum lagi, sumpah gue bingung sama ini orang.' Ucap Harry dalam hati.

"Jadiii, tebak ya, Cas. Dikocok, tegang. Apa coba?" ucap Harry sambil terkekeh. Berharap Casey akan tertawa setelah mendengar leluconnya yang sangat lucu menurutnya.

Casey menegakkan tubuhnya dan mengangkat alisnya, lalu ia kembali merilekskan lagi tubuhnya, "apa jawabannya? Gue gak tau"

Harry tersenyum puas, "Jawabannya....mak-mak lagi kocok arisan. BAHAHA. Kan tegang tuh. Hahahaha" tawanya.

Casey hanya diam. Dan menunjukkan muka datarnya.

"Anjir! Receh ya? Ah google sialan." Yang kemudian Harry langsung mengapit mulutnya menjadi garis tipis.

Moonlight//H.S [ON EDITING] Where stories live. Discover now