Chapter 3

1.1K 131 5
                                    

"Yoo Ara-ssi?"

Ara berbalik saat ia menyadari ada seseorang yang sedang menegurnya. "Joshua-ssi?" dirinya begitu kaget melihat sosok Joshua berada di kampusnya. Ara tahu betul kalau Joshua saat ini tidak lagi berkuliah karena memilih untuk terjun ke dunia bisnis. Tapi, apa yang dilakukannya di sini?

"Eotteokhe jinaeseoyo?"

"Jal jinaeseoyo..." jawab Ara sambil tersenyum. "Apa yang kau lakukan di kampusku?"

"Benar... aku juga tidak tahu apa yang aku lakukan di sini..." tawa Joshua.

"Mwoya? Itu aneh..." gumam Ara pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku tidak tahu apa alasannya, yang jelas aku hanya merasa ingin bertemu denganmu. Makanya aku datang ke sini. Apa kau punya waktu?"

"N...ne... aku baru saja selesai dari kelas."

"Kalau begitu bisakah kita mengobrol sambil berkeliling kampusmu ini?"

Ara mengangguk. Dia sebenarnya sedikit senang dapat bertemu dengan Joshua lagi. Setidaknya dia hari ini tidak akan kesepian sampai waktu kerja part-time nya tiba. Shim Jihyun tidak kuliah hari ini, Ara bisa mati kebosanan jika harus menunggu sampai jam tiga sore.





"Jadi kau sudah tinggal bersama dengan adikmu sejak umur enam belas tahun?" tanya Joshua. Mereka memutuskan untuk duduk di kursi taman kampus dan mengobrol. Kali ini mereka membahas tentang keluarga Yoo Ara.

"Eung, eomma kecelakaan dan meninggal. Sedangkan Appa – dia sudah lama pergi meninggalkan kami dan tidak tahu ke mana."

"Kau pasti sangat kebingungan saat itu... aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku yang berada di posisimu. Di umur enam belas tahun, aku hanya memikirkan tentang bermain dan bermain. Belum bisa memikirkan bagaimana mencari kerja untuk menghidupi dirimu sendiri dan adikmu..." Joshua berhenti berbicara dan menoleh ke Ara. "Aku mengagumimu, Ara-ya..."

"Heo?"

.

.

.

.

.


Sementara itu tak jauh dari sana, sekelompok mahasiswa laki-laki baru saja keluar dari ruang kelas. Mereka adalah Choi Seungcheol, dan teman-temannya.

"Seungcheol, kau mau makan di mana hari ini?" tanya Jeonghan sambil merangkulkan tangannya ke Seungcheol. Namun pemuda itu hanya diam di tempat dengan pandangan matanya yang terpaku pada bangku taman. Ya – dia sedang melihat Ara. Ara bersama dengan pemuda asing, mungkin itu yang bernama Joshua – pemuda yang diperkenalkan Kim Mingyu pada Ara kemarin.

"A...aku sepertinya tidak ikut makan bersama kalian." kata Seungcheol lalu melangkah pergi.

Seungcheol segera melangkahkan kakinya menuju taman. Dia tidak berniat untuk menghampiri Ara dan Joshua. Dia hanya penasaran tentang siapa Joshua sebenarnya dan yang terpenting – apa yang sedang ia bicarakan dengan Ara.

"Eung... Mingyu banyak menceritakan hal-hal tentangmu. Aa... sebenarnya aku yang bertanya padanya. Aku sungguh penasaran padamu sejak kita bertemu satu minggu yang lalu. Dan mungkin sejak saat itu aku rasa aku mengagumimu..."

Ara tersenyum malu. Dia bingung ingin menjawab apa. Dia malah penasaran dengan apa saja yang diceritakan Kim Mingyu – tidak, pasti Jihyun juga ikut bercerita. Apa yang mereka katakan pada Joshua tentang dirinya? Jujur, Ara tak pernah secanggung ini di hadapan laki-laki. Dulu sewaktu dia bersama Seungcheol, Ara tidak secanggung ini.

A Girl Who Can't Break, A Boy Who Can't LeaveWhere stories live. Discover now