Chapter 6

967 129 6
                                    

Baiklah, sepertinya hari ini Ara sudah kembali menjadi Yoo Ara yang biasanya. Yoo Ara yang berangkat ke kampus dengan senyuman. Tentu saja – lihat siapa yang berada di sampingnya. Pemuda yang sudah lama tidak berada di sisinya – Choi Seungcheol.

"Aigoo... apa kau semakin kurus? Lihat tanganmu ini... semakin kecil saja!" keluh Seungcheol.

"Itu bagus. Bukankah kau selalu bilang kalau badanku ini terlalu gendut?"

"YA! Tapi kalau mendadak kurus seperti ini, itu tidak sehat namanya."

Seungcheol mengacak rambut Ara, lalu kembali mengenggam tangan Ara dengan erat – seakan-akan dia tidak akan pernah melepaskan tangan itu. Mereka pun berjalan memasuki gerbang kampus bersama. Namun sepertinya hari ini sedang ada pengumuman yang menarik perhatian para mahasiswa Konkuk University.

"Mwoya? Ada pengumuman apa?" tanya Ara.

"Molla. Kita lihat saja..."

Shim Jihyun berada di antara para mahasiswa itu. Entah kenapa ekspresi wajahnya terlihat sedang tidak baik. Jihyun tampak panik, apalagi saat dirinya menyadari kehadiran Ara dan Seungcheol di sana.

"Ara-ya..." panggil Jihyun pelan, dengan wajahnya yang semakin terlihat khawatir. Melihat wajah sahabatnya yang seperti itu, Ara melepaskan gandengan tangan Seungcheol dan menerobos keramaian untuk melihat pengumuman yang ada di mading.

Mulai hari ini mahasiswa bernama Yoo Ara telah dikeluarkan dari Konkuk University dengan alasan administrasi.

Deg!

Ara tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namanya ada di sana sebagai mahasiswa yang dikeluarkan dari kampus. Seungcheol yang melihat itu merasa bahwa emosi di dalam dirinya saat ini kembali memuncak. Ia kembali merasakan hal yang sama seperti pada saat membaca pengumuman tentang dicabutnya beasiswa Ara beberapa bulan yang lalu. Tak lain tak bukan – ini adalah ulah ibunya.

"Ara-ya... ikut aku!" kata Seungcheol lalu menarik tangan Ara pergi dari sana.

.

.

.

.

.

.

BUUKK!!!

Deretan karyawan perusahaan dikagetkan dengan seseorang yang membuka pintu secara tiba-tiba. Mereka sedang rapat, bagaimana bisa ada seseorang yang mengganggu rapat mereka. Apalagi yang melakukannya adalah Choi Seungcheol – putra atasan mereka. Park Taeyeon yang duduk di barisan paling depan ruang rapat langsung berdiri menyaksikan kehadiran putranya, bersama dengan seorang gadis.

"Apa yang kau lakukan, Choi Seungcheol?" tanya Park Taeyeon.

Seungcheol hanya memasang ekspresi marah pada ibunya. "Kita lanjutkan rapat kita satu jam lagi. Kalian silahkan kembali ke pekerjaan masing-masing..." pesan Park Taeyeon yang membuat para karyawan satu per satu meninggalkan ruang rapat.

"Apa lagi yang kau lakukan, Eomma?" bentak Seungcheol kepada ibunya.

PLAAKK!!

Park Taeyeon menampar Seungcheol. Ara yang berada di sana benar-benar tidak menyangka dengan tanggapan wanita itu saat Seungcheol melabraknya. Seungcheol sendiri tidak percaya jika ibunya akan menamparnya seperti ini – lagi.

"Kau berani membawa gadis ini ke sini?" tanya Park Taeyeon dengan matanya yang melotot. "Kau benar-benar lancang, Choi Seungcheol!"

"Aku membawa Ara ke sini untuk menunjukkan padamu kalau aku tidak akan pernah lagi meninggalkannya. Terserah eomma ingin melakukan apa. Aku..." Seungcheol meraih tangan Ara dan menggenggamnya. "Aku tetap akan bersama Ara."

A Girl Who Can't Break, A Boy Who Can't LeaveWhere stories live. Discover now