[2] Truth or Dare

88 11 6
                                    

Pena yang berputar pun memilih untuk berhenti di depan Ashton, yang memutarnya.

"Pena sayang majikan tuh," kata Sheryl terkekeh. "Truth or dare, Ton?"

"Jangan manggil gue Ton, kayak manggil Syaiton tau nggak?"

"Lebih enak dipanggil Ton tapi, gimana dong?" kata Sheryl sambil menunjukkan wajah sok murung sok lucu. Singkat aja jadi SMSL.

"Truth or dare, Ashton? Gatel nih gue."

Ashton pun menaruh tangannya di dagu, memasang pose berpikir. "Dare."

"Wah, mental yang sangat berani," kata Michael.

"Hm, apa ya?" Tiara pun mulai berpikir. "Yang cepet aja deh. Pasang display name jadi Landak Seksi. Seminggu tapi, ya."

"Fak? Lo nggak bisa lebih kreatif dikit gitu, Ra?"

Tiara pun menggeleng lugu.

"Ah, nggak mau."

"Cupu lo, Setan," ejek Michael.

"Ih, masalahnya ituan," kata Ashton mencari alasan. "Gebetan gue, dia phobia sama landak!"

"Mana ada orang phobia sama landak? Alesan lo aja. Gebetan juga nggak punya lo," ejek Michael lagi.

"Udah, Michael. Sebagai sahabat Ashton, kita harus percaya sama dia," kata Tiara yang membuat Ashton nyengir kesenangan. "Gebetan hayalan lo itu, phobia sama landak kan? Kalo gitu, gantinya jadi biawak aja. Jadi Biawak Seksi. Oke?"

Ashton pun cemberut. Tetapi kemudian mengambil ponselnya dan mengganti namanya sesuai suruhan Tiara.

Lalu, pena mulai diputarkan lagi, dan mengarah pada Sheryl.

"Yes! Sheryl, truth or dare?"

"Truth."

Kali ini Michael yang berbicara. "Pernah suka sama Ashton nggak?"

"Tai."

"Mampus lo, Sher!" ejek Ashton.

"Ya udah deh, gue mah nggak banyak alesan kayak Ashton," kata Sheryl. "Jawabannya iya. Tapi jangan ge-er. Itu setahun yang lalu sebelum gue tau kalo Ashton anaknya kayak gimana."

"Cieee!" ledek Tiara dan Michael berbarengan. Tapi sayangnya Sheryl tidak peduli.

Mereka berempat melanjutkan bermain Truth or Dare. Selama 10 menit bermain, pena yang diputar Ashton tidak pernah mengarah ke Tiara. Dan hal itu membuat Michael jengkel, apalagi Michael yang paling sering kena.

Kali ini, pena yang diputarkan oleh Ashton mengarah pada Tiara, membuat ia meringis.

"Yes! Kena juga 'kan lo, Ra!" Michael tersenyum penuh kemenangan. Sejak awal permainan Truth or Dare ini, memang pena yang diputar Ashton tidak pernah berhenti di Tiara dan lebih sering berhenti di Michael.

"Truth or dare?" tanya Michael. "Truth aja, Ra!"

Tiara pun tersenyum licik. "Dare aja lah."

Mungkin menurut Tiara, Michael menyuruhnya untuk memilih Truth agar cowok itu bisa menanyakan hal yang aneh-aneh. Padahal, Michael hanya menjebaknya.

"Mampus lo, Ra, masuk jebakan gue," kata Michael sambil tertawa heboh yang dibalas dengan alis terangkat oleh Tiara. "Yang ngasih dare gue aja, ya."

"Gue aja dong, Mike! Mau bales dendam gue. Dikira nggak malu display name gue jadi Biawak Seksi selama seminggu?" kata Ashton.

"Mending gue aja deh. Gue juga mau bales dendam sama si Tiara," kata Sheryl.

Tiara memutar matanya. "Itu namanya resiko, cuy. Sesama manusia nggak boleh dendam."

"Lah, lo kan hewan, Ra. Boleh dong dendam?" sahut Michael yang dihadiahi tawa serta anggukkan setuju dari Ashton dan Sheryl.

"Bangsat."

"Eh, cewek kok ngomong kasar?" Michael pun merangkul Tiara. "Udah, gue aja yang ngasih dare. Dijamin rasa dendam lo semua kebayar, dah."

Yang dirangkul pun melepas rangkulan Michael dengan ogah-ogahan. "Ngomul lo pada. Gece udah, darenya apa?"

"Oke. Langsung aja nih. Pegangin jantung lo biar nggak loncat," kata Michael yang lagi-lagi dijawab dengan tampang datar oleh Tiara. "Gue tau kalo lo suka sama Kak Calum. Jadi gue minta, lo nembak dia di kantin. Hari ini juga."

•••

Yap, sebagian part ini ada di prolog. Next part→Tiara nembak kak Calum di kantin!!

Forced [cth]Where stories live. Discover now