Empat

122 48 8
                                    

Nadine POV

"Makasi yaa Van udah nganterin gue pulang," ucapku dari balik kaca mobil Vano.

"Sip, nanti kapan-kapan kita jalan bareng lagi yak," ucap Vano dengan nada santai.

'Jalan setiap hari sama lo juga gue mau Van,' ucap ku dalam hati.

"Yuk deh, kapan-kapan lagi ya," ucap ku sambil tersenyum ke arah Vano.

"Ya udah gue pulang ya byee," ucap Vano pamit kepada ku dan menghidupkan mobilnya.

Vano melambaikan tangannya ke arahku lalu aku membalas dengan lambaian tangan sambil tersenyum.

Vano sudah pergi dengan cepat, aku masuk ke dalam rumah lalu pergi ke kamarku.

Sebelum ke kamar aku sempat melihat Nandini yang sedang menonton tv. Aku meliriknya sekilas lalu Nandini membalas dengan menatapku sinis.

Aku masuk ke kamarku dan membuka bungkus novel yang kubeli tadi.

Aku melihat novel yang diberikan Vano tadi. Dengan cepat aku mengambil buku tersebut dan membuka halaman pertamanya. Disana ada sebuah surat. Aku membukanya perlahan dan membacanya dalam hati.

'Cinta itu bukan tentang seberapa lama kamu mengenali dirinya. Cinta itu berawal dari ribuan jam yang kamu lalui bersama dengan 'dia' yang perlahan membuat kamu tau apa arti cinta sebenarnya melalu dirinya bukan melalui quotes yang kamu baca.

Kalo lo udah baca gue harap lo jangan kaget ya. Gue tau kita baru kenal 1 hari dan itu udah buat gue tau kalo gue udah mulai suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu. Gue gak mau bilang cinta karena jujur gue belum tau apa itu definisi cinta. Jadi yang gue tau, gue cuma pengen buat lo seneng. Gue pengen ngehabisin banyak waktu sama lo. Cukup 1 hari lo udah buat gue suka sama lo. Gue gak tau kenapa bisa suka sama lo. Intinya gue suka aja.

Okay gue tau gue gagal buat bikin kata-kata romantis. Yang penting yang harus lo lakuin sekarang read line dari gue karna gue gak mau kelamaan nunggu.

Thxx juga buat hari ini ya'

Senyuman tercetak di bibirku. Dengan segera aku mengambil ponselku dan benar saja ada satu pesan dari Vano.
Dengan cepat dia membuka pesan tersebut dan membacanya dalam hati.

On Line

Giovano Reynaldi: Holaa Dinn, gimana udah dibaca suratnya? Gue harap lo gak nganggep gua tukang modus yoo.

Nadine Algera: Ah elahh, bahasa luu sok ngartiin apa itu cinta lagi, tapi btw gue suka bukunya kok. Inget BUKUNYA bukan SURATNYA.

Giovano Reynaldi: Udah kalo suka bilang aja:)

Nadine Algera: emot lo jijik ih

Giovano Reynaldi: tapi lo suka kan?

Giovano Reynaldi: Eh lo udah beneran baca kan?

Nadine Algera: Engga tuh, iya gw udah baca kok.

Giovano Reynaldi: Trus gimana?

Nadine Algera: Gimana apa nya?

Sedari tadi senyuman itu sudah tercetak jelas di bibir Nadine. Jantungnya berdetak sangat kencang. Ia merasa pipinya sudah memanas dari tadi.

Giovano Reynaldi: Ya kita gimana?

Nadine mengerti apa yang dimaksud oleh Vano. Tapi apakah secepat ini? Bahkan mereka baru kenal tadi pagi.

Nadine Algera: Kita baru kenal tadi pagi Van.

Giovano Reynaldi, Oh iya ya , kalo gitu mulai besok pagi gue anter jemput lo ya.

Nadine Algera: Serah lu dah Van.

Percakapan singkat itu berakhir. Hati Nadine senang bukan main. Rasanya seperti ada yang menghidupkan kembali jiwanya. Tapi tanpa diketahui Nadine di lain tempat Vano sedang berbahagia, bukan karena ia mulai berhasil mendapatkan hati gadis tersebut. Tapi karena rencana yang ia susun sudah mulai berjalan dengan baik.

●●●

Holaa semuaa maaf ya update nya lamaa. Inget tinggalin jejak yakk:)"

Our HistoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora