Pendahuluan

14.2K 1.1K 292
                                    

Bahagia itu sangat sederhana dan bisa didapatkan dengan cara mudah. Karena semuanya berawal dari mindset kita tentang kebahagian itu sendiri.

Bukan tentang menjadi yang terbaik atau yang selalu terpenuhi. Tetapi menikmati apa yang kita miliki dengan perasaan lapang dada atau berbahagia karena kita tidak kekurangan. Manusia harusnya berhenti mencari apa yang tidak dia punyai, dan lebih menghargai apa yang sudah dia miliki.

Karena tidak ada yang kekal di hidup ini. Sekali kau tersadar, semuanya akan berubah dan menghilang. Sesuai dengan teori perubahan, Satu-satunya yang tidak akan pernah berubah didalam hidup ini, adalah perubahan itu sendiri.

Jadi daripada menyesali kekurangan, lebih baik menghargai kelebihan kan?

Aku sendiri adalah orang yang percaya kalau bahagia itu datang dari hal terkecil sekalipun. Cukup tutup matamu, lapangkan hatimu, berfikirlah kalau tidak semua orang mendapatkan apa yang sudah kau dapatkan saat ini. Lalu buka matamu lagi, dan tersenyum. Semuanya akan jauh lebih baik.

Aku bukannya berlagak seperti Ghandi, atau Mother Theresa. Terutama bukan Mother Theresa karena dia wanita dan aku masih sangat yakin kalau aku laki-laki. Masih laki-laki.

Tapi aku bicara dari pengalamanku.

Kalau aku adalah orang yang selalu mencari hal besar untuk bahagia, maka tamatlah riwayatku sejak dulu. Sejak Mamaku meninggalkan aku dan Ayah. Atau semenjak dokter bilang aku tidak bisa main basket lagi, setelah jatuh dari atas pohon waktu usiaku masih 12 tahun. Atau waktu Namja memutuskan hubungan kami yang sudah bertahan selama dua tahun di SMA hanya karena dia baru sadar kalau dirinya menyukai senior kami yang sudah membayari makan siangnya. Padahal kalau dia bilang padaku dia tidak punya uang waktu itu, pasti ku pinjamkan. Tapi ya sudahlah.

Intinya aku pasti bakal menderita kalau tidak mulai belajar berfikir positif.

Misalnya saja, mungkin Ibu kandungku bukannya berniat untuk meninggalkan aku dan Papa. Tapi waktu dia sedang berlibur ke sebuah pulau eksotis seorang diri, dia terjebak disebuah pulau dengan pasukan Megalodon yang terus mengitari pulaunya 24 jam non-stop sampai dia tidak bisa pulang. Lalu Ibu bertemu dengan penduduk setempat, dan sebagai manusia satu-satunya di pulau itu, mereka berkewajiban bereproduksi dan melanjutkan hidup. Kurasa sampai sekarang dia masih terjebak disana. Tapi tidak apa-apa... Lagipula sekarang Papa sudah bertemu dengan wanita lain yang jauh lebih baik. Mereka bahkan memberiku kakak tiri yang cantik.

Atau kenapa aku tidak bisa main basket lagi, Karena aku orang Asia. Aku mungkin tidak terlalu pintar di bagian ilmu eksak, tapi guruku bilang aku jenius dalam hal musik. Dan tidak seharusnya seseorang menjadi sangat sempurna. Maksudku, atlit basket, tampan, menggairahkan... jenius pula? Bisa-bisa aku diculik karena kesempurnaanku.

Lalu Namja, sebenarnya selama beberapa bulan aku kesulitan mencari hal positif untuk dikatakan pada diriku sendiri tentang ini. Aku menyukai Namja sejak lama, dia cinta pertamaku. Dengan rambut hitam bersinar yang suka dia kucir tinggi. Serta tindikan dihidungnya, membuatku jatuh hati.

Tapi sekarang, akhirnya aku tau hal positif kenapa Namja memang sebaiknya memutuskan hubungan kami. Hal positif itu sekarang sedang berjalan masuk ke dalam kedai kopi yang sama denganku. Dengan rambut ungu gelap, kulit putih pucat, dan senyum yang nyaris membuatku mimisan.

Berdiri di depan counter dan menyebutkan pesanannya.

Kalau saja aku tidak putus dengan Namja, memperhatikan bokong yang di balut jeans seperti sekarang ini pasti dinamakan selingkuh. Dan itu dosa. Sukurlah aku tidak melakukan dosa.

Wanita itu memperhatikan sekelilingnya dengan gelas kopi dingin ditangannya. Dia tampak memperhatikan satu-persatu meja yang dipenuhi dengan mahasiswa yang sedang beristirahat makan siang.

DestinyWhere stories live. Discover now