07. Care

8.9K 1.1K 63
                                    

"Sajangnim, aku sudah selesai dengan piring-piring kotornya. Aku akan pulang sekarang."

"Eyy.. Jangan panggil aku dengan seperti itu. Akan terdengar tua jika kau menyebutku sajangnim." Decak Yoongi.

"Ditempat bekerja aku harus memanggilmu begitu." cengir Raerin.

Yoongi mencibir. "Kalau gitu aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu." Ucap gadis itu cepat. "Aku tidak mau merepotkanmu. Lagipula aku ingin mampir ke suatu tempat."

"Kau mau kemana? Aku akan mengantarmu kemanapun kau pergi. Jadi, tunggu disini dan jangan kemana-mana. Aku mau ambil jaket dan dompet diruanganku."

Yoongi pun berlari kecil meninggalkan Raerin. Namun sayangnya saat pria itu kembali, dia tidak menemukan gadis itu disana.

"Gadis nakal."

Sementara itu Raerin sudah ada dipinggir jalan kota Seoul. Gadis itu berniat untuk ke toko buku, membeli buku kumpulan soal untuk ujian akhir nanti.

Dan disaat perjalanan pulang dari toko buku, hujan tiba-tiba turun. Gadis itu cepat-cepat berlari mencari tempat untuk berteduh dan akhirnya ia berteduh didepan sebuah minimarket. Ia memegang erat tali tas selempangnya. Wajahnya nampak sangat kebingungan. Ia harus segera pulang kerumah tapi malah terjebak hujan disini.

Sebenarnya tanpa sepengetahuan Raerin, didalam minimarket itu ada Taehyung. Pria itu sedang membayar minumannya dikasir. Ketika Taehyung baru saja akan keluar dari minimarket itu, ia melihat Raerin berlari menerobos jalan ditengah hujan yang lebat.



Diluar hujan masih belum juga reda. Raerin melihat ke arah luar jendela sambil menarik selimut hingga menutupi lehernya. Tubuhnya menggigil akibat kehujanan. Petir menyambar beberapa kali dan bayangannya terlihat jelas dijendela. Gadis itu menggeliatkan tubuhnya kesamping, memejamkan matanya tapi ia belum bisa tidur saat ini.

Pikirannya terbang ke masa lalu dimana ibu dan ayahnya masih ada dirumah ini, juga Taehyung masih berada disini. Mungkin ini salahnya yang telah masuk ke dalam kehidupan Taehyung. Jelas-jelas saat itu Taehyung tidak suka melihat Tuan kim-ayah Taehyung menikah dengan ibunya.

Raerin akhirnya terlelap dalam tidurnya.

Ketika pagi hari menjelang, gadis itu terbangun dengan wajah pucat. Keringat dingin mengalir dipelipisnya. Dia melirik alarm diatas meja nakas yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Dengan sedikit terpaksa, ia menyibak selimut dan bersiap untuk ke sekolah.

Seperti hari-hari sebelumnya, gadis itu belajar hingga sore, mengingat ujian akhir sudah didepan mata. Tentunya ia menginginkan nilai yang memuaskan agar ia bisa masuk Universitas Seoul. Dia tidak peduli dengan kesehatannya yang sedikit menurun. Ketika hari telah menjelang sore, Raerin pun pulang dan kembali dikejutkan oleh kehadiran Taehyung di depan gerbang sekolah. Pria itu sedang bersandar di motor sport-nya.

"Naiklah."

Gadis itu hanya menatapnya sejenak lalu berjalan melewatinya.

Taehyung membuang napasnya kasar. Sebelah tangannya menahan lengan Raerin. Namun, dengan cepat Raerin menepisnya. Jujur saja, gadis itu masih sakit hati mendapat perlakuan Taehyung kemarin. Mengenai ancamannya untuk menghajar Yoongi, jika yoongi tau hubungan mereka sebagai kakak-beradik.

Taehyung mendekat ke arah Raerin. Sementara gadis itu hanya terdiam. Jauh dilubuk hatinya ia menginginkan pria itu disampingnya. Dia tidak memiliki siapa-siapa kecuali pria dihadapannya saat ini. Ya, Kakaknya yang sulit ia pahami akan sifatnya. Kakaknya yang membencinya sejak mereka masih kanak-kanak. Meskipun memang mereka tidak sedarah.

Saat ayah Raerin meninggal, ibunya menikah lagi dengan Tuan Kim-ayah Taehyung. Sementara ibunya Taehyung sendiri juga telah tiada. Saat itu Raerin dan Taehyung masih kecil dan suka berebut mainan. Bahkan Taehyung tak mau mengalah.

Dan semenjak kepergian Tuan kim karena kecelakan, Taehyung pergi dan memilih hidup sendiri. Tapi tak lama Raerin yang malang juga ditinggal oleh ibunya. Sungguh tragis.

Raerin masih belum berpindah dari tempatnya saat Taehyung semakin mendekat. Gadis itu menunduk, memilih menatap sepasang sepatunya. Tiba-tiba saja Taehyung mengangkat dagunya sehingga ia harus berhadapan dengan wajah tampan Taehyung yang ia takuti.

"Wajahmu pucat."

Raerin masih diam terpaku. Melihat manik cokelat Taehyung dengan jarak sedekat ini membuat hatinya jauh lebih tenang. Taehyung memiliki mata yang cerah.

Tersadar mereka bertatapan cukup lama, akhirnya Taehyung lebih dulu mengalihkan pandangannya.

Ada apa denganku? batin Taehyung.

Pria itu merasakan sesuatu yang asing saat ia bertatapan dengan gadis ini. Ada perasaan yang bergejolak didalam dadanya. Pria itu memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya kembali berucap.

"Aku akan mengantarmu pulang dan membelikanmu obat. Sekarang naiklah. Jangan menolak atau kau akan tau akibatnya."

Senyum Raerin hampir saja merekah jika saja Taehyung tidak kembali mengancamnya. Nyatanya pria itu masih menakutkan seperti sebelumnya. Raerin menuruti perintah Taehyung dan segera menaiki motor.

Raerin menggunakan tasnya sebagai pembatas antara dirinya dengan Taehyung.

"Pegangan."

Raerin mengangkat alisnya. Benarkah barusan ia mendengar pria itu menyuruhnya berpegangan?

Apa aku tidak salah dengar?

Pelan-pelan Raerin meraih ujung jaket Taehyung dengan jarinya. Hanya dengan jarinya. Lucu sekali. Itu sama saja bukan berpegangan.

Taehyung memutar bola matanya. Lalu menarik tangan Raerin untuk melingkar dipinggangnya. Gadis itu sangat terkejut saat tubuhnya terdorong kedepan dan membuatnya menyadar pada punggung Taehyung.

Ini pertama kalinya Raerin begitu dekat dengan Taehyung tanpa ada jarak sedikitpun. Ia berharap agar pria itu tidak merasakan debaran jantungnya.



Haii haiii semua!! 😆😆
Udah baca?

Jangan lupa vote dan comment yaa.. Biar yoshioka tambah semangat nulisnya! 🐰

*Gomapta* 😘😘

23 Agustus 2016

Diabolic || KthWhere stories live. Discover now