1. pertemuan takdir

16.7K 798 14
                                    

Evelyn POV

Malam ini aku pulang larut karna di tempat kerjaku hari ini pelanggan ramai sekali jadi pulang larut malam. Aku berjalan sendirian karna angkutan umum sekarang pasti nya sudah tidak ada. Ketika saat aku berjalan menuju rumahku yang sedikit lagi akan sampai, aku melihat seseorang sedang duduk di pinggiran jalan dekat lampu jalan dengan keadaan yang bisa di bilang cukup mengenaskan. Bagaimana tidak orang itu seperti habis di tikam dengan benda tajam. Badan nya yang penuh luka sayatan, Mengeluarkan banyak darah,dan lain-lainnya.

Aku yang saat melihat itu langsung menghampirinya tanpa berpikir panjang lagi. Apa dia itu orang jahat atau tidak, aku tidak peduli. Sekarang yang penting adalah aku harus menolongnya.

Saat aku sudah berada di depannya, aku berjongkok di depannya dan melihat wajahnya. Orang itu, dia tidak terlihat kesakitan hanya menatap lurus ke bawah dengan pandangan yang er... dingin. Mungkin.

"Em... maaf. Apa anda baik-baik saja?" Tanyaku. Aish... kenapa kau bodoh sekali sih. Tentu saja dia sedang tidak baik-baik sekarang. Batinku.

"......"

"Maafkan aku. Aku ini memang bodoh. Kau mana mungkin baik-baik saja. Kau terluka. Baiklah sekarang aku akan membawamu ke rumah sakit terdekat disini. Ayo" kataku sambil membantu nya berdiri dengan memegang tangannya terlebih dahulu.

Tapi saat kami akan melangkah. Orang itu mengatakan "jangan. Kumohon. Kau saja yang merawatku. Aku tidak ingin ke rumah sakit. Aku ingin kau yang merawatku. Jika kau keberatan/tidak mau merawatku, Lebih baik kau pergi dan tinggalkan saja aku di sini" katanya.

'Apa dia bodoh ? Mana mungkin aku meninggalkannya sendirian di sini. Dia sedang terluka parah. Oke baiklah aku mengalah. Aku akan merawat luka nya di rumah saja. Sehabis itu aku akan mengantarkannya pulang lalu menjalani hari-hariku seperti biasa.' Batin ku.

"Oke baiklah kalo itu mau mu aku akan membawamu ke rumahku, lalu mengobati lukamu, lalu mengantarmu pulang saat besoknya. Karna sekarang sudah terlalu larut malam untuk keluar dari rumah. Bagaimana ?"

"Hhhmmm...."

"Ya sudah, ayo"

Lalu aku dan orang yang tidak aku ketahui nama nya ini berjalan menuju rumahku yang tinggal beberapa langkah lagi.

***********

Saat sampai di depan rumahku. Aku langsung mengambil kunci rumahku di dalam tas,membuka nya,lalu masuk masuk kedalam.

Aku membawa orang itu ke sofa ruang tv. Aku langsung pergi ke dapur mengambil kotak P3K itu,air didalam baskom dan beberapa handuk.

Berjalan kembali ke ruang tv. Lalu langsung duduk di sofa yang sama dengan orang itu.

"Maaf. Aku belum mengetahui namamu. Em...maaf, nama mu siapa ?" Kataku sambil membuka kotak P3K.

"Rafael. Rafael edward alexander."

"Oke rafael. Namaku evelyn rose dowson. Kau bisa memanggilku eve atau evelyn." Kataku sambil tersenyum pada nya.

Aku membersihkan luka nya yang terus mengeluarkan darah dari wajah nya sampai badannya. Karna jika kalo dilihat lebih teliti luka nya hanya beberapa dan hanya ada di wajah bagian pipi sebelah kiri dan badannya dan beberapa di bagian lengannya.

Tapi jika begitu. Banyak sekali darah yang keluar dari dalam tubuhnya.

"Maaf. Apa aku boleh tau, kenapa kau bisa seperti ini raf ?" Tanyaku.

"Sebaiknya kau tak perlu tau. Masalah pribadi" katanya sambil terus melihat kearahku.

"O...o-ke baiklah... maaf." Kataku gugup. Selama aku membersihkan luka nya. Dia terus memandangi wajahku. Kalian tau ternyata rafael memiliki mata berwarna biru laut yang sangat indah, Wajah yang sangat tampan, Alias sedikit cukup tebal, hidung yang mancung, garis rahang yang tegas dan kokoh membuat bentuk wajah yang sempurna, dan bibir yang tipis. Bisa di bilang rafael sempurna. 'Aish... apa yang aku pikirkan sih. Kau baru bertemu dengannya eve. Belum ada 2 jam. Kau gila eve' batinku.

**********

Setelah selesai membersihkan luka nya aku mengantarnya ke kamar tamu. Mungkin dia akan membersihkan dirinya jadi aku mengambil baju ayahku Dan untungnya aku masih memiliki baju peninggalan ayahku. Dan kurasa ukurannya akan pas untuk rafael.

Oh ya di rumah ini hanya aku yang tinggal seorang diri. Kedua orang tuaku telah meninggal dunia. Aku hanya anak satu-satu nya. Tapi aku masih memiliki bibi dan paman di luar negri.

Setelah dirasa semua telah beres. Aku pergi kekamarku, membersihkan diriku, memakai baju piyamaku, dan berjalan kearah ranjangku. Lalu alam mimpi akhirnya menguasai diriku.

************

My Husband PsychoWhere stories live. Discover now