Chapter 3

6.2K 447 7
                                    


Jinyoung dan Bambam memasuki mansion dengan langkah hati-hati. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, mereka berharap Mark belum pulang dari kantor karena jika ketahuan, pasti mereka dimarahi habis-habisan oleh lelaki arogan berambut kecoklatan tersebut.

"Hebat sekali."

Keduanya baru saja menaiki tangga namun suara berat itu sukses membuat Jinyoung dan Bambam menghentikan langkahnya. Bambam memberanikan diri menoleh kebelakang melihat wajah hyung tidak sedarahnya. Sedangkan Jinyoung tidak berani bergerak, kepalanya tertunduk karena takut. Mark sama sekali tidak tertarik pada adik tirinya sekarang, ia tertarik pada lelaki yang berdiri disamping Bambam yang tidak berani menatapnya.

SRET

"Akh!"

"Hyung jangan sakiti dia."

Bambam panik melihat Jinyoung meringis kesakitan ketika tangannya ditarik oleh Mark dengan kasar.

"Jinyoung hyung tidak salah. Kalau kau ingin marah, marahi saja aku. Tapi aku mohon jangan sakiti Jinyoung hyung."

Mark mengisyaratkan Youngjae agar membawa Bambam kekamarnya. Youngjae segera membawa Bambam keatas, Bambam sempat memberontak tapi Jinyoung menggerakkan mulutnya berkata ia tidak apa-apa. Mark pun menyeret Jinyoung menuju kamar pribadinya yang juga terletak dilantai atas. Sesampai dikamar Mark mengunci pintu kamar lalu mendorong Jinyoung keatas ranjang lalu menghimpitnya.

"Maafkan aku." Lirih Jinyoung dengan mata terpejam karena takut.
Mark menatap bibir merah itu lalu menciumnya cukup lama. Jinyoung masih enggan membuka matanya, ia tampak pasrah jika Mark menyetubuhinya saat ini juga. Ia mengaku salah karena pulang terlambat dan sudah membohongi Mark. Salahkan Shownu yang meminta Jinyoung untuk menemaninya mengobrol hingga lupa waktu.

"Siapa itu Lee Shownu?"
Mata sipit Jinyoung terbuka ketika mendengar nama Shownu dari mulut Mark. Apa Mark mengenal Shownu? Ia berdoa didalam hati semoga Mark tidak melukai Shownu, Shownu tidak tahu apa-apa.

"D-dia..."

"Jauhi dia."

"Dia temanku."

"Tapi aku tuanmu."

Jinyoung langsung mengatupkan bibirnya. Mark beranjak dari tubuh Jinyoung kemudian berbaring disampingnya. Mark menatap langit-langit kamarnya yang dipasang dua benda langit buatan yaitu bulan dan bintang. Kedua sudut bibirnya terangkat ketika melihat bintang buatan yang menyinari langit-langit kamarnya. Bintang itu sempat menghilang tapi sekarang ia sudah menemukannya, hanya saja Mark khawatir tidak bisa menjaga bintangnya dan berpindah ketangan orang lain. Ia bisa gila jika bintang itu pergi lagi darinya.

"Kenapa dia hanya diam? Lalu kenapa dia membawaku kesini?" Batin Jinyoung.

Mark masih saja diam. Pikirannya melayang pada ucapan Jaebum tadi siang.

Flashback

"Berhentilah membodohi dirimu sendiri Mark. Kau bertindak seolah kau kehilangan ingatanmu namun nyatanya kau masih mengingat semuanya. Kau hanya takut... takut pada dirimu sendiri. Sampai kapan kau akan bertindak seperti orang lain huh? Aku tahu kau tertekan semenjak kejadian itu, tapi kau tidak bisa lari dari kenyataan Mark. Ketika kau sudah menikmati kehidupanmu yang baru, dia kembali muncul dan kau lihat sekarang... dia bersamamu, bahkan kalian sudah melakukannya. Itu artinya Tuhan memberimu kesempatan."

"Tapi dia tidak mengenalku."

"Nah! Itulah yang ku maksud. Dia tidak mengenal laki-laki yang bernama Mark, yang dia tahu hanya Yi En."

"Kau bicara berbelit-belit. Kau membuatku semakin pusing."

"Dia sudah menghapus ingatannya tentang Yi En. Mungkin dia masih mengingat kejadian dimana kau menabrak ibunya sampai meninggal, namun dia tidak akan pernah mengingat kenangan manis yang pernah kalian lakukan. Mungkin terdengar konyol, tapi ada beberapa orang yang mengalaminya. Aku tidak tahu menyebutnya dengan istilah apa, intinya Jinyoung mengalami hal itu. Saat ini kau bukanlah Yi En lagi, itu sebabnya kau harus pintar mengambil perhatiannya karena dia hanya mengenalmu sebagai Mark, laki-laki berengsek yang membelinya di klub malam. Mungkin penjelasanku sedikit berbelit-belit, tapi kau memiliki otak yang cerdas untuk memahaminya. Mark, kau menyayanginya bukan? Jadi jangan sia-siakan kesempatan yang ada."

Because of You -Complete-Where stories live. Discover now