Chapter 7

4.3K 360 24
                                    

Arin tampak sibuk membolak-balik buku pelajarannya. Ia murid baru disekolah ini jadi ia harus bekerja keras untuk mengejar pelajaran yang dilewatkannya. Bambam memasuki kelas sambil membawa buku-buku yang sudah lama ia beli. Ia meletakkan buku-buku itu diatas meja Arin. Arin menatap Bambam dengan tatapan bingung. Untuk apa buku sebanyak ini?.

"Aku rasa buku-buku ini cukup membantumu"

"Tidak usah repot-repot" Jawab Arin. Sebenarnya Arin merasa sungkan pada Bambam. Anak ini terlalu baik padanya. Bambam selalu membantunya jika ia mengalami kesulitan disekolah. Arin tidak mengerti, kenapa ia harus berhubungan dengan orang-orang yang dekat dengan Mark. Pertama, ia harus menerima kakaknya menjadi 'tawanan' dirumah Mark. Kedua, ia harus tinggal bersama orang suruhan Mark. Ketiga, ia berteman dengan adik tiri Mark.

"Kenapa kau malah melamun? Kau tidak mau berterima kasih padaku?"

"Hm gomawo" Jawab Arin.

Bambam duduk ditempatnya, disebelah Arin. Ia membantu Arin menjelaskan pelajaran yang tidak Arin mengerti. Selama bersekolah disini, Bambam tidak memiliki seorangpun teman. Bukan karena Bambam murid yang sedikit culun, mereka segan berteman dengan Bambam karena Bambam adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya dinegara ini. Meskipun hanya anak tiri, mereka tetap tidak berani berteman dengan Bambam apalagi Bambam yang tidak banyak bicara. Mereka bicara dengan Bambam seperlunya saja. Mereka merasa iri pada Arin yang dengan mudahnya bisa berteman dengan Bambam.

"Arin, apa kau tidak ingin menemui Jinyoung hyung?" Tanya Bambam.

"Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengannya. Dia terlihat lebih kurus. Aku rasa dia terlalu banyak pikiran"

Bambam mengangguk paham. Ia juga melihat Jinyoung sedikit lebih kurus dibandingkan saat pertama kali ia melihat Jinyoung dirumahnya.

"Jinyoung oppa baik-baik sajakan disana?"

"Hm tentu saja. Aku lihat dia sudah mulai akur dengan Mark hyung. Kau tahu, tadi pagi mereka makan berdua sambil bercanda. Jarang sekali aku melihat mereka seperti itu. Dan aku lihat... kakakmu mulai tertarik dengan kakakku"

"Itu tidak mungkin"

"Tidak ada yang tidak mungkin. Kau tahu istilah benci berubah menjadi cinta? Aku rasa istilah itu cocok untuk kondisi Jinyoung hyung dan Mark hyung sekarang"

"Tidak Bambam. Jinyoung oppa tidak mungkin menyukai Mark oppa. Mark oppa yang sudah... ah sudahlah lupakan"

Arin hampir saja keceplosan mengatakan kalau Mark yang menyebabkan ibunya meninggal.

"Mark hyung yang sudah apa maksudmu?"

Arin hanya diam dan kembali fokus pada bukunya. Sedangkan Bambam hanya bisa merengut karena pertanyaannya diabaikan oleh Arin.

.

Jinyoung kembali menemui Youngjae kali ini ia datang ketempat Youngjae bekerja. Dan kebetulan sekali Youngjae sedang berbincang dengan seseorang didekat pintu masuk. Jinyoung segera menghampiri Youngjae.

"Annyeong haseyo" Jinyoung membungkuk pada Youngjae dan juga rekan Youngjae.

"Jinyoung? Kenapa kau bisa disini?" Tanya Youngjae.

"Apa kau sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu"

"Sebenarnya sangat sibuk sekali. Tapi jika yang ingin kau bicarakan adalah hal penting, jadi tidak masalah"

"Penting. Penting sekali"

"Baiklah. Eunkwang-ssi, aku harus pergi sebentar. Jika ada yang mencariku, katakan aku sedang sibuk. Jinyoung ayo"

Because of You -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang