Chapter 4

4.9K 415 15
                                    

Mark, Jinyoung dan Bambam sedang menyantap sarapan mereka dengan tenang. Tidak, sebenarnya otak Jinyoung tidak setenang sikapnya yang sekarang. Sejak tadi ia memikirkan adiknya yang hari ini pulang dari rumah sakit. Itu berarti Arin akan tinggal di apartemen pemberian Mark, padahal Jinyoung berharap ia bisa tinggal satu atap dengan adiknya.

"Jinyoung"

Jinyoung tersentak ketika Mark memanggilnya. Sontak kepalanya terangkat untuk melihat paras tampan didepannya.

"Hari ini adikmu akan pulang. Semua kebutuhan untuk adikmu sudah ku persiapkan. Dan dia akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Bambam. Jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan lagi"

"Arin tidak akan bisa melakukan apapun tanpaku. Dia masih terlalu muda untuk hidup sendiri"

"Harus berapa kali aku katakan, adikmu akan tinggal bersama dua orang suruhanku. Meskipun mereka orang asing, percalah padaku kalau mereka orang baik. Jangan terlalu memanjakan adikmu"

Jinyoung mulai kesal dengan pembicaraan Mark. Wajar jika ia memanjakan adiknya, Arin adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Apapun akan Jinyoung lakukan untuk Arin asalkan Arin bisa bahagia.

Sementara itu Bambam diam-diam memperhatikan dua orang dewasa didekatnya. Bambam merasa kasihan pada Jinyoung. Karena Mark, Jinyoung tidak bisa tinggal bersama adiknya lagi.

"Tidak bisakah Arin tinggal disini? Aku mohon Mark" Jinyoung kembali memohon seperti hari-hari sebelumnya. Apapun akan ia lakukan agar Arin bisa tinggal bersamanya.

"Tidak Jinyoung. Harus berapa kali aku katakan padamu, aku tidak bisa tinggal dengan orang asing. Sebaiknya kau lanjutkan sarapanmu"

SRET

Jinyoung bangkit dari duduknya seraya menatap Mark dengan tatapan super kesal.

"Kau mau kemana? Duduk ditempatmu dan habiskan sarapanmu"

"Aku sudah kenyang" Jawab Jinyoung datar.

"Park Jinyoung kembali duduk dikursimu!"

Bukannya mengikuti perintah Mark, Jinyoung malah pergi kelantai atas menuju kamarnya. Mark menyudahi sarapannya dan segera menyusul Jinyoung.

Bambam menatap makanannya dengan tidak berselera. Jika sudah seperti ini, pasti Mark akan memarahi Jinyoung lagi. Bambam merasa kasihan pada Jinyoung, ingin sekali ia membantu laki-laki itu hanya saja Bambam tidak punya nyali untuk membangkang pada Mark apalagi ini mengenai Jinyoung.

.

CKLEK

Jinyoung yang duduk diranjang menoleh kearah Mark yang baru saja memasuki kamarnya. Sedetik kemudian Jinyoung memalingkan wajahnya. Ia sangat kesal pada laki-laki arogan ini.

"Apa kau marah? Ayolah Jinyoung. Adikmu akan baik-baik saja tinggal diapartemen yang aku berikan. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku tidak mengekangmu seperti ahjussi-ahjussi mesum yang memperlakukan barang beliannya seperti binatang. Aku ingin kau nyaman tinggal bersamaku, itu saja. Aku tidak ingin kau..."

"Aku tidak akan pernah nyaman tinggal bersamamu" Jinyoung memotong ucapan Mark.

"Kau tahu, kau memang bisa membeli harga diriku tapi kau tidak akan bisa membeli kebahagiaanku. Kebahagiaanku hanya bersama adikku" Lanjutnya.

Mark semakin pusing mengahadapi sikap keras kepala Jinyoung. Ia tidak mungkin melakukan kekerasan lagi pada Jinyoung, bukankah tujuannya ingin membuat Jinyoung nyaman bersamanya? Jadi Mark akan mencoba sedikit bersabar.

"Aku harus berangkat sekarang. Kau tidak perlu menjemput adikmu karena Youngjae yang akan mengurus semuanya"

"Lihat! Bahkan kau melarangku bertemu dengan adikku"

Because of You -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang