1. 2 days before, stupid games!

12.5K 603 116
                                    

Caroline melangkahkan kakinya ke ruang kelas, jam menunjukan angka 4 sore. Seharusnya ia sudah kembali ke rumah satu jam yang lalu. Namun sejak kepindahan kakaknya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, membuatnya tinggal dirumah tersebut sendirian. Caroline benci kesendirian, tanpa seorangpun yang bisa ia ajak berbicara ataupun melakukan beberapa permainan.

"Olin, kenapa bengong?" Alisya menjentik-jentikan jarinya di depan Sang Sahabat kesayangan.

"Sorry, kepikiran PR besok," jawab Caroline berbohong. Alisya menatap sahabatnya sambil mengerutkan dahi.

"Lo mesti kursus bohong sama gue, jadi orang kelewat polos gini. Nyebelin tau gak!" balas Alisya sambil mencubit kedua pipi tirus Caroline membuat gadis itu menjerit kesakitan.

"Aduh..aduh! Ampun Ali ampuun!" pinta Caroline menyerah, "Tapi lo tau dari mana coba kalau gue bohong?" tanyanya.

"Helloo, Princess Olin tercinta, kalau lo lupa, gue itu teman sekelas lo! Masa ia lo ada PR buat besok guenya gak ada! Kan lucu baby," jitakan keras Alisya layangkan kekepala Caroline.

"YAK!!! Lama-lama gue bisa jadi bloon kalau lo jitak terus, bego!" kini Caroline balas menoyor kepala sahabatnya. Kalau ia menjadi bodoh, Alisya harus sama bodohnya. Enak saja Caroline masuk neraka sendirian.

"Lo kenapa sih?" Alisya memasang mimik serius diwajahnya.

"Ga kenapa-napa Ali, gue cuma males pulang itu aja!"

"Ya udah gak usah pulang! Gitu aja kok ribet?"

"Ya terus ngapain kalau gak pulang?"

"Main uno?"

"Bosen! Barusan juga kita habis main uno!"

"Ya udah lah balik aja,"

"Ish... lo nyebelin ah!" bentak Caroline merajuk.

"Senyebel-nyebelinnya gue, lo masih juga temenan sama gue,"

"Serah ae lah mbak! Seraaahhh!" Caroline mengambil langkah lebar memasuki kelas mereka, meninggalkan Alisya.

"Ya elah, ngambek! Cemen banget sih lo jadi cewek," ejek Alisya sambil mensejajarkan langkahnya dengan langkah Caroline. Gadis itu membuka pintu kelas dengan kasar sehingga mengeluarkan bunyi 'Braak' keras, membuat beberapa orang yang masih berada dikelas tersebut mengernyit kaget.

"Eh cewek barbar! Bisa gak sih lo buka pintunya pelan-pelan aja, ngagetin tau gak!" bentak Gina.

"Hehehe... sorry sist," jawab Alisya sambil terkekeh, "BTW, kalian lagi ngapain?" tanyanya.

"Main Truth or Dare, kalian mau ikut?" tawar Gina pada Alisya dan Caroline.

"Engga,"
"Ikut dong," jawab Caroline dan Alisya bersamaan. Caroline mendelik kesal kearah Alisya.

"Kenapa? Lo tadi bilang males pulang?" bisik Alisya.

"Lo lupa ya, terakhir kali kita main ToD sama mereka, lo dikerjain habis-habisan," balas Caroline berbisik.

"Ya itu dia, kita balas dendam sekarang,"

"Tapi kan...."

"Mau ikut atau enggak?" tanya Gina tidak sabar.

Caroline menatap teman sekelasnya, Gina, Adit, Doni, Vivi, Leo, dan Tasya. Kemudian mengalihkan tatapan tersebut kearah Alisya, "Gue gak yakin lo bisa balas dendam sama mereka," bisiknya. Keenam orang itu terkenal sebagai tukang gosip nomor satu di seluruh area sekolah.

"Tenang, gue punya kartu As," balas Alisya dengan keyakinan tinggi. Caroline menatap sahabatnya ragu.

"Apaan sih kalian bisik-bisik! Ikut atau engga?" Tasya melirik Caroline dan Alisya kesal.

49 Days Live In Hell [On Going]Where stories live. Discover now