Draft 6

121K 2.4K 236
                                    

Sasha berdiri dengan satu tangan melintang di depan untuk menutupi dadanya yang telanjang dan tangan satunya ia letakkan di bagian pangkal paha, menutupi tempat rahasia dari pandangan yang menelanjangi. Wajah Sasha yang merah padam tertunduk dalam-dalam, menghindari tatapan dua orang pria yang tengah duduk dengan santai di depannya, menikmati pemandangan tubuhnya yang telanjang sesekali menyesap minuman beralkohol.

Salah satu dari pria tersebut, berdecak, seakan tidak puas dengan apa yang tengah dia lihat. Tak lama kemudian pria itu menyerukan sebuah perintah. "Singkirkan tanganmu, Sasha."

Kepala Sasha yang semula menunduk, terangkat. Dengan raut penuh keterkejutan, juga air mata yang sedikit menggenang, Sasha menatap pria yang memberikan perintah padanya. "Ta ... ta-tapi ...," ucap Sasha tergugu-gugu.

"Sasha ...." Tanpa kehilangan ketenangan ataupun menunjukkan kemarahan karena perintahnya dibantah, pria itu menyebutkan nama Sasha. Memperingatkan dengan halus agar Sasha menuruti permintaannya.

Sasha yang telah lama mengenal pria itu, tahu dengan baik segala tindak-tanduknya dan dia tahu konsekuensi yang harus dia tanggung jika tidak menuruti perintah itu dengan segera. Hari-hari berat yang telah Sasha lalui merupakan bukti nyata, membuat dia dengan tidak rela menurunkan tangan yang menutupi tubuhnya seraya diam-diam melemparkan tatapan pada pria lain yang sedari tadi hanya diam menatapnya dengan senyuman di bibir.

Permintaan tolong dalam diamnya tidak terjawab, dan akhirnya tubuh Sasha kini tidak tertutupi oleh apa pun lagi. Menampilkan dengan jelas puncak dada berwarna dadu yang mengeras, mencuat meminta sebuah sentuhan atau mungkin lebih dari itu, serta bulu ikal berwarna keemasan yang telah lembap oleh cairan kewanitaannya di antara kedua kaki.

Sebuah isakan tertahan yang begitu lirih, Sasha keluarkan sebagai sedikit gambaran dari rasa malu yang dapat membunuhnya atas situasi yang tengah berlangsung. Namun tubuh Sasha seperti memiliki pemikiran sendiri. Di bawah tatapan dua pria yang dia kenal baik sejak kecil, tubuh Sasha mendamba begitu hebat. Membuat puncak dadanya semakin mencuat, juga memaksa kewanitaannya memproduksi lebih banyak cairan, seakan mempersiapkan diri bagi kejantanan yang akan masuk dan memberikan Sasha kepuasan yang tidak terkira.

Seakan dapat membaca apa yang tengah Sasha pikirkan, pria yang memberinya perintah, tanpa peringatan menjangkau masuk ke dalam tubuh paling rahasia Sasha. Bukan dengan kejantanan yang Sasha tahu menyaingi milik monster, melainkan dengan tangannya yang kokoh dan panjang. Ketiga jari pria itu mengobrak-abrik kewanitaan Sasha hingga perempuan itu nyaris kehilangan akal.

Jika saja tidak ada orang ketiga di antara mereka, Sasha akan dengan patuh menerima siksaan manis yang dia terima. Namun dengan tatapan lain yang mengamatinya, membuat Sasha membekap mulut untuk menghalangi erangan yang akan keluar dari mulutnya. Secara munafiknya tangan Sasha yang bebas, mencoba menarik tangan pria yang tengah mengaduk-aduk dirinya agar berhenti. Meski sebenarnya yang Sasha ingin lakukan adalah membantu jari-jari pria itu masuk semakin dalam dan membuat dia tenggelam dalam kenistaan.

Hanya saja ... ada pria itu, Sasha tidak berani untuk bersikap seperti yang dia mau. Terkecuali Sasha telah mempersiapkan diri untuk menerima cap 'Perempuan Jalang' di keningnya. Jika saja ... tidak ada pria itu, Sasha akan dengan bangga merengkuh bagian tergelap dalam dirinya yang begitu haus akan kehadiran juga esensi pria yang tengah menyarangkan jarinya ke dalam tubuh Sasha.

Tapi kenyataannya baik dengan kata 'hanya' ataupun 'jika', keberadaan pria itu tidak dapat dipungkiri. Yang bisa Sasha lakukan hanyalah memunafikan keinginannya, meski Sasha tahu, dia terlihat sangat munafik karenanya.

"Edward ...." Sebuah bisikan keluar dari mulut Sasha ketika tangan yang semula membekap mulut kini itu berusaha menarik tangan Edward, agar jari-jari yang menjajah tubuhnya pergi atau jika Sasha tidak melakukan itu dia akan mendapatkan orgasme yang paling memalukan dalam hidupnya.

EroticaWhere stories live. Discover now