Draft 8

15.5K 621 24
                                    

Jari Sasha dengan lincah meloncat dari satu tombol ke tombol lainnya pada papan ketik laptop yang ia gunakan. Menuangkan apa yang semula ia tulis pada notes ke lembar kerja program menulis. Di notes milik Sasha, hanya ada beberapa poin penting yang ia catat agar tidak terlupa. Selebihnya, Sasha mengandalkan otaknya untuk merangkai kata, membentuk kalimat yang menjadi sebuah paragraf.

Sasha tidak ingin mengakui, namun apa yang dilakukan oleh Edward padanya memberikan sebuah efek nyata pada tulisannya. Jika Sasha semula mengandalkan imaji untuk menutupi kekurangpengalamannya dalam hubungan intim dan kenikmatan yang didapat diperoleh atas itu, berkat Edward, Sasha mengetahui dengan baik dan bagaimana mendeskripsikannya. Tidak hanya itu, semua pengalaman yang Sasha dapat melalui Edward, membawanya pada mimpi liar yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Memberi Sasha sebuah inspirasi yang membuat ia dengan mudahnya memenuhi lembar kerja halaman demi halaman. Hal yang sebelumnya sangat sulit untuk Sasha lakukan sejak dipinta untuk merevisi naskah novel yang ia nulis. Tapi, tentu saja Sasha sangat keberatan jika harus berterima kasih dengan Edward. 

Setelah apa yang Edward lakukan dengan segala keintiman yang seharusnya hanya dapat dilakukan oleh orang terpilih tanpa persetujuan, Sasha rasa memanfaatkan pria itu demi tulisannya bukanlah suatu hal yang salah sama sekali. Atas itu Sasha merasa sama sekali tidak berhutang apa pun pada Edward.

Pada akhirnya, saat hari menjelang petang, Sasha yang semula menulis dengan kecepatan tinggi, perlahan melambat. Saat titik Sasha bumbukan pada kalimat di paragraf paling akhir, gerakan Sasha sepenuhnya berhenti. Detik kemudian, tanpa ragu Sasha melemparkan diri ke belakang, untuk jatuh pada tumpukan bantal yang semula menyangga tubuhnya.

Beberapa saat, Sasha berbaring, untuk bersantai setelah menulis tanpa henti sejak ia terbangun dari mimpinya, dilanjuti dengan memuaskan diri untuk kemudian berjibaku dengan komputer jinjingnya untuk menuangkan ide yang meluap. Hanya untuk bangun kembali, meraih kembali laptop yang semula ia sisihkan ke samping. Kali ini Sasha tidak lagi bertujuan untuk menulis. Melainkan mengirimkan naskahnya melalui surel untuk diulas.

...

Sebuah dering pemberitahuan berdering pada ponsel pribadi Edward, yang tergeletak di atas meja kerja mahoni besar yang menempati salah satu sisi ruang kerja Edward. Ruang kerja yang dimaksud, bukanlah tempat di mana Edward dan Sasha bertemu untuk membicarakan kontrak yang berlanjut pada Edward merampas kegadisan Sasha. Melainkan ruang kerja di lantai tertinggi pada gedung yang mengololah bisnis raksasa keluarga Marton.

Edward yang semula fokus pada lembaran berkas baik cetak ataupun elektronik, teralih. Mengambil ponselnya untuk melihat surel yang baru saja datang. Tanpa perlu menebak dengan keras, Edward tahu siapa pengirimnya—Sasha. Karena memang hanya perempuan itu saja yang mengetahui alamat surel yang sengaja Edward buat demi membantu Sasha "mengulas" tulisannya.

Beberapa saat Edward memandangi layar yang menampilkan badan surat. Di sana tertuliskan kata pengantar formal yang Sasha buat sebagai pengiring berkas cerita yang perempuan itu lampirkan. 

Sejak pertemuan terakhir mereka, yang mana secara kebetulan bertemu dengan Arthur—yang merupakan adik Sasha, di restoran. Lalu dengan secara tidak sengaja mendengar percakapan adik-kakak tersebut, menyangkut perasaan Sasha pada Leonis—yang merupakan adiknya sendiri. Edward secara sengaja menghindari Sasha.

Mengenai perasaan Sasha pada Leonis, bukanlah suatu hal yang baru. Bukan hanya Arthur, namun semua yang mengenal Sasha—termasuk Edward sendiri, mengetahui akan hal itu bagaikan sebuah rahasia publik. Yang mana semua orang tahu, namun demi menjaga perasaan orang yang terkait, sama sekali tidak ada yang membahas hal tersebut secara terang-terangan.

Termasuk dengan kedua orang tua mereka pun mengetahui fakta itu. Bukan hanya sekali, baik orang tua Sasha ataupun orang tua Edward, menyiratkan sebuah dorongan halus mengenai hubungan Sasha dan Leonis. Berharap keduanya terjalin pada sebuah perkawinan atau setidaknya, pertunangan.

EroticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang