Part 3

883 138 11
                                    


"Apakah kau yang selama ini memberiku bunga dan gaun serta sepatu ini?" Tanya shinhye. Yonghwa melihat kebawah melihat sepatu shinhye sejenak kemudian tersenyum.
"Ani.. aku saja tak tahu siapa kau sebenarnya, jadi.. bagaimana bisa aku memberimu bunga, gaun dan sepatu yang kau kenakan ini princess.. mungkin jika aku mengenalmu aku juga akan memberikan semua ini, bahkan lebih pada gadis cantik sepertimu" jawab yonghwa mantab.
"Hm.. bagaimana tuan tahu kalau aku cantik? Sedangkan aku saja memakai topeng"
"Entahlah.. aku hanya merasa kalau kau yeoja yang cantik bahkan sangat cantik" yonghwa membelai pipi shinhye dan naik hingga menuju topeng shinhye.
"Jadi.. siapa namamu princess?" Tanya yonghwa kembali.
Yonghwa hampir melepaskan topeng shinhye tapi dengan cepat shinhye mencegah tangan yonghwa dan segera memalingkan wajahnya.
"Maaf tuan, anda hanya perlu tahu kalau saya bukan cinderella yang akan pulang jam 12 malam, saya juga tak akan meninggalkan sepatu saya disini karena bagi saya sepatu ini sangat spesial buat saya, maaf tuan saya harus pergi" shinhye dengan cepat berlari meninggalkan yonghwa.
"Princess.." teriak yonghwa tanpa berniat mengejar yeoja yang belum diketahuinya itu.
"Kau memang bukan cinderella.. kau lebih dari cinderella.. aku pasti menemukanmu" yonghwa tersenyum dan mengambil sebuah kalung yang terjatuh didekat kakinya. Yonghwa yakin jika kalung itu milik yeoja yang berdansa dengannya tadi.
"Ya.. kau bukan cinderella karena cinderella meninggalkan sepatunya bukan kalungnya" yonghwa kembali tersenyum.
****
Keesokan harinya shinhye baru sadar jika kalung pemberian neneknya tidak pada lehernya, shinhye kembali mengecek pakaian yang dipakainya kemarin malam, mungkin saja kalung itu menyangkut di bajunya. Tapi nihil, kalungnya juga tak ditemukan, bagaimana ini?? Keluh shinhye, kalung itu adalah pemberian neneknya sebelum meninggal, dan juga kalung itu adalah kalung yang sama dengan punya eonninya, sandara park.
"apa mungkin kalung itu ditempat yonghwa?" Pikir shinhye, tapi shinhye berfikir bagaimana dia bisa mencari kalung itu dan tidak mungkin shinhye berbicara pada yonghwa dan menyuruhnya untuk mencari kalung itu. Itu sangat konyol apalagi mengetahui sifat yonghwa yang seperti itu, tak mungkin shinhye mau meminta tolong pada yonghwa, jelas yonghwa tak akan percaya padanya.
'Tok..tok..tok'
"Mwo? Siapa yang tahu apartemenku eoh?" Tanya shinhye pada dirinya sendiri.
"Aish.. harus bagaimana aku.." akhirnya shinhye memakai baju hingga menutupi tangannya, ditambah dia memakai sarung tangan. Kemudian memakai masker dan kacamata hitam memakai syal rajutan eommanya dan segera keluar karena bel apartemennya terus berbunyi.
"kiriman bunga agassi.. bisa anda tanda tangan disini?" Tanya pengantar bunga dengan menyodorkan sebuah kertas. Sebenarnya pengantar bunga itu heran, ini bukan musim dingin, dan yang pasti orang yang ditemuinya ini bukan artis atau orang terkenal lainnya. Tapi kenapa dia memakai pakaian yang sangat tertutup sampai ia tak bisa melihat wajahnya.
"Eoh? Atas nama siapa pengirimnya?" Tanya shinhye.
"Mianhae agassi.. pengirim tak menyertakan namanya" shinhye mengangguk.
"Eoh! Gomawo" pengantar bunga itu segera pergi karena dia mulai agak takut dengan shinhye.
Shinhye semakin cemas, siapa yang tahu tentangnya? Tak ada seorangpun yang tahu bahkan appa dan eommanyapun tak tahu jika dia disini.
Shinhye yakin jika orang yg memberikannya bunga ini adalah orang yang sama yang sudah memberikannya bunga di kampus dan juga gaun serta sepatu itu. Tapi masalahnya siapa? Dia kemarin datang ke pesta yonghwa karena ingin tahu siapa yang memberinya bunga, tapi dia malah tak menemukan orang itu yang ada malah dia harus menghabiskan waktunya dengan berdansa dengan yonghwa. Bukannya Shinhye membenci yonghwa, hanya saja ia tak suka sifat semena-mena yonghwa. Yonghwa selalu merasa dirinya sempurna.
****
Sudah seminggu ini Shinhye mencoba mengikhlaskan kalungnya, tapi itu benar-benar sulit. Bagaimana mungkin dia harus mengikhlaskan kalung peninggalan neneknya? Ya walaupun pasti eommanya akan kembali mendesain kalung yang sama persis dengan itu tapi tetap saja beda.
"Aish.. masih sebal dengan yeoja yang berdansa dengan yonghwa minggu lalu, kau tahu? Bahkan yonghwa sedang mencari yeoja itu" kesal seul mi saat dikelas. Sedangkan shinhye menanggapi biasa saja.
"Ah ya.. aku mendengar kalau yeoja itu meninggalkan sebuah kalung, dan masalahnya kalung itu didesain khusus, kalung bisa mengeluarkan cahaya yang Indah jika dipasangkan dengan pasangannya" tanggap salah satu teman seul mi.
"Mwo? Apa maksudmu?" Tanya seul mi dan beberapa temannya.
"Ne.. aku kemarin mendengar dari yonghwa kalau dia mencari tahu asal-usul kalung tersebut karena memang bentuknya yang sangat memukau, dan orang suruhan yonghwa bilang kalau kalung itu adalah milik keturunan Raja pada zaman joseon dahulu, dan hanya dari keturunan mereka yang bisa membuatnya. Kalung itu memiliki pasangannya, setiap kalung bisa dipasangkan dengan cincin maupun gelang, bisa juga sesamanya. Dan jika mereka berdekatan akan memancarkan cahaya yang sangat Indah. Ada yang bilang cahaya-cahaya itu bisa membentuk sebuah gambaran kristal yang terdapat pada masing-masing pasangannya. Jika itu bukan pasangannya maka tak akan menghasilkan sesuatu, ah ya.. dan juga.. setiap keturunan kerajaan itu harus punya sepasang perhiasan itu" jelas teman seul mi panjang lebar, dan seul mi dan beberapa temannya hanya melongo mendengarkan cerita tersebut.
Sedangkan shinhye buru-buru menyembunyikan tangannya. Untungnya dia memang selalu memakai lengan panjang.
Seul mi dan teman-temannya masih sibuk membicarakan kalung itu, sedangkan shinhye sedang sibuk dengan pemikirannya, bagaimana ia bisa mengambil kalung itu dari yonghwa? Apakah harus mencurinya? Ah.. itu tidak mungkin.. bagaimana ia bisa mencuri? Tapi tunggu itu kan miliknya? Bagaimana mungkin disebut mencuri?
Tapi sekali lagi.. ya bagaimana shinhye bisa mengambil kalung itu?
****
Shinhye duduk berdua dengan soo bang di bangku kantin dengan menikmati makanannya.
"Hyung.. kalau kau tidak bertemu princessmu itu mau kau apakan kalung itu?" Tanya minhyuk.
"Hmm.. entahlah, mungkin aku akan memberikanya pada yeoja-yeoja disini, ah.. apa mungkin aku harus memberikannya pada seul mi? Bukankah katanya dia primadona kampus ini?" Tanya yonghwa kepada ketiga sahabatnya.
"Hyung.. kau jangan sembarangan.. kalung itu sangat berhaga untuk dia mungkin hyung" tambah jonghyun.
"Ne hyung kau tak bisa memberikan kalung itu kepada sembarangan yeoja, kalung itu mungkin sangat berarti bagi princessmu itu" bela jungshin.
"Arra, bukannya jika kalung ini penting dia akan mengambilnya dariku eoh? Tapi sampai sekarang dia tak pernah muncul dihadapanku" yonghwa hanya tersenyum sekilas.
Shinhye yang mendengarnya terhenyak, bagaimana mungkin kalung berharga pemberian haelmoninya itu diberikan pada seul mi? Aigoo.. bagaimana ia harus mengambilnya dari yonghwa?
"Soo bang-ah, kau teruskan saja makanmu, aku mau ke atap sebentar" pamit shinhye pada soo bang.
****
Shinhye sedang duduk-duduk di tempat duduk yang terbuat dari Batu yang disediakan disana. Dia sedang memikirkan cara untuk mengambil kalung di tangan Yonghwa.
Tanpa disadarinya seseorang sudah berdiri dibelakang Shinhye dan memakaikan sebuah kalung. Shinhye terlonjak dan menghadap kebelakang.
"Y..Yonghwa?" Shinhye masih terkejut apalagi ketika melihat kalungnya sudah bertengger manis di lehernya.
"A..apa maksudnya?" Yonghwa hanya tersenyum dan mengangkat Shinhye untuk berdiri. Perlahan Yonghwa melepas kacamata dan kedua kunciran Shinhye.
"Aigoo Park Shinhye, apa yang kau pakai ini?" Ucap Yonghwa sambil mengusap pipi Shinhye.
"Seharusnya kau bekerja sebagai make up artis saja, atau artis?" Yonghwa mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada bibirnya.
"A.. apa maksudmu Yong?" Tanya Shinhye tak tenang.
"Ayolah jangan berpura-pura Park Shinhye.. atau kupanggil Sandara Park?" Tanya Yonghwa yang sukses membelalakkan mata bulat Shinhye.
"Ba..bagaimana kau tahu?" Tanya Shinhye memastikan. Yonghwa tersenyum, bukannya menjawab malah dia memeluk erat tubuh Shinhye sambil sedikit menitikkan air mata bahagianya.

Maaf klo nggak jd kurang satu part wkwk..
Happy reading..
Thanks for vote and comment

I'm Not CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang