Istimewa (Bag.A)

12.2K 324 10
                                    

"Kak Mariooo."

Ify gadis berdagu tirus itu berlari menaiki satu per satu tangga rumah nya dengan meneriaki kata 'Kak Mario'.

"Ify, jangan teriak-teriak," nasihat Lyssa -MamaIfy- dari arah dapur saat Ify sudah berada ditangga terakhir.

"Hehe iya, Ma" sahut Ify.

CKLEK...

Ify membuka pintu yang bertuliskan Mario room's lalu masuk ke kamar kakak nya itu tanpa permisi.

"Ya ampun Kak Mario, emang jaman ya cowok ganteng tidur siang," ucap Ify pelan.

"Kak bangun kak."

Ify mengguncang-guncangkan tubuh Mario berharap sang empu terbangun dari tidur nya. Namun, hasil nya nihil, sekeras apapun Ify mengguncangkan tubuh Mario, pemuda hitam manis itu tetap saja tidak bangun.

"Ck!" decak Ify kesal. Mario memang sangat sulit bila dibangunkan saat tidur, tapi Ify punya cara ampuh membuat kakaknya itu terbangun. Ia membuang tas ransel nya ke sofa yang berada di kamar Mario dan merebahkan tubuh nya di hadapan pemuda hitam manis itu.

Ify meniup wajah Mario yang berjarak hanya 10 cm dari wajah nya. Dan cara nya memang ampuh, terbukti dari Mario yang menggeliat.

"Hmmh..."

Mario membuka mata nya perlahan, ia tersenyum melihat wajah pertama yang ia lihat adalah wajah adiknya Ify.

"Masa cowok seganteng lo suka tidur siang sih Kak," ucap Ify membuat Mario terkekeh pelan. Ia menarik tubuh Ify kedalam dekapan nya.

"Hmmm, Ada apa? Tumben pulang sekolah langsung nyamperin gue? Ganggu tidur gue lagi."

Mario menatap Ify lembut. Mengelus kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang. Pipi Ify memanas walaupun sudah sering Mario melakukan itu, tetap saja Ify masih belum terbiasa. Ia pun melepaskan dirinya dari dekapan Mario dan mengubah posisinya menjadi duduk bersila. Mario pun ikut duduk bersila menghadap Ify.

"Jadi?" tanya Mario menatap Ify penuh tanda tanya.

"Gue di ajakin Angel duel basket." Mario menaikkan sebelah alisnya.

"Hubungan nya sama gue apa?" Ify berdecak kesal. Kakaknya ini memang tidak peka.

"Lo kan tau kak, gue nggk bisa main basket," ucap Ify dengan mata yang menatap Mario malas.

"Kalau nggak bisa kenapa nerima tawaran Angel?" Ify menggeram kesal. Sumpah ya punya kakak nyebelin banget.

"Lo mau adik lo yang kece ini ditindas mulu sama nenek sihir itu? Nggak kan? Makanya gue mau lo ngajarin gue basket. Lo kan jago basket."

Mario memang jago basket, dulu saat SMA ia menjadi capten basket dengan kemenangan yang diraih berturut-turut. Sekarang Mario sudah kuliah semester 2 sedangkan Ify kelas XII di SMA Vanquish.

"Oke, sore ini. Kebetulan gue juga lagi nggak sibuk," ucap Mario membuat Ify bersorak gembira. Lalu mencium pipi Mario kilat.

"Sore ini yaaaa."

Ify meraih ransel nya yang berada di sofa dan pergi dari kamar Mario.

Mario tersenyum tipis memandang punggung Ify.

'Gue nggak tau sejak kapan perasaan ini hadir . Yang gue tau, gue sayang lo, Fy, lebih dari seorang kakak sayang ke adiknya.'

---

"Ify, buruan."

Mario berteriak di teras rumah nya. Ia sudah siap dengan pakaian basket nya. Ify keluar dengan pakaian basket lengkap dengan membawa bola basket nya.

Istimewa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang