Istimewa (Bag.E)

5K 221 6
                                    

CKLEK.....

Mario keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap menutupi tubuhnya. Tidak seperti awal yang hanya memakai celana pendek. Ia menghampiri Ify dan duduk di samping gadis itu yang tengah fokus memainkan ponsel milik Mario.

"Lo jomblo kak?" tanya Ify. Oke, ini pertanyaan konyol. Mario menoleh ke arah Ify dengan sebelah alis terangkat.

"Kenapa? Iyalah gue jomblo. Emang lo pernah liat gue bawa cewek ke rumah? Nggak kan," Ucap Mario.

"Terus Ashilla siapa?" tanya Ify.

Mario memutar bola matanya mendengar pertanyaan Ify. Ia malas bila harus membahas Ashilla.

"Ashilla cewek yang selalu ngejar-ngejar gue. Ashilla cewek yang selalu berharap sama gue. Dan Ashilla cewek yang selalu ngorbanin apapun buat gue."

Mario membayangkan bagaimana Ashilla selalu mengikuti nya di kampus kecuali ke toilet dan bagaimana Ashilla mengorbankan dirinya yang rela terkena tonjokan Gabriel saat ia dan Gabriel berkelahi. Tapi, sebesar apapun pengorbanan yang di lakukan Ashilla tetap saja hati nya tidak bisa mencintai gadis itu. Tidak bisa menggantikan nama Ify di hati nya menjadi nama Ashilla.

"Kak Ashilla baik dan kenapa lo nggak jadian sama dia?" tanya Ify. Ia mencoba menahan rasa sesak dalam dada nya. Oh ayolah mana mungkin ia rela Mario jadian dengan Ashilla?

"Karna gue udah punya seseorang yang gue sayang lebih dari diri gue sendiri. Dan itu bukan Ashilla. Gue nggk mau ngejalin hubungan sama Ashilla tanpa di dasari Cinta."

DEG..

Seseorang yang gue sayang lebih dari diri gue sendiri.

Ify merasakan sesak yang sangat dalam dada nya saat mendengar ucapan Mario bahwa pemuda itu sudah memiliki seseorang yang di sayang.

'Emang seharusnya dari awal, gue nggak pernah biarin perasaan ini tumbuh buat Kak Mario. Dan seharusnya gue sadar dari awal kalau Kak Mario nggak akan pernah punya rasa lebih ke gue. Rasa lebih dari seorang kakak buat adiknya'

Ify menghela nafas berat.
"Tembak aja kali orang yang lo sayang itu Kak. Biar lo nggak jomblo lagi. Hahaha."

Tawa Ify. Akting yang bagus bukan? Tertawa padahal hati lagi nyeseknya.

"Menurut lo dia bakal nerima gue?" tanya Mario serius. Ia menatap Ify membuat gadis itu menghentikan akting tawa nya.

"Pasti lah, mana ada sih cewek yang bakal nolak cowok seperfect lo kak," ucap Ify

Mario terdiam cukup lama, ia memandangi wajah Ify yang sudah lama menempati hati nya itu.

"Kalau gitu, lo jadi pacar gue!" ucap Mario dengan tegas. Seperti sebuah perintah yang tidak bisa di tolak.

"Maksud lo apa sih kak? Gue nggk ngerti sama sekali. Gue nyuruh lo nembak orang yang lo sayang bukan adik lo!" Ify menatap Mario dengan serius. Menatap tepat ke manik mata kakak nya itu.

"Maksud gue, lo jadi pacar gue! Karna seseorang yang gue sayang melebihi diri gue sendiri itu lo, Ify. Gue nggk tau tepat nya kapan perasaan ini hadir. Tapi yang pasti gue sayang sama lo bukan sayang seorang kakak ke adiknya tapi lebih dari itu."

Mario menghembuskan nafas nya pelan. Memejamkan matanya sebentar lalu membuka nya dan menatap Ify lembut.

"Gue capek, Fy harus nyimpen perasaan ini. Gue capek harus berpura-pura seakan perasaan lebih ini nggak ada buat lo."

Ify mencari kebohongan dalam mata Mario. Namun ia sama sekali tak menemukan nya. Ucapan Mario itu tulus, benar-benar dari hatinya.
Ify langsung memeluk tubuh Mario, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Mario.

"Gue- Gue juga sayang lo, Kak. Bukan sayang adik ke kakaknya tapi sayang antara cewek ke cowoknya," aku Ify. Ia tidak harus menyembunyikan perasaannya lagi.

Mario membalas pelukan Ify. Mengusap lembut rambut gadis tirus itu.

"Mulai sekarang itu artinya kita pacaran," ucap Mario tersenyum.
Ify mendongak tanpa melepaskan tangan nya yang melingkar di pinggang Mario.

"Tapi, Mamah sama Papah gimana kak? Bagaimanapun juga Mamah sama Papah nggak akan pernah setuju sama hubungan kita. Karna kita itu..."

Belum sempat melanjutkan kata-katanya jari telunjuk Mario sudah berada di bibir Ify.

"Shutt, jangan lanjutin. Kita bersikap kayak biasa aja di depan Mamah Papah, mereka nggak harus tau hubungan kita untuk saat ini. Mengerti, Dear?"

Ify mengangguk paham lalu menenggelamkan kembali wajahnya di dada bidang Mario. Menikmati bagaimana nyamannya berada di pelukan kakaknya itu yang sekarang sudah menjadi kekasih nya.

"Gue sayang lo, Kak Mario."

"Gue lebih dari itu."

Istimewa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang