Part 18

3.2K 194 11
                                    

Tesya POV

Akhirnya aku nenek mengijinkan kami pulang lebih awal dari sebelumnya. Harusnya hari besoklah yang menjadi terakhiram dirumah nenek. Namun dengan alasan ayah ada panggilan mendadak dari atasan pemilik kantor terpaksa harus segera kembali. Dan untungnya mama jadi mengajakku shopping kemarin malam dan pastinya aku membawa sesuatu untuknya. Khusus untuk dirinya. Apa kalian bisa menebak apa yang akan aku berikan pada dia? Tebak sendiri aja yaa. Wkwk

Sengaja aku tak memberitahu dia bahwa aku sudah pulang hari ini. Benar, sekarang aku baru saja mendarat dirumahku. Aku sudah tak sabar ingin segera bertemu dengannya. Rasanya aku ingin dipeluk olehnya. Tanpa aku memikir panjang aku langsung menuju rumah wanita kesayanganku. Aku tak peduli aku lelah atas perjalanan yang menyiksaku.

Terlihat sebuah motor matic berwarna pink tengah berdiri digarasi. Apa dia membeli motor lagi? Ahh, sudahlah untuk apa aku memikirkan hal yang tak penting. Hampir aku menekan tombol bel rumahnya. Aku mendengar perbincangan dua orang wanita. Salah satu dari suara itu aku sangat mengenali itu mamanya kak Raya. Tapi siapa dari suara wanita itu? Jangan-jangannnnnnn....

"Tante, aku pamit pulang dulu yaa . Makasih udah nampung aku disini, anak tante emang baik, perhatian dia lembut banget pas rawat aku semalam" suara wanita yang tak ku kenali. Apa? Jadi wanita itu diperlakukan lembut oleh kak Raya. Ini menyakitkan!

"Iyaa sama-sama . Anak tante emang gitu hehe. Tante semalam ngintip kalian pelukan kaya kakak ade haha. Jangan kapok main kesini yaa. Makasih juga nasi gorengnya enak banget lho. Tante sampe ketagihan" kak Raya juga memeluk gadis itu? Tuhan, aku tak kuasa menahan air mata ini.

"Hehe, aku gak sadar lho tan. Tante bisa aja deh. Yaudah aku pamit pulang yaa" aku mendengar langkah itu akan segera mendekat ke arah pintu luar. Aku sesegera mungkin untuk bersembunyi terlebih dahulu. Setelah ku pastikam dia pergi aku segera masuk kedalam rumah kak Raya. Aku tidak sempat melihat gadis itu karena takut nantinya dia mengetahui keberadaanku.

Ting...nongg...nong....ting. .. eh kebalik wkwk

"Ehh Tesya, udah pulang . Kata kak Raya ku pulang dua hari lagi. Ayoo masuk" aku tersenyum manis kepadanya lalu masuk kedalam.

"Iyaa tante, sengaja aku gak ngasih tau kak Raya . Biar suprise. Hehe" jawabku kini dudul bersampingan.

"Yaudah, tante mau manggil kak Raya dulu yaa " belum sempat dia berdiri aku menahannya.

"Ehh gak usah tante, aku titip ini aja yaa. Aku capek banget soalnya. Baru aja aku sampe kesini. Aku cuma gak sabar pengem ngasih ini. " aku memberikan kotak kecil yang sudah aku bungkus serapi mungkin.

"Hmm, yaudah deh kalo gitu. Cepet istirahat yaa " aku hanya menjawab dengan senyuman kemudian segera kembali kerumahku. Aku sudah tak kuasa menaham beratnya hati ini . Aku ingin segera menumpahkan air mata ini dikamarku.

"Anak ayah kok malaj cemberut sih" ucapnya saat melihatku melintasinya.

"Hehe, gak kok aku cuma capek yah" sengaja aku sembunyikan rasa sakit ini. Aku tidak mau jika ayah tidak menyukai kak Raya gara-gara melihatku sakit dibuat olehnya.

Aku segera melanjutkan langkahku masuk kedalam kamar. Aku sangat merindukan kamar ini. Tapi kenapa baru saja aku berswntuhan dengan kasur ini aku harus menumpahkan air mataku. Aku membangtingkan diri sendiri ke atas kasur . Mengeluarkan air mata segera yang sudah aku tahan dari tadi. Aku mencengkram bantal sekuat tenagaku. Aku sungguh merasa sakit hati atas kejadiam pada pagi ini. Apa yang kak Raya lakukan? Mana janjinya? Aku pikir dia benar-benar tulus denganku. Ini sama saja dia seperti... Aldino? !

Aku segera mengirimnya pesan. Entah apa. Untuk saat ini aku berniat ingin memberinya pesan.

Isi pesan untuk mygirl:
-Makasih atas kejutannya kak:') Kejutan yang sama persis dengan orang yang pernah kaka panggil dengam sebutan manusia bejad!

Why Do You Love Me?Where stories live. Discover now