You Make Me Crazy

848 95 5
                                    

Sudah dua hari semenjak Len menyatakan perasaannya aku tidak bersikap sadis sedikitpun. Status kita sebagai pasangan juga sudah menyebar ke seluruh sekolah.

? POV

Len dan gadis sialan itu sudah berstatus pacaran, tapi aku tetap tidak menerimanya.

"Neru, apa persiapannya sudah selesai?" Tanyaku

"Sudah, ***. Kita tinggal melakukannya saja lalu dia akan menjadi milikmu" jawab Neru

"Baiklah. Prima, Neru, tangkap dia dan bawa ke hadapanku dalam keadaan sadar!"

Mereka berdua mengangguk dan pergi melakukan apa yang kusuruh. Sebentar lagi, Len akan seutuhnya menjadi milikku.

RIN POV

Aku sedang membuat makan malam, tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Aku mematikan kompor dan beranjak mencari tau siapa yang bertamu malam-malam begini. Aku merasa itu adalah Len, soalnya dia suka sekali menjahiliku saat kami sedang senggang. Tapi...AKU LAGI GAK SENGGANG! Aku lapar, ingin makan, lalu tidur.

Kubuka pintu rumahku. Tampaklah dua sosok yang tak ingin kutemui.
"Ada apa? Mengganggu saja" Aku sebagai tuan rumah telah berbuat kasar pada tamunya, tapi aku tidak peduli. I don't care~

Mereka berdua hanya terdiam saling bertatapan. "Hello? Kalian bertamu atau hanya ingin memperlihat- EH?!" Mereka berdua langsung mengikat kedua tanganku ke belakang sampai aku tidak bisa bergerak.

"Seharusnya kau malu, Rin! Kau sudah berpacaran dengan pangeran! Gadis biasa sepertimu tidak cocok dengan pangeran!" Bentak salah satunya

"Seharusnya kalian takut dengan kemurkaan pangeran" tanggapku datar

Mereka membawaku masuk ke dalam sebuah mobil sedan hitam. Mobil itu melaju melewati rumah Len. Kenapa aku dibawa seperti ini dan kemana aku akan dibawa, aku tidak tau dan tidak peduli.

LEN POV

Aku berniat mengganggu Rin malam ini, walau waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Aku menaiki mobilku dan pergi ke rumahnya. Ketika aku sampai, pintu rumah Rin terbuka. Aku sedikit panik, takut ada sesuatu yang terjadi pada Rin.

Aku memasuki rumah Rin dengan tongkat baseball yang selalu ada di mobilku. Aku memeriksa setiap sudut rumah Rin dengan berhati-hati. Kulihat di dapur ada masakan panas, seperti baru dimasak dan masih di atas kompor dalam keadaan terbuka. Kuperiksa lagi kamar mandinya, tapi tidak ada orang. Kuperiksa gudang dan ruangan lain, tidak ada apapun. Yang terakhir kuperiksa adalah kamarnya. Kubuka dengan pelan kamar Rin, memastikan Rin tengah tertidur.

"Rin..?" Bisikku sembari masuk kamar Rin. Tapi... "Tidak ada?!"

Perasaanku tidak enak. Sepertinya Rin telah diculik ketika ia membukakan pintu sang pelaku. Dalam kondisi itu, Rin sebenarnya baru selesai masak.

"Jangan-jangan..?!" Aku terbelalak. Segera kuberlari keluar. "Rin membukakan pintu setelah dia mematikan kompor. Dia mengira kalau itu aku, jadi masakannya tidak ditutup" (author: tepat sekali Len! ;D)

Iris azureku mencari-cari bukti yang ditinggalkan oleh pelaku yang menculik Rin di sekitar teras rumahnya. Aku mencari mulai dari depan pintu rumah hinggal pintu pagar. Aku melihat di halaman depan sapu tangan putih. Kuambil sapu tangan itu dan mengeceknya. Setelah kuanalisis milik siapa, aku tidak menemukan petunjuk dari tanda kepemilikan sampai aromanya. Aku tidak tau siapa pelaku dan pemilik sapu tangan ini. Akupun menyerah karena malam sudah sangat larut.

------    ------   ------   ------

Aku berangkat ke sekolah dengan wajah tak karuan. Rambutku tidak kuikat rapih dan wajahku sangat kusut. Aku masih berpikir tentang yang terjadi semalam. Pantulan wajah fangirl-ku terlihat khawatir, tapi mereka juga tidak berani bertanya apa yang terjadi. Walau salah satunya ada yang bertanya.

"Len-kun, kau kenapa? Wajahmu terlihat pucat" Tanya gadis dengan rambut putih panjang, Sukone Tei.

"Daijoubu. Hanya sedikit lelah" jawabku seadanya. Tapi aku memang lelah, memikirkan siapa pelaku penculikan Rin. Awas saja kalau ketemu, tak akan kuampuni!

"Sebaiknya kau ke UKS saja, Len-kun. Biar kuantar kau" Tawar Sukone. Aku tidak ingin jika tidak ada Rin, bodoh!

"Sudah kubilang baik-baik saja, ya baik-baik saja, Sukone-san" jawabku dengan sedikit penekanan

"Panggil Tei saja tak apa. Kau yakin? Wajahmu..."

"KUBILANG BAIK, YA BAIK! JANGAN GANGGU AKU!" Bentakku. Aku sudah tidak bisa menahan amarah ini lebih lama lagi. Kepalaku sakit memikirkannya. Rasanya ingin kuhapuskan 'semuanya'.

Kulirik Sukone sedikit. Wajahnya terlihat datar. "Baiklah, Len-kun. Kalau ada apa-apa, tinggal katakan saja. Aku akan segera melakukannya" Setelah mengucapkan itu, Sukone pergi.

Aku menopang kepalaku dengan kedua tanganku dalam keadaan frustasi. Sekali-kali aku menghentak-hentakkan kakiku di lantai kelas ini. Aku tidak tau siapa pelakunya. Aku ingin mencarinya dan menghukumnya.

"Ohayo, minna" Meiko-sensei* masuk ke kelas. Pelajaran ini akan berbelok ke sake lagi seperti biasa. Aku tidak memperhatikan Meiko-sensei.

"...mi-san.. ga...-san.. KAGAMI-SAN!" Suara Meiko-sensei terdengar jelas olehku. "Apa yang kau lakukan?!"

Aku terbangun ketika mendengar Meiko-sensei membentakku. "Ya, sensei?"

"Ara ara**, wajahmu sangat kusut. Sebaiknya kau ke UKS saja, Kagami-san. Megpoid-kun, tolong" Ucap Meiko-sensei

"Baik, sensei" Seorang cowok dengan rambut hijau lumutnya berdiri. "Ayo, Len" Gumiya, cowok tadi, membopongku ke UKS.

"Arigatou, Gumiya. Tapi aku bisa sendiri.." Jawabku lemas

"Dengan keadaan seperti ini, mana mungkin kau bisa sendiri. Aku memang ingin menolongmu, kok" ujar Gumiya sambil tersenyum hangat. Kami-sama, andai aku cewek pasti sudah meleleh. Tapi aku masih lurus, kok.

"Arigatou, Gumiya.."

Sekarang aku berada dalam ruangan yang tercium bau obat-obatan berlatar putih. Aku membaringkan tubuhku ke kasur, berharap ini akan segera berakhir. Kupejamkan mataku. Rasa kantuk mulai menyerangku. Aku tertidur dalam keadaan terisak.

"Tidak, tidak.. Aku tidak mau! Tolong jangan tinggalkan aku!!"
"TIDAAAKK!!"

Aku terbangun dengan nafas yang terengah-engah. Keringat dingin bercucuran dari pelipisku. Mimpi buruk menyerangku. Di dalam mimpi itu, aku berpisah dengan Rin.

Apakah hanya karena kejadian itu, aku harus menjadi gila?

.
.
.
------------------------------------------------------
Ngegantung, ya? 😅

Cerita ini mungkin tidak akan kulanjutkan jika tidak ada yg nge-vote atau komen.. Jadi jika masih ingin dilanjutkan, tolong tinggalkan tanda, ya? :')

Makasih udah mau baca~! >_<

* = guru
** = astaga/ya ampun

Yandere Mode..? [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang