Chapter 1 : at school

14 1 0
                                    

"Nara, Nara Nara lihat itu Mikail ganteng banget. Eh eh eh tapi sayang ada penyorak pribadinya Mika alias tenyomnya. Hufftt" keluh Asa. Nararya dan Mariasa sedang istirahat di kantin sambil melihat beberapa teman sekolahnya bermain bola basket.

"tenyom? Apa itu maksudnya Asa?" Tanya Nara dengan menyeruput minuman dalam botolnya. "astaga Nara, lo hidup ditahun purba yeh sampai-sampai lo kagak tau bahasa makhluk hidup jaman sekarang" ucap Asa sambil menatap sinis sahabatnya itu.

Asa terkadang bingung dengan sahabatnya Nara yang menurutnya kurang update tapi mempunyai tempat pekerjaan di kedai yang cukup populer atau bisa disebut kekinian. "iya atuh, kan Saya juga tidak begitu tahu kosakata yang sering kita-kita pakai. Lagian kamu tinggal kasih tahu maksudnya sepertinya lebih menghemat waktu" Tatap Nara sinis kembali kepada Asa.

"wokeh, gue kasih tau arti tenyom ke manusia purba macam elu. Tenyom itu kalau hurufnya dibalik jadi apa coba?" Tanya balik Asa kepada Nara. Nara berfikir kemudian mengeja satu persatu hurufnya "M-O-Y-N-E-T, moynet apa lagi sih itu Sa? Saya jadi abstrak sama bahasanya."

"eh manusia purba sebenernya sih kalau dibalik gue juga baru ngeh kalau jadinya moynet, tapi anggep ajah lah kebalik dikit jadi arti full nya monyet." Jawab Asa sambil menyengir. Nara pun menghela nafas dan kembali meminum air dalam botol minumnya. Menurut Nara, kadang temannya ini mengeluarkan berbagai bahasa yang menurut Nara kurang dapat diterima logika Nara.

Nara dan Asa berbincang dan menikmati waktu istirahat yang diberikan. Mariasa merupakan gadis periang yang cukup tinggi dengan rambut sepundak berwarna kecokelatan. Nara juga tidak menyangka kalau dia bisa bersahabat baik dengan Asa yang notabene merupakan salah satu most wanted girl sedangkan Nara sendiri seperti yang diucapkan Asa, kalau Nara kurang update. Makanya Asa sering memanggil manusia purba ataupun kudet (kurang Update). Sedangkan nara sendiri berambut hitam yang suka diikat ponytail.

"Sa, kamu kenapa suka ama Mikail? Mikail itu kalau tidak salah kapten basket yah. Tapi kalau tidak salah juga, Mikail juga punya pacar Ganesha kan? Jadi yang kamu bilang monyet penyorak itu Ganesha?" Tanya Nara. "iya Nar, gue dari pertama kali masa orientasi gue kagum ama Mika. Habis dia cute sekaligus baik. Tapi badnews nya dia pacaran sama Ganesha dari mulai SMP. Jadi yah gue Cuma bisa jadi Secret Admire nya Mika ajah." Jawab Asa. "eh betewe Nar, lo belum pernah pacaran or punya gebetan gitu?" tanya Asa kembali.

Nara menghela nafas kemudian melirik Asa dan menjawab jawaban yang Asa tidak terlalu suka. "Sa, kalau Saya cantik ataupun setidaknya ekonomi keluarga saya mapan mah mungkin saya juga punya pacar kayak orang lain. Hanya yah kamu tahu sendiri, ini bukan sinetron ataupun FTV yang dimana orang biasa seperti Saya punya pasangan apalagi mungkin satu jenis sama Mikail kaya gitu. Yah kalau masalah gebetan, untuk saat ini memang Saya belum pernah terfikir buat dipikirkan sih. Biaya keperluan sekolah saja harus banting tulang part time. Apalagi Saya kan tidak terlalu pintar juga buat dapat beasiswa."

"kemon kudet, lo tuh kalau minder kaya gitu gimana bisa tau dunia itu luas ga kayak pikiran lo yang makin lama bener-bener nganggep dunia itu sempit, sesempit daun kelor ataupun daun katuk yang khasiatnya bagus buat ibu menyusui hingga akhirnya gue binggung sendiri ama omongan gue yang kacau ama peribahasa yang ujung ceritanya ada sangkut pautnya ibu menyusui ama elo. Ckckck" ujar Asa. "tapi gue yakin sih, suatu saat entar ada cowok yang bener-bener buta dan suka ama kepribadian elo yang sempit itu." Ucap Asa sambil tertawa terbahak-bahak. Nara pun hanya melotot dan menggelengkan sedikit kepalanya tanda ia mulai heran dengan sahabatnya yang mulai menjurus kerusakan mental.

"Nar, elo bener-bener nih ga ada gebetan?" tanya ulang Asa. "yah misalnya elo ngegebet cowok popular lah, hemmm misalnya, Devan." Ujar Asa sambil mencari-cari cowok ganteng dan popular dan sedikit menunjuk salah satu Most Wanted cowok sekolah mereka.

"Devan? Muhammad Devan yang kelas XII IPA 1 bukan?" tanya balik Nara.

"yup"

"tidak lah Mariasa Abigail, kalau Saya jadi salah satu fansnya bisa-bisa Saya sendiri yang patah hati soalnya tidak kalau kata Band Padi mah Cinta Tak sampai" ucap Nara polos

Asa menoleh sahabatnya itu kemudian tertawa terbahak-bahak. "buset dah, elo lagi ngelawak. Lucu banget. Baru kali ini elo ngomong ada jokes nya dikit. Bagus juga istilah cinta tak sampai."

"Asa, Saya pikir itu bukan bercandaan, tapi memang faktanya seperti itu."

My mIRCWhere stories live. Discover now