Chapter 6 : my new netbook

13 1 0
                                    

"pagi Ibu Bapak" salam Nararya kepada kedua orang tuanya yang sedang sarapan di meja makan.

"Nara, kemarin Ibu dapat arisan. Cuma dapat uang segini" ujar Ibunya sambil menyerahkan beberapa uang ratus ribuan kepada Nara. "itu siapa tahu bisa buat keperluan kamu beli laptop."

Nararya menghentikan suapan di sendoknya dan melihat kearah meja kemudian berkata " Ibu, kemarin Nara dikasih handphone dari bapak, sekarang Ibu memberikan uang untuk beli laptop Nara. Nara tidak tahu harus bilang terimakasih bagaimana ke Ibu sama Bapak."

Ibu dan Bapaknya tersenyum dan menyuruh putri semata wayangnya melanjutkan makan dan bergegas menuju sekolahnya. Orang tua Nararya sebenarnya harus membanting tulang mencari nafkah sehari-hari. Akan tetapi, melihat putri semata wayangnya jarang mengungkapkan keinginan dan perlunya kebutuhan sehari-hari Nararya akan kedua barang elektronik tersebut membuat kedua orang tua Nararya lebih giat untuk memperoleh kebutuhan Nararya.

Pulang sekolah Nararya ijin tidak masuk kerja paruh waktunya. Dikarenakan hendak menghabiskan waktu bermain bersama sahabatnya Mariasa. Nararya meminta tolong Mariasa untuk mencarikan laptop yang sesuai dengan uang yang diberikan ibunya tersebut.

"Asa, kita lihat ke konter yang sebelah sana yah?' ucap Nara

"oke mba bro, hajar sikat. Emangnya elo mau beli laptop kaya gimana spesifikasinya?'

"yang penting harga dibawah 3 juta Asa. Spesifikasinya kan menyesuaikan. Yang penting bisa mengerjakan tugas dan terkoneksi sama internet. Kalau internetnya kan tinggal tethering dari smartphone saya."

Mereka berdua menuju salah satu konter computer dan bertanya-tanya tentang laptop harga dibawah 3 juta. Akhirnya mereka mencari-cari lagi konter yang menawarkan diskon karena sulitnya mendapatkan laptop baru dengan budget yang minim. Hingga akhirnya Mariasa melihat tulisan diskon di salah satu pusat elektronik. Mariasa menarik Nararya yang sedikit kelelahan karena mencari yang barang yang diinginkan.

"Kudet kemon atuh kita lihat itu satu konter lagi. Elo mah dibawa nyari buat laptopnya berat di pantat. Jadinya kecapean. Entar-entar gue ajak elo shopping mungkin elo udah pingsan ditempat. Poor me punya sahabat kayak elo." Ucap Mariasa semangat empat lima. Jangan ditanyakan kenapa Mariasa semangat. Hal itu dikarenakan Mariasa mempunyai hobi berbelanja yang menghabiskan waktu dan tenaga. Bahkan window shopping pun menjadi bagian cerita kehidupannya sehari-hari.

Nararya hanya bisa mengangguk sambil meminum air mineral yang dia bawa dari rumah. Akhirnya mereka berdua masuk ke konter elektronik tersebut dan berbincang-bincang dengan pelayan toko. Setelah diinstall dan sepakat dengan harganya. Nara memutuskan untuk membeli Mini Netbook warna hitam berukuran 10,1" salah satu merk elektronik yang lumayan terkenal akan kebandelannya.

Nararya mengajak Mariasa makan ke lantai paling atas mall elektronik di Bandung tersebut. "Asa, kamu tinggal pilih makanannya biar Saya yang traktir hari ini."

"buset sok kaya bener elo Nar? Tenang ajah gue masih kelebihan duit buat bayar kaya ginian mah. Lagian elo kayak yang kagak tahu ajah kalau gue emang hobi window shopping."

"waduh Asa lagian kan saya minta temani saya beli laptop. Masa kamu harus mengeluarkan uang untuk menemani saya?" ucap Nararya yang terlihat segan kepada Mariasa

"woles bray, kalau elo kayak gitu kayak ga nganggep gue sahabat elo. Kan gue juga seneng akhirnya elo mau belajar untuk kagak kudet lagi manusia purba" ujar Mariasa sambil menepuk punggung Nararya.

Akhirnya mereka pun mencari makanan dan menghabiskan waktu dengan mengobrol. Hal itu jarang dilakukan di luar sekolah dikarenakan kerja paruh waktu Nararya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 14, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My mIRCWhere stories live. Discover now