22. Gandengan

70.9K 10K 986
                                    

Hanbin memasuki kelas yang sepi. Para penghuninya sudah ngeluyur kesana kemari. Kini hanya ada seorang siswi yang duduk di meja samping jendela dan melamun sendirian. Membuat pemuda itu tersenyum samar dan berjalan mendekat.

"Hati-hati lo ngelamun sendirian gini," celetuk Hanbin membuat Lisa terlonjak dan menoleh. Gadis itu melebarkan mata Hanbin mendudukkan diri di sampingnya. "Kenapa lo disini? Nggak ikut keluar kayak yang lain?" tanya Hanbin.

Lisa menghela nafas sambil mengalihkan wajah, "males."

Hanbin mencibir, "males mulu," ejeknya mengacak poni rata Lisa. Tak menepis tangan Hanbin seperti biasa, Lisa hanya mengerucutkan bibir kecil. Membuat Hanbin tersenyum tertahan.

Line pemuda itu berbunyi. Ia segera merogohnya, membaca chat masuk. Lalu menoleh pada Lisa.

"Lo mau sendirian aja disini?"

Mendengar itu Lisa mengernyit, "lo mau pergi?"

Hanbin mengangguk, "Faili bilang banyak yang nanya tentang brownies gue jadi gue harus ke kelasnya."

Lisa mengangkat alis tinggi, mengingat sosok Faili itu punya banyak teman cewek-cewek cantik gengnya kelas sepuluh.

"Lo mau sekalian godain adek kelas?" celetuk Lisa menyindir ketika Hanbin merunduk membalas chat, membuat Hanbin menolehkan kepala begitu saja.

Hanbin mengerjap, menatap gadis itu yang menatapnya tak terbaca. Cowok itu jadi terkekeh, "boleh juga sih. Siapa tahu promo gue makin berhasil," katanya mengerling jail, membuat Lisa mendelik dan membuang muka.

Hanbin tertawa renyah, "yaudah, ikut aja," ajaknya membuat Lisa mengernyit dan melirik. "Biar lo liat, gue godain adek kelas apa nggak."

Lisa memajukan bibir bawah, "tapi pasti ada aja yang godain lo," sahut gadis itu yang memang mengingat banyak cewek-cewek sering menyapa Hanbin dengan manis. Bahkan tak terkecuali si Faili yang disebut Hanbin tadi.

Hanbin tertawa lagi, "iyalah. Kan gue ganteng," katanya percaya diri, membuat Lisa mendelik malas. Hanbin tertawa ringan. Ia bergumam sebentar, "yaudah sini," katanya sambil menjulurkan tangan.

Lisa jadi mengernyit menatap telapak tangan terbuka pemuda itu.

"Sini gandengan. Biar orang-orang tahu kalau hati gue udah ada yang punya."

Lisa tersentak. Matanya melebar. Gadis itu seperti terpanah, membuatnya langsung gugup. Dengan pipi memerah dan wajah merenggut ia menepuk telapak tangan itu.

Hanbin jadi terkekeh kecil, "oh nggak mau? Yaudah gue ke tempat Faili dulu ya-"

"Ck." Lisa mendecak dan memberi lirikan tajam.

Membuat Hanbin yang ingin beranjak jadi mengurungkan niat, tersenyum tertahan menatapnya. Cewek berponi rata itu makin merasa pipinya memanas. Dengan bibir mencuat kecil, ia menjulurkan tangan membuka kelima jarinya.

Hanbin berusaha menahan tawa lebar. Cowok itu tersenyum tertahan meraih jemari Lisa dan menautkan kelima jarinya di sela jemari gadis itu.

"Ada satu lagi," kata Hanbin membuat Lisa mengangkat sebelah alis. "Eum..." Hanbin mencoba menguasai diri dari gugupnya, "...gue panggil lo sayang ya?"

Lisa tersentak. Mata teduh gadis itu melebar. Sementara Hanbin menatapnya tepat.

"Bukan buat becandaan kelas ataupun gombalan receh. Tapi bener-bener manggil sayang. Seakan kata Sayang adalah nama panggilan lo dari gue."

Lisa tertegun. Gadis itu merasa meleleh begitu saja. Genggaman hangat di jemarinya membuat gadis itu makin merasa darahnya meluncur deras dengan kecepatan cahaya.

2A3: That Girl ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang