30 Days :: Sembilan

56 6 2
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang, mereka pun tiba di rumah.

"Makasih ya, Dino udah di ajakin piknik bareng." ucap Adino.

"Santai aja, Dino. Kapan lagi kan bisa jalan sekeluarga gini." jawab Ibu Ameera sambil tersenyum.

Semuanya lalu masuk ke dalam rumah. Di teras hanya tertinggal Ameera dan Adino.

"Ra, gue pulang dulu ya?" pamit nya.

Ameera menangguk. "Hati-hati ya."

Adino pun lalu menaiki motor nya dan meninggalkan rumah Ameera.

"Ameera, are you okay?" tanya Ibu nya ketika melihat Ameera memasuki pintu.

"Maksudnya apa, bu?" tanya nya heran. "Ira emang nya kenapa?"

"Agaf udah cerita, Ra." ungkap Adel.

Semua anggota keluarga memang sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka semua menatap sendu ke arah Ameera.

"Ira, kalo lo ada masalah sama Adino, yaudah putusin aja sih. Ngapain di pertahanin?" tanya Adel dengan nada ketus.

"Kalo mau bahas itu jangan sekarang. Ira capek. Mau tidur aja." lalu ia berlari lari kecil menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya.

"Yah, Bu, kita mesti cari cara gimana biar Ameera bisa segera pisah sama Adino."

*****

"Duh, Adino! Kebiasaan banget sih bikin khawatir. Udah sejam dari terakhir aku spam chat ke dia tapi boro-boro di bales, di read aja enggak!" celoteh Ameera yang nampaknya sedang bermonolog sambil memegangi ponselnya.

"Halo, Dino. Astaga kok baru ngabarin sekarang? Kamu kemana aja? Telfon aku kok baru diangkat sekarang."

"Ini lagi ngerjain tugas, Ra. Jadi baru sadar kalo kamu nelfon."

"Ya, tapi masa nggak bisa bilang dulu kalo kamu sibuk gitu, biar aku gak khawatir."

"Aku tuh gak kenapa-kenapa. Gak usah khawatir. Ini juga lagi kerja tugas."

"Plis, jangan kayak gitu lagi ya? Aku gak minta kamu selalu ada buat aku 24 jam, cuma minta kamu ngabarin meskipun lima menit aja."

"Kamu kenapa sih, Ra? Gak jelas banget. Udah ah, mau lanjut nugas."

Sabar Ra, ini ujian. Batin Ameera.

"Oke. Semangat ya."

Lalu telfon tersebut dimatikan secara sepihak. Apa cuma Ameera yang merasa kalau Adino berubah secepat itu?

Benar ternyata, alasan kenapa power rangers itu selalu laki-laki, ya karena laki-laki suka berubah berubah.

*****

"Genta! Kunciran gue balikin dong! Gue laporin ke Adino loh ya." teriak Ameera berusaha meraih benda kecil di tangan Genta.

"Ogah ya! Lo bagus kayak gitu. Kayak kucing garong! Haha."

Ameera pun mulai kesal. Ia harus memberi pelajaran pada Genta sekarang juga. Dia lalu membuka sepatunya, dan bersiap melemparnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 30, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

30 DaysWhere stories live. Discover now