Chapter 1

350 5 0
                                    

Pantai..
Hanya sebuah kata yang sederhana, namun memiliki banyak definisi yang berbeda.
Tempat dimana kenangan dapat kita miliki. Dan disanalah aku bertemu denganmu.

Saat itu aku melihatmu sedang menekuk lututmu dan tampak menghitung ombak yang tak ada habisnya. Saat aku berusaha untuk menjangkaumu dari tempatku, seolah ada yang menghalangiku, namun aku dapat menghindarinya demi dirimu yang masih berdiri di sana.
"Hai.." Kusapa dirimu, namun secara tiba-tiba semuanya mulai buram, tapi aku masih bisa melihat dirimu yang berbalik dan menatapku di saat-saat terakhir.

KRING KRING KRING!!!

Aku terbangun dengan alarm yang masih berbunyi dengan keras. Segera saja kumatikan alarm menyebalkan itu dan memandang ponselku, kira-kira sekitar 10 detik lagi Ino-sahabatku, akan meneleponku.
10, 9, 8, 7, 6, 5, 4
3, 2

KRING KRING KRING!!!

"SAKURA! Berani bertaruh pasti kau masih di tempat tidurmu bermalas-malasan dan menunggu telepon dariku kan?! Huh... pokoknya waktumu tinggal 10 menit."

TUUUTTT

Tanpa sempat berkata apa-apa Ino menutup teleponnya. Dengan sangat malas aku berjalan menuju kamar mandi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku tiba di pantai tempat pertemuanku dengan Ino, rencananya kami hanya ingin berenang sebentar, dan kalau beruntung, mungkin bisa dapat pacar.
"SAKURA!"
Ah, itu dia.
"Akhirnya kau datang juga. Ayo cepat, buka jaketmu, nanti keburu panas."
Aku membuka jaketku yang menutupi baju renangku. Tiba-tiba Ino membelalakkan matanya melihat penampilanku.
"Ada apa?" Tanyaku cukup polos
"Hei, kau pikir ini tempat umum untuk pakai baju begituan? Iishh... kau ini bikin malu saja deh. Untung aku bawa cadangan untukmu."
Ino langsung menyeretku ke tempat ganti pakaian, sebenarnya bajuku pun baju renang biasa. Hanya saja baju renangnya tertutup, dan Ino tidak suka jika aku memakai baju renang seperti itu. Sepertinya aku akan dipinjamkan bikininya yang sempit, untung aku bawa punyaku sendiri.

Setelah selesai mengganti bajuku menjadi bikini, Ino kembali menyeretku ke tepi pantai dan akhirnya kami menghabiskan banyak waktu hanya untuk berenang. Saat kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah cafe dekat pantai, aku bertanya pada Ino,
"Hei, memangnya kenapa jika aku memakai baju renangku yang tadi? Kan sama saja dengan memakai bikini seperti ini." Sebenarnya aku sendiri masih bingung dengan kebiasaan Ino memakai bikini untuk berenang.
"Astaga Sakura, kita ini sudah sahabatan dari kecil kau masih saja tidak tahu alasannya. Ya untuk memikat hati para lelaki lah... masa sih hal sederhana kayak gini aja kau tak tahu." Ino menjawab dengan gayanya yang dibuat-buat. Aku hanya diam saja. Bukannya kita sebagai kaum perempuan sebaiknya lebih menghormati diri kita sendiri? Lagipula berdebat dengan Ino tidak akan ada habisnya. Tiba-tiba aku melihat seorang lelaki yang sedang menekuk lututnya dan terlihat seperti menghitung ombak yang tak ada habisnya. Laut biru menyatu dengan indahnya rambutnya yang mencuat kebelakang dan bergoyang akibat angin laut. Wajahnya yang menandakan keabadian selamanya...
Tunggu dulu, tiba-tiba aku teringat mimpiku. Apakah ini semacam mimpi yang menjadi kenyataan? Atau mungkin hanya imajinasiku. Aku mengusap mataku berkali-kali namun sosoknya tetap saja berada di sana. Aku mulai berpikir bahwa aku ini tidak waras, dan berusaha untuk tidak memedulikannya dengan mengajak Ino berbicara.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak lama setelah itu Ino pergi sebentar untuk menggoda lelaki pucat jujur yang menurutnya tampan. Aku, yang masih penasaran dengan lelaki tadi berniat untuk mengajaknya berkenalan...!? Akhirnya setelah kupikir kembali, aku melangkahkan kakiku keluar dari cafe tersebut

"Umm... Hai." Dengan hati yang deg-degan aku menyapanya. Secara tiba-tiba aku teringat dengan mimpiku, bagaimana jika dia ini hanya menatapku datar dan akhirnya aku hanya akan menyaksikan Ino tertawa melihatku dari sebelah sana.
"...hai."

Dengan hati yang riang gembira aku memikirkan pertanyaan apa lagi yang harus aku katakan padanya. Setelah kembali memutuskan aku menanyakan namanya.
"Namamu siapa?"
Lelaki itu berbalik kepadaku dengan wajah yang bingung, dan tanpa kusangka, dia menarik tanganku keluar dari pantai dan menuju ke tempat yang agak sepi. Aku tak tahu harus berkata apa dan hanya bisa mengikutinya, sekilas aku melihat wajahnya yang penuh keringat dingin dan pucat pasi.

"Banyak hal yang harus aku bicarakan denganmu, Mikuro."
Dengan napas tersengal lelaki tersebut tiba-tiba berbicara padaku dan memanggilku Mikuro!? Karena menyadari dia masih memegang tanganku, aku menegurnya,
"Hei! Jangan pegang-pegang."
Dengan wajah kecewa dia melepas tangannya dari tanganku.
"Dan namaku bukan Mikuro. Namaku Sakura, Haruno Sakura."
Kembali dia menampakkan wajahnya yang heran seperti tadi. Lalu tiba-tiba mukanya menjadi datar seperti biasa. Dia ini orang bego apa cuma pura-pura?
"Maaf, aku pikir kau pacarku."
Seketika hatiku mencelos mendengar kata 'pacarku' yang dia katakan.
"Dan.. memang ada hal yang ingin aku tanyakan padamu Haruno-san. Temui aku jam 9 malam di tempat ini, pakailah baju yang tertutup."
Pipiku merona merah mendengar perkataannya.
"Yah.. untuk jaga-jaga saja kau tidak flu akibat datang ke sini. Aku tidak mau mempertanggung jawabkannya." Hatiku kembali mencelos mendengar kata-katanya yang cukup menusuk.
"Datanglah tepat waktu, terlambat 1 detik saja, pertemuan ini batal."
Aku menatapnya bingung, seharusnya aku yang harus bilang begitu, pertemuan sebentar malam kan dia yang usulkan, kenapa malah dia yang suruh aku jangan terlambat?
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Dia berhenti sesaat dan mengatakan siapa namanya,
"Uchiha Sasuke."
'Lelaki aneh, tapi cukup tampan.'
Batinku sembari menatap kepergiannya dan memandang ponselku yang berdering, dan sudah pasti terpampang jelas nama Ino.
"Sakura, maaf ya, aku tidak bisa menemanimu pulang hari ini. Ada kencan, jaa ne."
Tanpa mengizinkanku membalas Ino langsung menutup teleponnya. Aku berjalan malas menuju ruang ganti dan segera pulang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Saat aku tiba di rumah rasa sepi kembali menyelimutiku. Di rumah besar dan megah seperti ini aku hanya tinggal sendirian. Aku langsung menuju ke kamarku dan segera berbaring di tempat tidurku yang empuk tanpa mengganti baju atau membersihkan diriku. Aku memikirkan kembali percakapanku dengan Sasuke-orang asing yang muncul di mimpiku dan muncul di dunia nyata. Karena terlalu sibuk memikirkan hal itu aku segera tertidur.

Aku terbangun, sebenarnya terkaget dengan bunyi telepon dari Ino. Dengan malas aku segera mengangkatnya.
"Moshi moshi."
"Konbanwa Sakura aku hanya telepon untuk mengingatkan aku tidak bisa pergi ke mall denganmu malam ini soalnya ada janji dengan Sai pacarku yasudah dah."
Aku hanya melongo mendengar kata-kata Ino yang tidak memakai koma. Segera saja aku mencernanya dan sedikit bingung dengan kata pertamanya,
'Konbanwa? Bukannya ini masih siang?'
Aku melirik jam di ponselku yang menunjukkan pukul 20:50 dan seketika aku mengingat janjiku dengan seseorang.
"Oh tidak, aduh... bagaimana bisa aku ketiduran?"
Sambil bergumam tidak jelas aku segera bangun dan mencuci mukaku, menyikat gigiku, dan langsung memakai baju asalan yang kuambil dari lemari, karena tidak (sempat) mandi aku tidak lupa memakai parfum yang agak banyak, lalu melesat dengan sepedaku menuju pantai.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah memarkirkan sepedaku di tempat yang aman, aku sempat melirik jamku, 1 menit lagi jam 9 malam, sambil berlari kecil aku merapikan rambutku yang agak berantakan dan sampai di  tempat perjanjianku dengan Sasuke.

TUUT

Jam tanganku bergetar menunjukkan bahwa saat ini tepat jam 9 malam dan menunjukkan bahwa aku tepat waktu. Aku melihat lelaki yang tadi siang sempat bersama denganku, Uchiha Sasuke.
"Tepat waktu."
Katanya dingin.
"Jadi... apa yang kau ingin bicarakan?"
"Apa kau kenal dengan seseorang dengan nama Kanzaki Mikuro?"
Sasuke mulai bertanya dengan nada yang menginterogasi.

TBC

Gomen Ne SummerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora