Chapter 5: Idola (Part 5)

53 3 0
                                    

"Sampai."

Mereka berhenti di depan oanggung tempat Rekka bernyanyi. Rekka tersenyum licik kearah mereka.

"Akhirnya kalian datang ... cukup lama dari perkiraanku. Tapi ... berkat itu, aku sudah siap!"

Rekka mengangkat tangannya sambil tersenyum percaya diri.

"Nah, datanglah! Para pengikutku!"

Perlahan-lahan, dari belakang panggung, satu per satu muncul orang-orang yang tak sadarkan diri. Orang-orang tersebut dikendalikan oleh suara Rekka.

"Kalau kalian ingin mengalahkanku ... kalahkan mereka dulu!"

Rekka kembali menyanyi. Orang-orang tersebut langsung bergerak menyerang mereka.

"Sial! Kita harus melawan orang biasa?!"

"Jangan lengah, Yuusuke! Hati-hati! Pasang barrier-mu!"

"Siap!"

Yuusuke memasang barrier-nya. Mereka mulau bertarung melawan orang-orang tersebut.

"Sialan, tidak ada habisnya!"

"Yuusuke! Ryota! Kirika! Kau pergi kearah Rekka! Aku, Homura dan Seiji yang akan mengurus orang-orang ini!"

Akira berseru sambil menendang kepala salah satu dari orang-orang tersebut.

"Baik!"

Yuusuke, Ryota dan Kirika langsung berlari menuju Rekka.

"Jangan harap! Aka! Ao! Kiiro! Lindungi aku!"

"Siap, Rekka-chan!"

Aka, Ao, dan Kiiro menghadang Yuusuke, Ryota, dan Kirika. Kirika mengumpat kesal.

"Hei, Seiji! Jangan halangi kami, lho, ya!"

"Hmph! Itu perkataanku!"

Seiji langsung menjentikkan jarinya. Orang-orang tersebut langsung terkunci dalam gelembung air. Akira tersenyum senang.

"Lumayan! Sekarang giliranku!"

Akira menghentakkan tangannya pada tanah. Gelembung-gelembung air itu langsung membeku.

"Homura, giliranmu!"

Homura mengangguk. Ia mengibaskan tangannya. Sebuah pedang api langsung muncul pada genggamannya. Ia lalu mengibaskan pedang itu. Gelembung-gelembung tersebut langsung hancur menjadi serpihan.

"Tidak ...! Pelayanku!"

Pekik Rekka.

"Nice, Homura!"

"Ini bukan apa-apa. Daripada itu ... apa mereka bisa menangani 3 orang itu?"

Tanya Homura. Akira dan Seiji saling bertatapan, lalu mengangkat kedua bahu mereka.

"Oi, kalian perlu bantuan?"

Akira bertanya pada Yuusuke dan yang lainnya.

"Diam kau! Kami tidak perlu bantuan!"

Tukas Kirika ketus.

"Apa?! Padahal aku hanya menawarkan bantuan! Dasar nenek-nenek!"

"Siapa yang kau panggil nenek-nenek, hah?! Dasar dada rata!"

"Apa hubungannya dada pada saat seperti ini hah?!"

"Cukup, Akira. Kalau mereka bilang tidak perlu, kita kembali saja."

Akira mendecih kesal, lalu mengikuti Homura dan Seiji untuk kembali ke markas Adversus Ferox.

"Ahaha! Kalian bodoh sekali, ya? Kenapa malah menolak bantuan? Padahal kalau kalian menerimanya, kalian mungkin bisa mengalahkanku!"

Adversus FeroxWhere stories live. Discover now