Meet Shouyou Sensei

1.3K 62 5
                                    

Title ❄ The Last Samurai

Disclaimer ❄ Gintama by Sorachi Hideaki

Author ❄ Aika Licht Youichi

Genre ❄ Slice of Life, etc.

Warning ❄ Semi Canon, OoC, typo, alur kecepatan, etc.

•∞•∞•∞•∞•∞•

"Aku berikan pedangku padamu. Jika kamu ingin belajar bagaimana cara menggunakannya dengan benar, ikutlah bersamaku."

Anak laki-laki dengan mata yang polos itu masih terdiam di tempat dengan memegang pedang yang tadi dilemparkan oleh pria berambut panjang yang kini telah berjalan menjauh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anak laki-laki dengan mata yang polos itu masih terdiam di tempat dengan memegang pedang yang tadi dilemparkan oleh pria berambut panjang yang kini telah berjalan menjauh. Ketika pria tersebut hampir tak terlihat, barulah anak itu mengejarnya sembari memeluk pedang tersebut.

Begitu berhasil mengejar, anak itu menjaga jarak lima langkah dari pria tersebut. Hari semakin gelap saat mereka meninggalkan medan perang yang banyak bertumpuk mayat yang mulai membusuk.

Anak berambut putih yang tidak sadar dapat julukan iblis pemakan mayat dari orang-orang ini mulai berpikir kenapa dirinya mau mengikuti pria tersebut, apakah karena perkataannya? Atau senyumannya yang lembut dan meyakinkan? Ataukah karena insting semata? Yang pasti baru kali ini ada orang yang tersenyum seperti itu padanya, seakan secara tak langsung dia berkata 'aku percaya padamu'.

Entah telah berapa lama mereka berjalan, suara gagak yang diganti dengan suara jangkrik yang terdengar semakin banyak saja. Langit yang hitam kebiruan dihiasi bulan sabit dan bintang-bintang yang terlihat sangat indah. Tapi lupakan soal keindahan alam, anak laki-laki tersebut sudah tak kuat berjalan lagi sehingga jaraknya dengan pria itu semakin melebar. Kakinya pun sakit karena memakai zori[1] yang kebesaran untuk dipakai olehnya.

Tanpa anak itu sadari, pria tersebut berbalik dan segera mendekatinya. "Kakimu terluka." Anak itu hanya mengangguk kecil saat memegang kakinya yang mulai membiru. "Mau kugendong?" Tanya pria itu. "Perjalanan kita sepertinya masih sangat jauh." Lanjutnya.

Anak tersebut masih tidak berkata apapun karena pria itu segera bertindak mengambil pedangnya yang kemudian dikaitkan pada obi[2]-nya, lalu membelakangi anak tersebut.

"Naiklah."

Dengan meninggalkan zori yang membuat kakinya terluka di tanah, anak itu melingkarkan tangannya ke leher pria tersebut dan naik ke punggungnya. Dengan perlahan pria itu berdiri, memperbaiki posisi gendongannya dan mulai berjalan lagi.

Sembari merasakan kehangatan punggung pria tersebut, anak itu kembali menatap langit berbintang. Mereka telah melewati dua desa sejak meninggalkan medan perang, tapi pria itu sama sekali belum terlihat ingin singgah bahkan untuk sekedar beristirahat.

The Last SamuraiWhere stories live. Discover now