Bab 7 : Terdesak

173 20 2
                                    

"Katana-ku hanya tersisa 1?" keluh Rain.

"Apapun itu, kau bisa melakukan sihir lain 'kan?" tanya July.

Rain mengangguk. Tepat di tengah pembicaraan mereka, Benizakura sudah ada di depan mereka, bersiap memberikan pukulan keras.

Rain dan July menghindari serangan itu dengan melompat ke belakang. Alhasil, pukulan Benizakura hanya mengenai tanah yang menciptakan retakan cukup besar.

July kemudian mengacungkan handgun-nya ke arah monster itu dan menembakkannya.

Namun...

Peluru yang di tembakkan July memang tepat mengenai monster itu. Tapi, tiba-tiba muncul sebuah penghalang mirip dengan Lapisan Anti-Sihir di depan kuil.

"Itu berbeda. Jangan-jangan itu..." gumam July.

"AoA ya?" ucap Rain.

July mengangguk sembari menghindari pukulan bertubi-tubi yang diberikan Benizakura. Melihat itu, Rain mengambil kesempatan untuk berlari ke arah Perioth.

'Kelemahan seorang pengendali itu hanya 1; si pengendali itu sendiri!' pikir Rain saat sedang berlari menuju Perioth.

"Si bodoh itu!" gerutu July sambil terus menghindari pukulan dari Benizakura.

Saat sudah cukup dekat, Rain melompat keatas sambil mengacungkan katananya ke atas.

Blazing Flame Mode: Katana

Blazing Flame adalah tingkat lanjutan dari sihir api Rain. Sihir ini bahkan sudah temasuk sihir kelas S jika sudah dikuasai.

Setelah Rain merapalkan sihirnya, katana Rain diselimuti api merah menyala.

Sihir api Rain memang cukup efisien. Ia bisa membentuk apinya sesuka hati meskipun dengan batasan waktu. Selain itu, Rain juga bisa melapisi apinya ke senjata yang ia miliki, seperti yang dilakukannya sekarang.

Meskipun mirip, lapisan dari apinya Rain bukan AoA. Itu hanya sihir biasa, tapi tetap butuh konsentrasi tingkat tinggi.

Dan juga, yang namanya api tetaplah api. Saat Rain menebaskan katana berapinya ke arah Perioth, kaca dari tabung yang ada di samping Perioth meleleh.

Tapi, dengan mudahnya Perioth berhasil menghindari serangan Rain dengan melompat kebelakang.

"Caelus itu akan kusimpan untuk menu utama. Untuk sekarang kau yang akan jadi menu pembuka, bocah api!" ucap Perioth dengan senyuman tidak mengenakan.

Tanah mulai bergetar. Bahkan July yang tengah sibuk dengan Benizakura bisa merasakannya.

Disaat yang bersamaan, Rain meningkatkan kewaspadaannya. Ia memegang katana berapinya ke depan dengan kedua tangan.

Earth Magic: Dredon

Dari tempat sekitar Rain berpijak, muncul kubah tanah dan menjebak Rain di tengahnya. Lama-lama tanah itu semakin mengecil dengan kecepatan yang luar biasa.

Saat sudah tertutup rapat, tiba-tiba tanah itu menyemburkan api. Perioth cukup terkejut dan kemudian kembali tersenyum.

Rain muncul setelah tanah tadi hancur akibat semburan apinya. Setelah itu, ia kembali menerjang Perioth dengan cepat.

7 Celestial of SinWhere stories live. Discover now