Bab 12 : Gadis buta, Shaula

164 22 18
                                    

Di depan mereka bertiga kini nampak seorang gadis buta dengan pakaian lusuh dan matanya yang ditutup oleh sebuah kain. Rambut kusutnya sepanjang bahu dengan warna abu-abu, sedikit kotor akibat debu yang menempel.

Yang membuat mereka bertiga kesal adalah sikap penduduk yang menertawakan gadis itu sambil melontarkan beberapa cacian dan perbuatan kasar lainnya. Mereka juga bahkan mengalungkan sebuah papan kepadanya dengan sebuah tulisan 'Aku adalah Iblis'. Namun, gadis itu malah membalas tindakan para penduduk itu dengan senyuman hangat.

Tapi, tentu mereka tidak bisa mencegah hal itu. Jika mereka mencoba melindungi gadis itu, ada kemungkinan kalau penduduk akan curiga dan dapat mengakibatkan terbukanya identitas mereka.

Meskipun kesal, tetapi mereka harus tetap bersabar. Mereka memutuskan untuk menunggu hingga sudah tidak ada penduduk yang mengerumuni gadis itu.

Setelah 15 menit, akhirnya sudah tidak ada lagi warga yang mengerubungi gadis itu. Entah karena sudah puas atau bosan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Rain sambil mencoba meraih tangan gadis kecil itu yang tengah terduduk di tanah.

"I-iya..." ucap gadis itu sambil menggenggam tangan Rain dan berdiri, "Kakak-Kakak terlihat berbeda..."

Ucapan gadis itu cukup membuat mereka bertiga terkejut. Pasalnya, Chelia ataupun Restia tidak berbicara sama sekali. Bagaimana caranya dia tau kalau yang saat ini berada di depannya bukan hanya Rain?

"Bagaimana kau tau kalau aku tidak sendiri?" tanya Rain spontan.

"Hehehe... aku dapat merasakan kehangatan dari dua orang di belakang Kakak. Kakak juga memancarkan hal yang sama." ucap gadis itu.

"Jadi, singkatnya seperti indera ke-7 wanita, Kak." tambah Restia.

'Memangnya ada hal seperti itu?'

"Bagaimana kalau kau ikut dengan kami?" tawar Rain.

Gadis kecil itu mengangguk pelan.

Rain dapat membaca situasi. Ia menyadari kalau penduduk yang tadi mencaci maki gadis itu kini menatap mereka. Daripada menambah masalah, pergi dari tempat itu adalah pilihan terbaik. Oleh karena itu Rain menawarkan gadis itu untuk ikut bersamanya.

"Tapi sebelum itu," Chelia menghampiri gadis itu dan melepas papan yang sejak tadi ia kalungkan, "Nah, begini lebih baik!" sambungnya.

Mereka berempat pun meninggalkan lokasi itu. Chelia dan Restia menuntun gadis itu tepat di tengah-tengah mereka, sementara Rain berjalan di depan sambil mencari sesuatu.

"Ah itu ada!" ucap Rain setelah menemukan sesuatu yang ia cari.

***

Mereka kini berada di sebuah restoran, mungkin restoran keluarga. Mereka juga mengambil posisi duduk di pojok tempat itu, yang membuat mereka dapat lebih leluasa untuk menanyai beberapa pertanyaan pada gadis itu sekaligus melakukan pendekatan padanya.

Gadis itu duduk di sebelah Restia, sedangkan Rain duduk di sebelah Chelia.

"Baiklah, pertama-tama kita harus makan dulu. Kau pasti lapar 'kan? Pesan makanan apapun sesukamu!" ucap Rain pada gadis itu.

Awalnya gadis itu merasa ragu. Namun setelah Restia membujuknya, ia menyetujui tawaran Rain. Restia membantu gadis itu dalam memilih menu yang ia suka dengan membacakannya kepada gadis itu.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk memesan Omelet, Restia juga ikut memilih menu yang sama. Sementara itu, Chelia hanya memesan segelas coklat panas dan Rain memesan secangkir kopi.

7 Celestial of SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang