Eleven - Fallin in Heart

889 73 90
                                    

SOOYOUNG SIDE

"Jangan Pergi... Tolong"

Cengkraman tangannya membuat aku menghentikan niatanku. Aku pandang lagi wajahnya dengan hati-hati. Kedua matanya masih tertutup, bibir tebalnya kini bergetar menahan panas ditubuhnya yang masih tinggi, keringat masih membasahi kening serta sebagian tubuhnya.

Aku menarik napasku panjang sambil terus mengamati sosok lemah yang terbaring didepanku. Aku ambil jemarinya yang mencekram lemah lenganku, aku gulung kedua jemariku pada jemarinya dan aku rasakan hawa dingin disana. Aku dudukkan badanku kembali disampingnya, sambil jemariku berusaha untuk menyampaikan rasa hangat tubuhku pada telapak tangannya yang dingin.

"kau tidur saja dengan tenang, aku ada disini kok" ucapku pelan padanya sembari menyentuh ujung kepalanya lembut. Sesekali aku seka keringatnya yang bercucuran, aku mengelus-elus beberapa kali dadanya yang terlihat sesak.

Melihatnya seperti ini membuat aku merasakan sakit dihatiku, entah mengapa aku seperti merindukan senyuman serta sikap jahil darinya, Yook Sungjae.

"kau harus cepat sembuh, kau tidak pantas sakit seperti ini, karena kau itu terlihat lebih tampan jika tersenyum"

"tidurlah yang nyenyak sungjae-ya"

JISOO SIDE

"Jam sembilan?"

"Sialan!! Untuk apa aku sesabar ini hanya demi bertemu wanita itu! sialan!!"

Aku bangun dari dudukku dengan kasar menendang kursi besi, tempat yang aku duduki sedari tadi. Batas waktuku menunggu telah habis. Ini adalah rekor terlama batas waktuku menunggu padahal sebelumnya batas waktu itu hanya 10 menit dan sekarang meningkat beribu-ribu kali lipat menjadi 3 jam.

Aku merasa sangat bodoh sekarang, terlalu percaya pada sosoknya yang baru aku kenal dalam hitungan minggu. Apakah ini yang namanya dibutakan oleh wanita? Dan sebenarnya ia telah mengerti bahwa wanita bukan tipe manusia yang harus dipercaya seratus persen karena wanita selalu melakukan apa yang ia mau dan terkadang tingkat egoisnya sangat tinggi, karena itulah aku seharusnya tidak perlu memberikan rasa percaya yang sebesar ini pada si park sooyoung itu.

"aku bisa mati kedinginan jika begini! Sialan!"

Mungkin, hari ini aku adalah manusia yang paling banyak mengumpat.

"memangnya dia siapa? Sampai membuat aku menunggu selama ini?!"

"lalu kenapa aku menjadi bodoh seperti ini? aku bisa mendapatkan wanita model apapun yang aku mau dengan sangat mudah! Kenapa aku malah seolah tertarik padanya?"

Namun, entah angin apa yang membawa aku untuk duduk kembali disana setelah ribuan kata makian keluat dari mulutku, ratusan kata sesal meluncur indah dari tenggorokanku.

Kini aku menundukan kepalaku, menatap kosong kearah bawah. Angin dingin malam kembali membekukan emosiku yang tadi sempat memuncak. Rasa lelah membuat seluruh tubuhku lemah.

"jadi ini rasanya menunggu"

Aku kembali mengambil napas panjang dan mengeluarkannya dengan sedikit rasa kecewa, bukan! bukan sedikit melainkan rasa kecewa yang cukup besar.

Sooyoung mungkin tidak pernah tau bagaimana perasaanku saat aku melihat pesan darinya, sooyoung tidak pernah tau bagaimana rasa bahagia yang meledak-ledak dihatiku ketika aku berfikir bahwa aku akan melihat wajahnya lagi, si lemon itu tidak pernah tau bahwa ia telah membuat jantungku berdetak kencang hanya dengan melihat siluet tubuhnya, dan ia tidak pernah tau kalau tanpa sadar ia telah membuat aku yang sudah lama tidak merasakan cinta kini telah jatuh cinta kepadanya.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang