eighteen -dad, I love you-

719 61 38
                                    

SOOYOUNG SIDE

Aku melangkah pelan mengikuti kerumuman orang yang hendak menaiki lift tersebut. Masih terucap doa di dalam hatiku secara diam-diam. Bagaimanapun juga hatiku ini masih merasakan getaran aneh jika teringat akan sosok Jisoo, apalagi sekarang aku akan bertemu dengannya. Entah bagaimana nanti keadaan hatiku.

Langkahku terhenti seketika, ketika dering handphoneku berbunyi. Tanganku dengan cekatan mengambilnya dari dalam tas kecilku. Dering telfon itu membuat aku mengurungkan niat memasuki lift yang ternyata sudah penuh dengan gerombolan para pria berdasi dan wanita ber rok mini. Aku memilih untuk mengangkat telfon dari seseorang yang namanya tidak tersimpan dalam contact listku.

"hallo? Ini dengan Sooyoung?" suara laki-laki yang berat namun terdengar lirih menyapa entah dari mana

"benar aku park sooyoung.. anda siapa?" aku bertanya, karena aku sama sekali tidak mengenal suara berat ini, namanyapun tidak ada dalam contact listku.

"aku Hyunsik, Im Hyunsik.." jawabnya singkat

Aku memutar bola mataku, berusaha untuk mengingat nama yang terdengar sangat familiar ditelingaku. 'Im Hyunsik' aku rasa seulgi sering menyebut namanya.. Ah benar! Dia mantan kekasih seulgi sekaligus kakak tirinya.

"kau, kakanya seulgi bukan?" aku bertanya dengan sedikit keraguan, aku hanya bingung kenapa ia bisa menelfonku? Apakah ada hal serius yang terjadi?

"bisa kah kau datang ke Seoul Hospital? Ayah seulgi sedang dalam keadaan yang buruk, aku kira akan lebih baik jika kau menemani seulgi saat ini" nada suaranya terdengar gelisah dan seperti tengah kebingungan. Sementara itu hatiku terasa sesak, seulgi yang selama bertahun-tahun ini menjauh dari ayahnya kini harus dihadapkan dengan kenyataan lain yang tentunya sangat menyakitkan baginya.

"baiklah! Aku akan segera kesana.."

Aku berbalik arah, aku urungkan niatanku untuk bertemu dengan Jisoo, bagaimanapun juga Seulgi adalah sahabatku, sahabat yang selalu mendengarkan ceritaku, memberikan perhatian lebih padaku dan karena dia aku rela mengsampingkan masalah lain yang seharusnya aku bereskan hari ini, karena aku rasa sahabat lebih berharga dari masalah cinta.

THIRD PERSON

"AYAH!!!" Seulgi berteriak, ia menangis. Airmatanya tidak sedikitpun terputus keluar dari ujung matanya yang indah. Tangannya memegang erat jemari tangan ayahnya yang kaku dan terasa dingin. Telah berkali-kali ia menciumi tangan ayahnya.

"Ayah.. aku mohon bangunlah.. aku minta.. aku minta maaf ayah" ia kembali merengek pada Ayahnya, sudah berapa tahun ia tidak melakukan hal itu dan tidak pernah ada dipikirannya bahwa ia akan menerengek dan menangis dihadapan ayahnya yang terbujur kaku, bahkan untuk sekedar memacu sisa-sias detak jantung ayahnya saja dibutuhkan beragam peralatan medis untuk menopang nasib ayahnya yang mulai menua itu.

Sementara itu ada dua orang disampingnya yang memandang sendu. Bahkan sang wanita separuh baya dengan rambut pendeknya itu ikut menangis menyaksikan pemandanganmenyedihkan antara ayah dan anak yang sempat terpisah.

Hyunsik, hanya bisa terdiam. Hatinya seakaan tidak bisa menahan rasa sakit ketika ia menyaksikan wanita yang amat ia cintai tengah menangis sejadi-jadinya, berteriak mengiba agar Ayahnya bisa membuka matanya kembali. Kang Seulgi, mungkin gadis ini keras kepala, mungkin gadis ini selalu teguh akan pendiriannya tetapi, hyunsik tau benar kalau gadis ini memiliki hati yang lembut, gadis ini terlalu baik hatinya walau terkadang sikap egois itu mampu mengontrol tingkah lakunya tetapi seulgi tidak pernah bisa menyembunyikan cahaya hangatnya dan itulah yang membuat Hyunsik jatuh cinta pada sosok teguh ini.

"Ayah.. aku mohon! Aku mohon bangunlah! Aku berjanji akan pulang kerumah. Aku berjanji tidak akan pernah melawanmu lagi, aku berjanji akan ada disampingmu setiap saat! Jadi aku mohon bukalah matamu Ayah" kini seulgi menidurkan kepalanya pada dada Ayahnya, berusaha mendengar detak jantung lelakinya yang tengah lemah.

STAND BY ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang