SEBELAS : THE POWER OF IJAB KABUL

62.1K 4K 60
                                    

Galen berdiri dicermin. Akad nikahnya akan dilangsungkan dikediaman Shane pada pukul delapan pagi. Dia tidak percaya dengan apa yang ditampilkan di cermin ini. Sosok cowok yang mengenakan pakaian pengantin berwarna putih pucat.

Bukan ini yang dia inginkan. Menikah diumur dua puluh lima tahun adalah impiannya. Lulus sekolah lalu kuliah di perguruan tinggi yang bagus, jurusan yang menjanjikan dan kelak akan bekerja di perusahaan besar atau bahkan dia yang akan mendirikan perusahaan.

Apa masih ada waktu untuknya kabur atau membatalkan pernikahan ini ?

Galen menghela nafas pelan. Bagaimana jika Shela tau kalau pacarnya akan menikah dengan perempuan lain. Tentu saja Galen nggak akan membiarkan Shela tau karena itu akan membuat hatinya tersakiti. Cukup dia, Shane dan kerabat dekat saja yang mengetahui hubungan mereka.

Bagaimana mungkin dia akan menikahi cewek yang tidak pernah dia cintai sebelumnya. Shane tidak mencintainya dan dia pun begitu. Bagaimana dia kelak tinggal dengan Shane disatu rumah tanpa perasaan satu sama lain. Menurut Galen, menikah adalah tentang dua orang yang saling mencintai. Mereka akan membangun keluarga kecil dan saling membagi. Tapi kalau seperti ini dia takut jika pernikahannya akan kandas dan berakhir pada perceraian. Apakah perceraian adalah jalan satu-satunya yang dimiliki olehnya saat ini ?

"Galen." Panggil Hana dari luar. Waktu tersisa tinggal sepuluh menit lagi, yang artinya Galen sudah harus berada di ruang tamu.

"Iya Tante," jawabnya sambil membuka pintu lalu tersenyum kepada calon mertuanya.

"Ayo, semuanya sudah menunggu."

"Maaf buat sudah semuanya menunggu." Jawabnya.

Dituntunnya Galen hingga sampai pada ruang tamu yang luas. Kursi kayu berwarna putih dengan pita merah jambu disematkan di setiap kursi tersebut, memberikan kesan lembut dan elegan. Kurs-kursi tersebut dibuat mengelilingi dirinya dan penghulu.

Galen tersenyum ramah pada kerabatnya disana. Bahkan ada yang terang-terangan menggodanya disaat yang tidak tepat.

"Bisa dimulai nak Galen ?" Tanya pria tua yang berada di depannya.

"Bisa, Pak."

"Baiklah, mohon perhatiannya Mbak-Mbak Mas-Mas. Kita akan mulai akadnya." Ucap si penghulu tersebut.

Jantung Galen berdebar tak karuan. Hari ini akan ada label baru untuknya. Dia akan menjadi seorang suami dari Shane. Label yang dia dapat saat masih remaja.

Shane masih di dalam kamarnya. sesuai urutan akad nikahnya pagi ini. Pengantin wanita disuruh untuk tidak hadir saat pengantin prianya sedang mengucapkan Ijab Kabul. Barulah setelah mengucapkannya lalu pengantin wanita bisa masuk dan duduk di samping pengantin pria dan menandatangani buku pernikahan mereka.

Danu menjabat tangan Galen dengan tegas. Ditatap calon menantunya dengan wajah yang serius.

"Galen Ananda Bratayuda bin Chris Atma Bratayuda. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Shane Vania Wiratmadja binti Danu Wiratmadja dengan berupa mas kawin seberat 450 gram, uang 12 juta rupiah dan seperangkat alat sholat, di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Shane Vania Wiratmadja binti Danu Wiratmadja, dengan beruba mas kawin seberat 450 gram, uang 12 juta rupiah dan seperangkat alat sholat, di bayar tunai."

"Sah ?"

"Sah!"

"Alhamdullilah."

🌼🌼🌼

"Ciee Bang Galen udah jadi suami. Udah tua dong ya." Ejek adiknya yang bernama Giska.

"Diem kamu."

"Giska request adek dong Bang, cowok boleh cewek juga boleh, pokoknya harus cantik dan ganteng, imutnya tambahin juga, bandelnya dikit aja, nggak pake blo'on kayak lu ya Bang."

Galen menatapnya kesal, sudah bersiap akan menerjang adiknya itu tapi kedua orang tuanya dan mertuanya datang bersamaan. Menatap Galen dan Shane bersamaan di meja bundar yang berada di halaman belakang. Taman itu disulap menjadi tempat pesta kecil-kecilan saja.

"Setelah kami berunding dan mendapatkan jalan keluarnya.."

"Kenapa ?" Tanya Shane penasaran.

Chris maju selangkah, "kami minta agar Galen dengan sikap sebagai seorang suami agar bersedia menjemput dan mengantar pulang Shane setelah sekolah."

"Apa ?" Galen seperti tidak terima dengan pernyataan barusan.

"Kenapa ? Ada yang salah ?" Tanya Gina pada anaknya.

Shane menyanggah, "Bukan gitu, Tante-"

"Ma-ma." Eja Gina.

"Maksud Shane, Mama. Bukan gitu juga kan. Lagi pula kami juga punya kesibukan masing-masing."

"Loh apa susahnya sih ? Kalian tinggal menunggu satu-sama lain."

"Tapi.. duh." Shane mati kutu. Dia tidak tau harus mengatakan apa lagi.  "Maksud Shane, Mama. Bukan gitu juga kan. Lagi pula kami juga punya kesibukan masing-masing."

"Loh apa susahnya sih ? Kalian tinggal menunggu satu-sama lain."

"Tapi.. duh." Shane mati kutu. Dia tidak tau harus mengatakan apa lagi.

WEDDING PROPOSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang