DUA PULUH TIGA : PERMINTAAN

64.3K 5K 217
                                    

"Kalian ?"

Sebuah suara membuat keduanya terkejut. Shane tidak akan menyangka jika seseorang akan mendengarnya karena dia pikir tempat itu sangat sepi.

Shela berdiri di belakang mereka dan tidak jauh dari sana. Cewek itu menunduk dan mematung. Dirinya terkejut oleh pernyataan Shane untuk Galen. Sementara Galen masih dalam keterkejutannya.

Melihat itu, Shane mulai mengatur nafasnya dan menghapus air matanya yang kian mengalir. Dia menarik nafas lalu di hembuskan secara pelan. Bibirnya masih gemetar. "Maaf, gue nggak bermaksud buat kalian salah paham."

Galen tidak terima mendengarnya, dia menatap Shane lagi. "Salah paham ?"

Isterinya itu memaksakan bibirnya agar terangkat, "gue nggak cinta lo, Gal."

Galen mengepalkan tangannya. Amarahnya seketika memuncak saat Shane mengatakan hal tersebut. Hatinya seakan tertusuk sebuah benda tajam berkali-kali. Dia menatap nanar kearah Shane. Lalu berkata, "gue nggak percaya."

Shela maju kearah pacarnya, "bisa kamu jelasin, Galen ?"

Tanpa mendengarkan pacarnya, Galen masih menatap kearah Shane dengan pandangan menuntut. Dia masih butuh penjelasan dari isterinya itu.

"Lo mau gue gimana ? Gue tadi emang nggak sungguh-sungguh bilang itu kok."

"Shane-"

"Kita cerai. Apa itu bisa buat lo percaya ?!" Shane berkata cepat.

Shela pun semakin heran, "cerai apa ?"

Galen menatapnya tidak percaya. Sementara Shane menutup bibirnya karena tidak tahan dengan apa yang dia katakan. Dia menangis lagi. Dia tidak ingin memisahkan dua orang di depannya hanya karena kehadirannya itu.

"Kalian ini kenapa sih ?!" Shela masih gencar memberikan pertanyaan pada dua orang itu.

Shane mengusap wajahnya cepat, "gue sama Galen bukan sepupuan." Katanya, "meskipun lo nggak percaya, gue bakal bilang kalo Galen dan gue itu suami isteri."

Shela terhuyung kebelakang dan mulai menggapai pagar pembatas, "kalian bercanda kan ?"

"SHANE!" Bentak Galen di depan isterinya.

"Dan sebentar lagi kita bakal cerai. Gue nggak bakal misahin kalian kok." Dia berusaha setegar mumgkin sambil menggenggam tangan Shela.

"KITA NGGAK BAKAL CERAI!"

"Nggak, Gal. Gue udah capek berada di posisi kayak begini. Gue capek, Gal." Ucap cewek itu.

Galen melangkah mendekati Shane tetapi cewek itu terus saja melangkah mundur dan menghindarinya. Galen semakin frustasi karena dia tidak dapat meraih Shane untuk dia peluk.

Cowok itu menggeram kesal dan mengacak rambutnya, "apa yang bisa buat lo nggak pergi ?"

Dia menarik nafasnya, "lo nggak perlu berbuat apapun lagi."

"Please, stay." Lirih Galen padanya.

"Meskipun gue cinta sama lo, dan lo pasti nggak bakal bisa mencintai gue. Jadi tolong berhenti minta gue stay karena pada kenyataannya ini tuh nyakitin gue." sahut Shane. "Kalau memang lo nggak cinta sama gue, tolong jangan buat gue berpikir kalo lo mencintai gue."

"Shane, maksud gue-"

"Gue harus apa, Galen ? Gue capek. Tolong biarin gue pergi. Mungkin dengan ini gue bisa lupain lo, lupain rasa cinta gue ke elo. Gue bisa lupain kehadiran lo selama ini. Jadi tolong, ini permintaan gue yang terakhir. Kita cerai aja, ya ?"

"Gue nggak bisa ngabulin permintaan lo." Galen berujar dengan tegas.

Shane tersenyum pahit kearah suaminya itu. "melepaskan memang nggak mudah, tapi bertahan sama orang yang hatinya nggak tau buat siapa itu lebih menyakitkan."

WEDDING PROPOSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang