Ayunan

798 82 11
                                    

Zen [Mystic Messenger]
Zen X Ghost!Reader

***

Kamu bersenandung kecil sambil menatap langit gelap bertabur berlian kecil yang indah di atas sana. Sesekali kamu mengayunkan tempat dudukmu----membawa tubuhmu ikut terayun ke depan-ke belakang.

Hawa dingin malam tidak kamu pedulikan hanya ingin menunggu.

Menunggu

Siapa yang kamu tunggu?. Suara deruman sepeda motor berhenti dan langkah kaki yang terdengar semakin mendekat ke arahmu. Ekspresi wajahmu terlihat bahagia. Tapi kamu sengaja tidak menoleh kebelakang----berpura-pura tidak tahu bahwa orang yang kamu tunggu sedang berjalan pelan ke arahmu. 

Pasti dia ingin mengejutkanku pikirmu.

Ketika kamu merasakan dia berada tepat di belakangmu----hendak melancarkan aksinya, kamu pun langsung mengejutkannya. Membuat sang insan tersebut terkaget hingga jatuh terduduk. 

"ahahaha... Kena kau Zen" ucapmu sambil tertawa. 

Zen, pria yang ingin mengejutkanmu hanya tertawa garing sambil bangkit dari posisinya. 

"ah,  aku gagal lagi membuatmu terkejut. "Zen duduk di bangku ayunan tepatnya berada di sampingmu.

"hehehe... Aku selalu tau dimana dirimu,Zen. Oh iya, Bagaimana harimu Zen?  Menyenangkan? " tanyamu sambil tersenyum.

Zen menghela nafas berat sambil merengangkan tubuhnya.  " Melelahkan. Tapi, melihatmu saja rasa lelahku menjadi hilang semuanya "

Kamu menjadi salting sendiri mendengarnya.  "Dasar pengombal "

" Aku serius (y/n). Kau tidak kedinginan dengan pakaian seperti itu? " kamu hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

Zen pun bangun dari ayunannya dan membuka blezer putihnya dan di kenakannya padamu.

"Aku tidak ingin kau sakit gara-gara mengenakan pakaian seperti itu" mendengarnya kamu tersenyum sendu sambil melihat kedua kakimu yang bertelanjang tanpa alas. 

"Seandainya saja kita bertemu lebih cepat, mungkin aku bisa merasakan bahagianya mendapat kasih sayang dari seseorang"

Zen berdiri di depanmu perlahan berjongkok di depanmu---memandangmu dengan senyuman penuh arti. 

"Sekarang pun kau masih bisa merasakan kasih sayang dan cinta (y/n) "Zen mengelus pipi mu dengan lembut. 

Kamu menatapnya dengan tersenyum sendu. Air matamu terasa ingin keluar tapi kamu berusaha menahannya. 

" Zen, Terima kasih sudah menemani hariku dalam beberapa hari ini. Aku sangat senang"

Tangan Zen yang mengelus pipimu beralih dengan memegang kedua tanganmu dan mencium kedua tanganmu. 

"Kau tau, aku menyukaimu sejak pertama kali aku bertemu dengan mu disini. Ini belum terlambat untuk mengatakan ini padamu, maukah kau menjadi kekasihku, (y/n) " air matamu jatuh dari sudut matamu. Rasa bahagia dan sedih menjadi satu.

Bahagia karena cintamu terbalaskan, sedih karena waktumu semakin tipis. Kamu mengangguk sebagai jawaban. Ekspresi Zen berubah menjadi bahagia dan langsung memelukmu.

"Terima kasih (y/n) " bisik Zen di telingamu. Kamu memejamkan matamu dengan air mata semakin mengalir dengan deras. 
Zen melepaskan pelukannya dan terkejut melihatmu menangis.  Zen tersenyum sambil menghapus air matamu. 

"Jangan menangis (y/n). Kau-"

"Aku merasa senang, sangat sangat bahagia. Maafkan aku Zen. Maaf" tubuhmu perlahan mulai transparan. Zen terkejut melihat tubuhmu yang mulai transparan. 

"(y/n) ada apa denganmu? (y/n), kau ba-" ucapan Zen terhenti kala mendapati dirinya tidak bisa menyentuhmu. 

"Aku sudah mati Zen. Aku....hiks... Hanyalah arwah yang tidak tenang.  Maafkan aku Zen,  seandainya.... Seandainya saja, kita bertemu lebih cepat... Hiks... Zen. Aku mencintamu Zen, terima kasih" perlahan tubuhmu semakin tidak terlihat.

Zen langsung memelukmu. Walapun seperti tidak memeluk dirimu tapi Zen merasakan hangatnya akan dirimu. "(y/n). Jangan pergi"

" maafkan aku Zen. Aku akan selalu melihatmu, Zen" tubuhmu menghilang secara sempurna, membuat Zen kini jatuh tepat di atas tempat duduk ayunan yang sebelumnya kamu duduki.  Belzer Zen yang sebelumnya di kenakan olehmu kini hanya mampu menutupi Zen yang sedang berduka untukmu. 

***

Sebuket bunga mawar putih di letakan di depan sebuah batu nisan. Pria yang meletakan Mawar putih itu hanya memandang batu nisan dengan tatapan sendu. 

"Seandainya aku bertemu denganmu lebih cepat (y/n). mungkin kau tidak akan berkahir seperti ini. Terima kasih untuk semuanya

(Full Name)  ......"

Halloween Rush [Zen X Reader] [Mystic Messenger]Where stories live. Discover now