thirty three ; the truth.

2.8K 410 62
                                    

Suasana kafe yang terlalu ramai, membuat Yeri cukup betah menikmati suasana sore, ditemani secangkir teh hangat dan kue ringan yang ada di hadapannya.

Setelah insiden tadi, Yeri memutuskan untuk meninggalkan Jungkook saja. Beruntung, saat sedang berjalan, tiba-tiba saja ia bertemu dengan Jimin–yang juga teman satu sekolahnya.

"Jadi, kenapa lo nangis?" Jimin menyeletuk–memecah keheningan–sambil melirik Yeri yang tengah terdiam, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Gadis itu tak menoleh, dan tak menjawab pertanyaan Jimin.

Pria itu menghela nafasnya sebentar. "It's okay, kalo misalnya lo nggak mau cerita sama gue. Itu juga privasi lo kok," ujarnya pelan. "Lo udah agak baikan, kan?" tanyanya–lagi.

Yeri yang tengah melamun, langsung mendongakkan, kepalanya, kemudian mengangguk kearah Jimin. "Lo ga usah khawatir." Mendengar jawaban itu, Jimin hanya mendecak. "Gimana gak khawatir, kalo mata lo sembab gitu. Gue takut lo kenapa-kenapa."

Gadis itu menggeleng pelan. "Gak apa-apa." Yeri meyakinkan Jimin kalau dirinya baik-baik saja. "Ngomong-ngomong, gue jarang liat lo di sekolah. Kemana aja? Oh, atau lo lebih sering di kelas?"

Jimin yang tengah menyeruput secangkir kopi, langsung menghentikan aktivitasnya, dan terdiam. Ia menghela nafas sebentar. "Gue udah pindah dari sekolah itu." Yeri yang mendengar ucapan Jimin, langsung membulatkan matanya kaget. "Hah?! Serius?!"

Jimin memejamkan matanya sebentar, kemudian mengangguk pelan. "Gue pindah dari sekolah itu sejak beberapa bulan yang lalu," jelasnya.

Yeri langsung menatap Jimin bingung. "Kok pindah? Ada apa? Oh atau ada masalah?" Dengan cepat, Jimin segera menggeleng. "Enggak. Cuman gue pengen pindah aja. Agak nggak betah."

"Atau...gara-gara masalah sama Jungkook? Ah ya, gue juga udah tau semuanya kok," tutur Yeri. Jimin menatap gadis itu tak mengerti. "Masalah yang...oh. Masalah yang taruhan itu? Sorry, Yer. Gue nggak bermaksud apa-"

Namun, sebelum Jimin melanjutkan perkataannya, Yeri sudah memotong duluan. "Nggak apa-apa. Lupain aja soal masalah itu. Dan-oh, gue ga mau bahas Jungkook lagi," sahut Yeri datar, namun kali ini terlihat sedikit serius.

Dalam hati, Jimin bertanya-tanya. Mengapa Yeri tiba-tiba tak ingin ia membahas Jungkook di hadapannya? Yang Jimin tahu, beredar kabar kalau Yeri memang benar menyukai Jungkook, itu pun ia tahu dari Mingyu-yang memang doyan sekali menggosip.

Namun, dari semua pertanyaan yang ada di benaknya, Jimin sama sekali tak berniat menanyakan alasan apapun dari pernyataan Yeri barusan. Ia lebih memilih untuk bungkam, dan bersikap acuh tak acuh saja dengan urusan gadis di hadapannya ini.

"Jangan-jangan, lo nangis gara-gara Jungkook?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Jimin. Sontak, hal itu langsung membuat Yeri terkejut mendengarnya.

Gadis itu memejamkan matanya sekilas, kemudian menghela nafas kasar. "Bukan urusan lo," ujar Yeri ketus.

"Itu urusan gue."

"Bukan."

"Iya."

"Atas dasar apa?"

"Atas dasar gue peduli sebagai teman. Mulai sekarang, lo temen gue."
   
  

****


  
"Gue sayang lo."

Singkat, padat, dan jelas.

Kalimat itu langsung terlontar begitu saja dari mulut Krystal. Jungkook sendiri awalnya tidak paham, apakah ini semua hanyalah sekedar main-main atau bukan.

ChatroomWhere stories live. Discover now