Bukti pertama

7.8K 386 16
                                    

Hai adakah yg menunggu cerita ini ?
Maaf ya next nya lama :D
Oh ya vote dan commet kalian di tunggu ya guys :)

.

.

.





"Kau malu berciuman denganku?" Iqbaal menghentikan langkahnya yang tentu saja di ikuti oleh (namakamu).

"Bu-bukanya seperti it....."

'Cup'

Sebelum (namakamu) melanjutkan ucapannya, iqbaal dengan segera menyumpalkan bibirnya ke bibir (namakamu), bibir keduanya bergerak lembut di Sanah, dan tanpa mereka sadari, ternyata mereka telah tiba di tempat tujuan mereka.

"I Love you (namakamu)" ucap iqbaal pelan di sela-sela ciuman mereka, pria itu sedikit menjauhkan wajahnya dari wajah (namakamu) dan tangannya membingkai lembut kedua pipi (namakamu), iqbaal tersenyum saat melihat (namakamu) yang kini masih setia memejamkan matanya.

"I Really Love you More Than Anything In This World, my princess Dawson" gumam iqbaal pelan, namun masih bisa di dengar oleh (namakamu).

"I Really Love You Too More Than Anything In This World, my prince Dawson"



***



"Hei khristal, bangun sayang, lihatlah hari sudah mulai pagi, apa kamu tidak ingin berangkat ke sekolah?" Salsha, ya wanita itu menarik lembut selimut yang menutupi sebagian tubuh khristal.

"Bunda, khlistal masih mengantuk, tolong bialkan khlistal tidul sebental saja" dengan mata yang masih terpejam khristal menarik kembali selimut nya yang tadi di tarik oleh salsha, khristal menutupi seluruh tubuhnya itu dengan selimut tebal yang bergambar tokoh kartun kesayangannya  'Nemo'

"Huftt..... Ternyata seperti ini ya rasanya jika mempunyai anak kecil, susah sekali di bangunkannya, kalau seperti ini aku lebih baik setelah menikah tidak ingin memiliki anak sama sekali" gumam salsha asal sambil pandangannya masih tetap tertuju ke arah khristal yang masih terlelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Jangan berbicara seperti itu, jika kau tidak  ingin memiliki anak lebih baik kau tidak usah menikah saja" salsha menolehkan kepalanya ke arah pemilik suara yang saat ini sedang bersandar di pintu kamar khristal sambil menatap ke arahnya.

"Alans... Sejak kapan kau berdiri di situ? Apa kau tidak berangkat ke kantor (namakamu)?"

"Tidak penting kau ajukan pertanyaan itu padaku salsha, tapi yg harus kau tau, percuma saja jika kau menikah tapi tidak menginginkan anak, yang ada kasihan suamimu dan juga orang tuamu yang pastinya sangat mengharapkan anak dan cucu darimu" perkataan alans tadi berhasil membuat salsha terdiam.

'Alans benar, jika aku hanya memikirkan diriku sendiri pasti banyak  pihak yang terluka, termaksud orang yang akan menjadi suamiku kelak dan juga tentunya kedua orangtuaku' gumam salsha dalam hati.

"Ya pemikiran mu itu memang benar salsha, kau akan menyakiti banyak pihak jika kau hanya memikirkan dirimu sendiri" sambar alans yang saat ini sudah berdiri tepat di hadapan salsha.

"Bagaimana bisa kau tau isi pemikiranku..?" Tanya salsha dengan tatapan penuh selidik.

"Kau lupa ya kalau aku ini adalah mantan kekasihmu sebelum aku berangkat ke Seoul karna aku di tugaskan oleh papa ku untuk mengurus perusahaannya yang berada di Seoul, dan saat itu aku sungguh ingat sekali kalau kau saat itu tidak ingin menjalin hubungan jarak jauh denganku, karna alasanmu yang mengatakan bahwa kau tidak sanggup bila melakukan hubungan jarak jauh denganku, makannya kau sampai memutuskan hubungan kita begitu saja Huft... Padahal kan aku pada saat itu sungguh sangat mencintaimu salsha" Salsha yang mendengar penjelasan alans tentang masa lalu mereka berdua hanya bisa tertunduk, sungguh setelah mendengar penjelasan alans barusan salsha benar-benar merasa bersalah pada alans.

My Husband Is You ✔Where stories live. Discover now