Day of his death

3.1K 247 15
                                    

Menangis, hanya itu yang bisa (Namakamu) lakukan saat melihat keadaan Iqbaal saat ini, bahkan ia sendiri sampai ingin pingsan saat melihat kondisi Iqbaal yang cukup mengenaskan karena suaminya itu terlihat berlumuran darah di mana-mana, terutama di bagian dadanya yang tertusuk dengan kaca mobil.

"TOLONGGGGG!!!" teriaknya kencang, bahkan sangat kencang sampai-sampai dua orang pengawal Iqbaal yang masih berada di arena balap tepat beberapa meter di belakang mereka segera menghampiri nya dengan tak lupa membawa mobil pribadi milik Iqbaal.

"Iqbaal hiks, kumohon bertahan lah" mohon (Namakamu) sambil memegangi telapak tangan Iqbaal yang saat itu masih setengah sadar.

"ma-maaf telah mendo-rong mu"

"hiks, bodoh diamlah dan jangan banyak bicara hiks, dan kumohon padamu untuk bertahan"

"jangan cengeng, ka-rena untuk sa-at i-ini aku tidak bi-sa mengha-pus air mata-mu, lagipula a-aku tak a-apa, ba-gaimana dengan mu dan jug-a dia?" tanya Iqbaal sambil matanya melirik ke arah perut rata (Namakamu).

"hiks... Kami tidak apa-apa, dan kumohon hiks, bertahanlah hiks" jawab (Namakamu) sambil menangkup wajah Iqbaal menggunakan sebelah tangan nya karena kini ia melihat Iqbaal yang matanya ingin terpejam, dan menurutnya itu adalah pertada buruk.

"kumohon jangan pejamkan matamu hiks"

"a-aku hanya i-ingin ter-tidur ja-di ja-jaga mer-eka un-untuku" setelah mengucapkan itu (Namakamu) bisa merasakan tangan yang di genggamnya terkulai dan itu tentu membuat nya takut, takut kehilangan Iqbaal untuk yang kedua kalinya bahkan untuk selamanya.

"IQBAAAAALLLL!!!"

***

berduka, itu lah yang di rasakan keluarga besar serta kerabat dekat dari keluarga Iqbaal maupun (Namakamu) saat ini, karena keempat orang yang mereka sayangi mengalami kecelakaan maut yang di mana ketiga orang lain nya sedang dalam di tangani oleh dokter kepercayaan keluarga mereka.

"hiks, tuhan kumohon jangan ambil mereka dari kami hiks" isak tangis serta suara lirih (Namakamu) barusan dapat di dengar oleh Alans yang berada tepat di depannya, pria itu benar-benar tidak tega melihat adiknya menangis, di langkahkan kakinya itu untuk mendekati sosok rapuh di depannya, lalu dengan hati-hati ia memegang bahu (Namakamu) untuk di ajak nya berdiri dan tepat saat (Namakamu) mendongak dengan cepat Alans menghapus air mata (Namakamu).

"hiks, tuhan kumohon jangan ambil mereka dari kami hiks" isak tangis serta suara lirih (Namakamu) barusan dapat di dengar oleh Alans yang berada tepat di depannya, pria itu benar-benar tidak tega melihat adiknya menangis, di langkahkan kakinya itu...

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"kumohon jangan menangis"

"tidak bisa kak hiks, mereka hiks orang-orang yang aku sayangi hiks sedang be-berjuang untuk hidup mereka hiks"

"tapi tidak ada gunanya kau menangis"

"lalu aku harus apa kak hiks"

"berdoa lah"

"apa dengan hiks.. Berdoa mereka akan selamat hiks"

"syuutttt tenanglah, setidaknya dengan berdoa kau meminta bantuan pada sang pencipta semesta"

My Husband Is You ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt