The Portal Part 9

4.3K 310 19
                                    

.
.
.
.
.

Setelah cukup lama berpelukan, Obito melepas pelukannya. Rin (Haruka) masih terdiam dengan wajah memerah. Setelah itu, mereka berdua berubah menjadi bentuk mereka sebelumnya. Obito berdehem, malu karena apa yang barusan ia lakukan dan suasana menjadi canggung.

"Ekhem, maafkan soal tadi. Aku hanya... merindukan 'dia', dan kau malah berubah menjadi 'dia', jadi..."

"Oi, Haruka! Sadar, oi!" teriak Ken, membuat Haruka sadar.

"Ng, ya... tak apa. Aku juga sih, berubah menjadi Rin, jadi yah... Aku memaafkanmu," Haruka tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lalu... kenapa kau terlihat syok tadi?"

"Yah... aku tidak pernah dipeluk laki-laki sebelumnya. Um, kecuali ayah dan kakakku,"

"Oh. Kalau begitu, dari mana kau mengetahui semua hal tentangku?"

"Termasuk terkenal di kalangan nenek-nenek? Dan saat kau masih kecil kau suka membantu mereka sehingga diberi permen dan sering terlambat? Yah, aku sudah mengatakan ini berkali-kali pada orang yang berbeda. Aku... bisa melihat masa depan? Aku dari dimensi yang berbeda. Aku bahkan bingung dengan perkataanku sendiri. Ah, sudahlah. Pokoknya, aku mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang. Oh, dan seorang temanku juga datang kesini dari dimensi yang sama denganku," Haruka mengaktifkan sharingannya dan mengeluarkan Ken dari dimensi yang dia buat.

"Hei?! A-apa-apaan ini, Haruka?"

"Aku hanya memperkenalkanmu pada dia," Haruka menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya, menyangga kepalanya.
Ken menatap Obito, yang menatapnya balik.

"Perkenalkan, dia Ken, tetanggaku," ucap Haruka sambil menatap Obito, ia berbalik dan menatap Ken. "Kau sudah mengenalnya, bukan? Jadi, tak perlu kukenalkan padamu,"

Cukup lama terdiam, Haruka kembali bersuara. "Hei, biarkan aku kembali. Aku ingin bertemu dengan Sasuke. Siapa tahu dia sudah bangun,"

Obito mengangguk, sedangkan Ken menatap Haruka sweatdrop. "Haruka, dia bukan adik kandungmu lho. Kok pedulian amat sih?"

"Baru tahu aku orangnya pedulian? Sudah ah, kembalilah masuk ke dimensiku," jawab Haruka cepat dan langsung menghisap Ken kembali ke dalam dimensinya. Sedangkan Ken hanya cemberut.

Mereka pun kembali ke tempat persembunyian Obito.

Haruka berlari masuk, dan hampir saja menabrak seseorang. "Ah, Ototou! Kau sudah sadar,"

Sasuke hanya mengangguk. "Aku mencarimu, Nee-san,"

Haruka hanya bergumam 'oh', lalu ia tersadar akan sesuatu. "Eh, tunggu dulu. Bagaimana kau bisa berjalan kesini? Kau masih sakit dan kedua matamu diperban,"

"Aku meraba-raba sekelilingku, dan berjalan kesini dengan meraba dinding batu ini,"

"Ckckck," Haruka menggeleng-geleng. "Kau harusnya istirahat. Kembalilah. Aku akan mengantarmu,"

Haruka memegang tangan Sasuke, lalu membantunya kembali ke tempat istirahatnya. Setelah sampai, Sasuke pun berbaring di tempat tidurnya. Tak lama kemudian, Sasuke kembali tertidur.

'Itachi, Ken. Aku akan mengeluarkanmu dari dimensiku untuk sementara, karena dia sedang tertidur sekarang,' Haruka mengeluarkan Itachi dan Ken dari dimensinya.

"Aku akan berjaga diluar, karena Obito tidak boleh mengetahui kalau kau ada disini. Aku bahkan bingung kenapa aku melakukan ini tapi... sebagai kakak kandungnya, kau pasti akan menjenguknya jika ia sakit, bukan? Sudahlah. Aku akan menunggu diluar," Haruka berjalan keluar, dan bersandar di dinding batu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Ia memberi Itachi dan Sasuke privasi.

THE PORTAL[✔️]Where stories live. Discover now