Bab 10

25.7K 2.1K 62
                                    

Kai hanya bisa menghela nafas geli ketika melihat betapa semangatnya Nara ketika mereka sampai di pusat perbelanjaan di kawasan Lippo.

Kepala divisi itu langsung memasuki butik yang sering ia kunjungi dulu. Dengan gesitnya ia memilih pakaian yang ia ingin di antara pajangan pakaian. Kai hanya bisa menghela nafas geli lalu dirinya menghampiri Nara yang tengah bimbang memilih pakaian yang tengah ia pegang dengan kedua tangannya.

"Bingung?" suara Kai yang membuat Nara tersentak lalu wanita itu menghadap ke arah Kai. Kepala Nara mengangguk lalu ia menoleh ke arah dua pakaian yang berhasil mencuri perhatiannya.

"Bagusan yang mana ya, Kai?" tanya Nara meminta pendapat Kai. Pria yang telah bergelut di dunia hiburan selama sepuluh tahun itu menilai pakaian yang berhasil mencuri perhatian Nara. Ini memang selera Nara atau dirinya yang sudah terbiasa dengan pakaian ala selebrti Hollywood yang terkenal glamour itu? Dirinya merasa pakaian itu sangat sederhana.

"Gak ada yang lain?" respon Kai

" Kurang ya?" tanya Nara yang diangguki Kai.

"Ya, kalau boleh jujur." Kai mengambil kedua pakaian itu dari tangan Nara lalu ia letakan kembali ke tempat semula kedua pakaian itu terpajang. Nara menghela nafas lalu ia kembali memilah pakaian. Nara ingin pakaian baru dan dia berharap pakaian baru itu juga disukai Kai baik secara fisiknya ataupun ketika Nara menggunakannya.

"Nar," panggil Kai dengan suara kecil yang hanya bisa didengar oleh Nara. "Ya, Kai?" balas Nara seraya memilih pakaian.

"Boleh aku yang carikan baju untukmu?" tanya Kai dengan wajah yang bersemu merah. Nara yang mendengar itu merasa terkejut tak kala Kai meminta izin untuk memilihnya pakaian.

Memangnya cowok bisa beliin baju buat cewek? Kalau suami sama papa itu beda kasus. Ini cumaan sahabat. Pikir Nara menimbang.

"Tapi, kenapa kamu tiba-tiba mau milihin aku baju?" tanya Nara mengintrograsi. Kai memutarkan matanya lalu ia berdeham sejenak.

"Apakah perlu alasan spesifik ketika membelikan suatu barang untuk orang yang berharga dalam hidupku? Lagian aku memang mau belikan kamu baju" balas Kai sambil memilah pakaian untuk Nara.

"Kamu mau membelikan aku baju? Kenapa? Orang aku mau beli baju pakai uang aku, aku gak mau kamu beliin. Mending kamu beliin buat cecemu tahu," tolak sekaligus saran Nara pada Kai yang digelengi oleh Kai.

"Aku sudah belikan dia baju dari New York. Maaf aku lupa membelikan baju untukmu dari sana," kata Kai seraya mengambil salah satu pakaian dan menyerahkan pada Nara.

"Tapi kenapa kamu bersikeras untuk membelikan aku baju?" pancing Nara yang masih belum puas dengan alasan Kai. Dia tidak akan menyerah untuk membuat Kai berbicara alasan sebenarnya mengapa pria itu bersikeras untuk membelikannya pakaian.

"Aku heran kenapa kamu gak ambil jurusan hukum untuk menjadi pengacara? Aku yakin kalau kamu jadi pengacara kamu banyak dicari orang," kata Kai berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kai, jangan alihkan pembicaraan. Aku tanya sama kamu, kenapa kamu bersikeras beliin aku baju? Aku gak bakal tanya lagi kalau kamu jawab dengan jujur." Nara berjanji yang membuat Kai menghela nafas lalu ia menatap Nara dengan serius.

"Aku ingin memberikan sebuah penghargaan bagi mereka yang telah mendukung mimpiku dan kamu adalah pendukung terbesarku. Aku gak bisa beri kalian apa-apa. Apa yang kalian berikan padaku itu bukan suatu material tapi suatu kedewasaan dan itu tak bisa kubayar dengan apapun." Kai mengaku yang membuat Nara terpaku.

"Maka dari itu aku ingin memanjakan kalian. Sekaya apapun aku atau semewah apapun hadiah yang aku berikan pada kalian itu tidak akan cukup untuk membalas semangat dan keyakinan kalian padaku. I just wanna treat you like my queen. Just it. So, please accept it." Kai memohon.

K's BrideWhere stories live. Discover now