Jilid 47

1K 25 0
                                    

AKSI SI NENEK PENGUASA IM YANG HUN

BONG KIM LIAN yang telah menculik Toan Hongya, lalu membawa pulang kekamar rumah penginapannya.
Tetapi sesampai dikamar rumah penginapan itu, ia teringat Liu Liang Cwan dan Oey Yok Su masih menginap disana, jika terjadi keributan dikamarnya tentu akan memancing perhatian kedua orang tersebut.
Akhirnya ia menjejakkan kakinya melocat meninggalkan penginapan tersebut sambil menggendong Toan Hongya, ia teringat suatu tempat.
Ternyata Bong Kim Liam membawa Toan Hongya kesebuah kuil kuno yang terletak dipinggiran kota, yang pernah dilihatnya saat dia datang pertama kali ke Tailie.
Kuil itu diurus oleh tiga orang pendeta yang telah berusia pertengahan baya.
Tetapi hal itu tidak membuat rintangan atau kesulitan bagi Bong Kim Lian.
la mengetuk pintu kuil yang tertutup dan seorang pendeta yang berusia pertengahan baya yang tampaknya masih mengantuk sambil mengusap-usap matanya, telah membuka pintu kuil.
Waktu melihat tamunya adalah seorang wanita cantik yang menggendong seorang pemuda yang tampaknya tengah tertidur nyenyak, pend ta itu jadi heran.
„Ada urusan penting apakah dimalam buta seperti ini nona datang berkunjung kekuil kami?" tanya pendeta itu.
Bong Kim Lian tersenyum manis.
„Kami tengah melakukan perjalanan dan kemalaman ditengah jalan, malangnya sahabat ku ini juga terserang semacam penyakit, sehingga ia perlu memperoleh perawatan. Apakah Tai su bersedia memberikan sedikit tempat untuk kami benaung melewati malam yang dingin ini?"
Pendeta itu tidak memiliki alasan untuk menolaknya.
Kalau memang wanita itu datang seorang diri, tentu bisa saja ia menolaknya dengan alasan dikuil itu memang tidak terdapat wanita dan tentu tidak akan baik jika dilihat orang luar.
Namun sekarang yang membuat dia sulit menolaknya justru wanita itu menyatakan sahabatnya itu tengah terserang semacam penyakit, maka pendeta itu telah membuka pintu lebih lebar, ia mempersilahkan tamunya itu untuk masuk.
Bong Kim Lian girang melihat tipu daya nya telah berhasil.
Setelah pendeta itu menutup pintu kuil, ia mengajak Bong Kim Lian kesebuah kamar yang tidak begitu besar, dan hanya dilengkapi oleh sebuah pembaringan.
„Dikamar ini nona bisa beristirahat ......., kalian boleh mempergunakan kamar ini kata pendeta itu.
„Terima kasih Taisu ...... !"kata Bong Kim Lian sambil meletakkan Toan Hongya dipembaringan.
„Dikuil ini terdapat beberapa orang pendeta yang mengurus kuil ini, Taisu," tanya Kim Lian lagi.
Pendeta itu tertegun sejenak, tetapi tokh ia menyahuti juga.
„Tiga orang, termasuk Lolap ......!" sahut pekdeta itu.
„Bisa kami meminta sedikit air hangat ?" tanya Bong Kim Lian lagi.
Pendeta itu mengangguk.
„Tunggu, Lolap akan mengambilkannya!" katanya, dan ia telah menuju kedapur.
Sedang kan Bong Kim Lian diam2 telah mengikutinya, diluar tahu pendeta itu sendiri.
Ketika pendeta itu telah mengambilkan air hangat dari dapur dan akan menuju kekamar Bong Kim Lian, justru wanita cantik itu telah berada dihadapannya, mengejutkan pendeta itu.
Waktu itu Bong Kim Lian telah berkata : „Terima kasih Taisu, maaf kan mengganggu tidur Taisu, silahkan tidur lagi.......!" dan Bong Kim Lian menyambuti tempat air hangat itu, ia mengulurkan tangan kanannya dengan cepat, dan ternyata pendeta itu telah tertotok jalan puiasnya.
Pendeta itu hanya merasakan dada sebelah kirinya sakit, kemudian sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya terkulai rubuh dilantai. Dia telah terdidur dengan keadaan tertocok.
Bong Kim Lian bekerja cepat. Sambil membawa tempat air hangat itu ia tidak kembali kekamar dimana Toan Hongya berada, tetapi dikelilinginya kuil-itu, ia melibat dua orang pendeta yang berusia pertengahan baya tengah tertidur nyenyak disebuah kamar.
Cepat sekali Bong Kim Lian mendorong daun pintu kamar yang tidak terkunci itu, ia menotok jalan darah pulas pendeta yang tengah tidur ....... kedua pendeta itu akan terus tidur sampai dua hari dua malam karena totokan tersebut.
Cepat2 Bong Kim kembali kekamar dimana Toan Hongya tergeletak, ia menuangkan sedikit air hangat kedalam sebuah cawan, kemudian dicampur sedikit bubuk putih, yaitu bubuk pelemas seperti yang diminum oleh Oey Yok Su beberapa saat yang lalu.
Bong Kim Lian kemudian menghampiri pembaringan, ia duduk ditepi pembaringan.
Dilihatnya Toan Hongya tertidur nyenyak sekali akibat asap pulas yang dibakar beberapa waktu yang lalu.
Ditekan kedua rahang Toan Hongya kemudian waktu mulut Toan Hongya terbuka, Bong Kim Lian memasukan air bercampur bubuk putih obat pelemas itu, ia tuangkan kedalam mulut Toan Hongya, dan menekan tenggorokkan raja itu sehingga cairan itu masuk kedalam kerongkongannya.
Bong Kim Lian tersenyum puas.
Dengan tidak sabar ia duduk menantikan Toan Hongya terpengaruh obat pelemas itu, yang akan bekerja selama sepeminuman teh, maka Bong Kim Lian harus menanti dulu sebelum menyadari pemuda itu dari pulasnya.
Bong Kim Lian tersenyum, ketampanan yang dimiliki Toan Hongya tidak kalah jika dibandingkan dengan Oey Yok Su, juga tubuhnya yang tegap disamping juga Kim Lian mengetahui pemuda ini memiliki kepandaian yang tinggi.
Setelah yakin obat pelemasnya bekerja, Bong Kim Lian menotok jalan darah Toan Hongya.
Toan Ceng terbangun dari tidurnya.
la hecan sekaii ketika pertama kali membuka matanya melihat dirinya berada ditempat asing.
Yang lebih mangejutkan batinya justru ia melihat wanita cantik dihadapannya.
Dan yang lebih membuat ia tertegun adalah wanita itu Bong Kim Lian, yang -diketahuinya dari Oey Su dan Lu Liang Cwan sebagai wanita cabul.
"Siapa... siapa kau.... mengapa kau membawaku kemari ?, mengapa aku berada di sini ?" tanya Toan Ceng dengan suara gagap.
Bong Kim Lian tersenyum manis sekali.
"Hongya," katanya dengan suara yang merdu, ia memanggil Hongya, karena Kim Lian telah mengetahui asal usul pemuda ini, yang merupakan Kaisar negeri Tailie inai.
Engkau mengingau dalam mimpimu, engkau berjalan diluar sadarmu ......, engkau keluar istana dan keluyuran seorang diri dalan keadaan tidur aku kuatir Hongya mengalami sesuatu yang tidak diinginkan, telah mengikuti sampai dikuil ini.
Mendengar perkataan Hong Kim Liau bukan main herannya Toan Ceng.
"Apakah benar2 telah terjadi begitu? tanyanya heran.
Kim Lian, mengangguk.
"Ya....." Hongya telah mengalami mimpi yang memtbuat Hongya jadi jalan dalam keadaan tidur .......!" sahut wanita cantik ini.
Tetapi Toan Hongya yang otaknya terang dan cerdas mana bisa mempercayai parkataan wanita ini.
Ia mengetahui, selama hidupnya belum pernah mengalami peristiwa seperti itu.
Dan juga saandainya ia bermimpi berjalan dalam keadaan tertidur, jelas ia akan di lihat oleh para pengawal istana. Tetapi mengapa tahu2 ia telah berada diruang yang asing seperti ini ?
Apa lagi mernang Toan Hongya tela mengahui dari Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan, bahwa wanita cantik ini adalah seorang wanita cabul yang menyukai anak muda, untuk diambil sari keperjakaannya, Toan Ceng jadi bergidik.
la, berusaha untuk bangun duduk, tetapi dirasakana tubuhnya lemas sekali, ia seperti tidak memiliki tenaga, dan tangannya yang menunjang berat tubuhnya, jadi gemetaran, sehingga akhirnya Toan Hongya telah rebah kembali,
Bong Kim Lian berkata dengan suara yang manis : „Hongya jangan terlalu banyak bergerak dulu," katanya.
„Hongya perlu istirahat, biarlah aku yang merawatmu ......!"
„Siapa engkau sebenarnya ?" tanya Toan Ceng kemudian.
Kim Lian tersenyum lagi.
„Siauwmoy she Bong dan bernama Kim Lian," kata Kim Lian memperkenalkan di rinya, kebetulan Siauwmoy tengah berke ana dinegeri Hongya.........!"
„Hemm.......," tertawa tawar Toan Hongya, dan kemudian berkata dengan tidak senang: „Baiklah, jika memang benar apa yang telah engkau ceritakan itu, aku berterima kasih atas pertolonganmu, tetapi aku akan segera kembali ke istana, agar orang2 istana tidak menjadi bingung atas kepergianku ini.........!"
Sambil berkata begitu, Toan Hongya berusaha untuk bangun.
Tetapi tenaganya habis, ia sama sekali terlalu lemah untuk bangun dari pembaringan itu.
„Jangan terlalu banyak bergerak Hongya, percayalah...... Hongya masih terlalu lemah." kata Kim Lian.
Toan Ceng jadi kaget, karena ia banar2 merasakan tenaganya seperti lenyap sama sekali. Seketika itu juga Toan Ceng menduga, pasti semua ini adalah perbuatan main gila perempuan cabul ini.
Tetapi sebagai seorang yang cerdas Toan Hongya tak mau menunjukan kemarahannya, ia hahya berkata : „Terima kasih atas pertolongan yang telah engkau berikan ... dan maukah engkau, menolongku lagi ?"
„Katakanlah Hongya, dengan senang hati aku akan menolong dan membantu, jika memang aku bisa melakukannya ........!" kata Kim Lian cepat.
„Dapatkah engkau pergi keistana untuk rnemberitahukan keadaanku ini, agar orang2 istana datang menjemput diriku ?"
Kim Lian tertawa.
„Mana bisa Hongya ? Hari telah larut malam....... sedangkan aku seorang wanita, mana berani aku berke!uyuran seorang diri dimalam buta seperti ini ?"
Toan Ceng semakin keras dugaannya bahwa dirinya memang dikerjakan oleh wanita ini diculiknya. Maka hatinya jadi mendongkol.
Tetapi Toan Hongya tidak memperlihatkan kegusaran hatinya, ia hanya berkata : „Baiklah jika begitu, tetapi kuharap pagi engkau tolong memberitahukan pada orang istana mengenai keadaan diriku ini dan minta mereka menjemputku......! "
Bong Kim Lian tersenyum sambil mengangguk.
„Dengan senang hati aku akan melaksanakan perintah Hongya.....!"
„Aku tentu tidak berani rnenolak perintah Toan Hongya, tetapi jika aku menolongi Hongya, aku akan menerima hadiah, bukan? Maksudku hadiah dari Hongya."
Toan Ceng jadi ragu2, tetapi akhirnya ia mengangguk juga.
„Tentu...., tentu.... pihak istana akan memberikan hadiah yang cukup banyak atas pertolongan yang engkau berikan padaku. Engkau lentu akan diberikan uang dan harta perhiasan yang cukup banyak atas jasa2mu ini........ !" kata Toan Hongya.
Tetapi Bong Kim Lian telah menggelengkan kepalanya.
„Bukan itu yang kukehendaki, Hongya," kata Bong Kim Lian kemudian.
Hati Toan Ceng tercekat, „Lalu apa yang kau kehendaki?" tanyanya, walaupun Toan Ceng mulai merinding ..... karena dapat menduga apa yang diminta wanita ini, yang menurut Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan merupakan wanita cabul.
„Aku menghendaki hadiah dari Hongya.......!" sahut Kim Lian tertawa.
„Mengharapkan hadiah dariku?"
„Ya, aku hendak tolongi Hongya, tetapi aku juga menginginkan,agar Hongya sendiri yang memberikan hadiah itu kepadaku.........!"
„Hadiah apa yang engkau kehendaki dariku?" tanya Toan Hongya.
„Tidak banyak..... entah Hongya akan merasa atau tidak jika aku mengatakannya?" kata Kim Lian sambil mengawasai Toan Hongya disertai senyuman2nya.
„Katakanlah........!"
„Aku....... aku hendak......!" tetapi Kim Lian tidak meneruskan perkataannya itu, ia ter-senyum2 memperlihatkan sikap seperti malu2..... „Katakanlah......" bentaknya.
„Baiklah Hongya, harap Hongya tidak marah." kata Kim Lian.
„Sesungguhnya aku hendak menyerahkan diri kepada Hongya...... menyerahkan bulat2 ....... betapa bangganya jika aku bisa tidur semalaman saja bersama Hongya, karena itu berarti merupakan kenangan yang sangat berharga, dimana aku telah bisa tidur bersama seorang Kaisar seperti Hongya !"
Mendengar perkataan Kim Lianitu, tubuh Toan Hongya jadi merinding ..... seketika ia teringat perkataan Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bahwa wanita cantik ini sesungguhnya seorang nenek tua yang telah berusia hampir delapan puluh tahun, yang tengah meyakinkan ilmu Im Yang Hun, ilmu sesat yang membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda ....... !"
Teringat begitu, muka Toan Hongya jadi berobah pucat.
Apa lagi teringat bahwa dirinya dalam keadaan lemas tidak bertenaga.
Disaat seperti inilah barulah Toan Hongya mau mempercayai keterangan Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Tetapi segalanya telah terlambat ........
Bong Kim Lian melihat perobahan wajah raja ini, ia tersenyum sambil katanya : „Hongya, tentu engkau tidak keberatan mengabulkan permintaanku itu ?"
Toan Hongya diam.
„Bagaimana Toan Hongya" desak Kim Lian.
Hongya itu berdiam terus.
Kim Lian mendesak terus, akhirnya Toan Hongya bisa mengambil keputusan.
„Baiklah....., aku akan menerima usulmu itu setelah aku berada diistana kembali.
Engkau beritahukan dulu orang istana, agar mereka menjemputku kemari, dan setelah aku berada diistana, aku mengirim orang untuk menjemputmu masuk istana.......!"
Tetapi Bong Kim Lian bukan orang bodoh ia melihat Toan Hongya seperti ragu2 dan memandang dia dengan sorot mata jijik, maka Bong Kim Lian yakin bahwa Toan Hongya ini tentu telah mengetahui keadaan dirinya lewat Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
la yakin bahwa permintaan Toan Hongya itu hanyalah untuk memperdayakan dirinya, agar bisa meloloskan diri dari keadaan sekarang.
„Mengapa tidak sekarang saja, Hongya ? Bukankah sekarang ini merupakan kesempatan yang baik ?" tanya Kim Lian.
„Bukankah disini hanya kita berdua saja ?"
Mendengar perkataan Kim Lian yang mendengung nada mendesak seperti itu, Toan Hong ya jadi bingung juga.
Sedangkan Kim Lian berkata : „Jika memang aku nanti di jemput masuk kedalam istana, hal itu akan diketahui banyak orang jelas hal ini tidak menggembirakan, tentu akan menimbulkan kecurigaan mereka yang akan menjadi bahan pembicaraan mereka.
Menuru: pendapatku alangkah baiknya jika kita ini dapat segera melakukannya sekarang saja .. karena inilah kesempatan yang paling baik......I"
Toan Hongya cepat2 menggelengkan kepalanya berulang kali.
„Tidak........tidak bisa.......!" katanya agak gugup.
Mana bisa dilakuan sekarang.......seperti engkau lihat kesehatanku sekarang ini agaknya terganggu, semangat dan tenagaku seperti lenyap ..... aku tidak memiliki tenaga, berarti dalam satu-dua hari aku harus beristirahat dulu memulihkan semangatku ........!"
Bong Kim Lian tersenyum.
„Hongya jangan salah pabam, itu bukan berarti tenaga lenyap.......justru tadi Siauwmoy telah lancang tangan memberikan sedikit obat penenang, obat yang bisa membuat Hongya tenang sehingga tidak menimbulkan keributan bagi orang2 disekitar tempat ini, obat itu memang mendatangkan rasa lemas dan tenaga seperti lenyap dari tubuh.
Tetapi setelah lewat satu hari lagi, semuanya itu akan lenyap....... dan tenaga Hongya akan pulih kembali. Bukan berarti bahwa sekarang ini Hongya tidak bisa melaksanakan tugas untuk tidur bersama Siauwmoy ......!"

Genit sekali waktu Kim Lian berkata begitu, tubuhnya juga di-gerak2kan dengan gerak gerik yang menggiurkan, sehingga Toan Hongya jadi muak melihatnya.
Tetapi yang, mengejutkan Toan Hongya justru Kim Lian mengakui bahwa lemasnya
dia disebabkan oleh semacam obat yang diberikan oleh wanita ini.
Maka perasaan marah, mendongkol dan penasaran telah berkecamuk menjadi satu didalam hati raja ini.
Waktu itu Bong Kim Lian telah tertawa manis, sambil menggeliatkan tubuhnya untuk menimbulkan rangsangan, dia juga berkata : „Apakah aku terlalu jelek, Hongya ?"
Toan Ceng berdiam diri saja, ia jadi tergetar hatinya diliputi oleh perasaan jijik dan ngeri, diam2 ia jadi merinding.
Bong Kim Lian berkata : „Tentu Hongya tidak keberatan untuk mengabulkan permintaanku ?"
Toan Ceng menghela napas.
„Tetapi jika sekarang aku keberatan.......!" kata Toan Hongya kemudian.
„Lalu kapan?"
„Setelah aku berada diistana."
„Itulah urusan yang tidak enak untuk pihakku, kata Kim Lian.
„Tetapi untuk melakukan segalanya ditempat yang kotor seperti ini aku tidak bersedia, Toan Ceng mencari alasan.
„Hemm, Toan Hongya terlalu men-cari2 alasan, kata Kim Lian.
„Sungguh, tentu tempat yang sekotor ini tidak akan mendatangkan kegairahan dan kegembiraan," menyahuti Toan Ceng tetap dengan pendiriannya.
„Tetapi justru aku menghendakinya sekarang saja, Hongya .......!"
Toa Ceng terdiam.
Jika dilihatnya keadaan seperti ini memang agak sulit juga ia bisa mengelakkan diri dari tangan wanita cabul tersebut.
la jadi memutar keras pikirannya.
„Bagaimana Hongya?"
Didesaknya begitu Toan Ceng berusaha untuk tersenyum.
„Engkau demikian cantik dan manis, maka jika kita hanya sekedar melakukan apa yang kau kehendaki itu disini, engkau sendiri yang rugi ....... !" kata Toan Ceng.
„Memaag mudah, aku bisa saja tidur bersamamu disini, tetapi......tentu itu tidak berarti apa2. Tetapi jika aku telah kembali keistana, dan aku perintahkan orang menjemputmu, bukankah engkau lebih bahagia.
Jika mungkin, malah aku bersedia mengambil kau menjadi permaisuri, engkau sangat cantik, tentu orang2 istana akan menyetujui keinginanku itu .... !"
Kim Lian telah berpengalaman. Mana bisa di bujuk seperti itu ?"
Maka wanita cantik, ini teleh melontarkan senyumnya sambil menggeliat genit.
„Hongya, kita tidak perlu berpikir terlalu jauh........ yang terpenting sekarang saja kita tidur bersama. Bukankah kita akan sama2 senang ? Soal pengangkatan diriku untuk menjadi permaisuri Hongya, itu terserah nanti saja akupun tidak berpikir sejauh itu.
Asal aku tidur bersama Hongya yang agung dan memiliki kekuasaan penuh di Tailie ini, sudah merupakan suatu kebanggaan buatku. . . !"
„Tentu aku tidak bisa melakukannya, ditempat seperti ini, engkau harus ingat bahwa aku adalah raja dinegeri ini," kata Toan Ceng.
Kembali Kim Lian senyum.
„Hongya, dengarlah," katanya kemudian.
„Aku tidak mengharapkan apapun juga. Jika memang Hongya telah meluluskan untuk tidur bersamaku dihari ini, maka begitu fajar menyingsing aku akan keistana untuk -memberitahukan orang2 istana agar menjemput Hongya. Bukankah itu merupakan pikiran yang bagus ?"
Toan Ceng jadi terdesak, dan ia bingung sekali. Sebagai seorang akhli silat yang telah memiliki kepandaian tinggi, memang Toan Hongya bisa saja pura2 menuruti keinginan wanita cabul ini. Dan kelak jika, mereka tengah bercumbu Toan Hongya bisa mempergunakan kesempatan untuk mencelakai Kim Lian.
Namun yang membuat Toan Hongya ragu2 justru disaat itu ia tengah dipengaruhi obat pelemas yang membuat seluruh tenaganya seperti telah lenyap, disamping itu juga memang Kim Lian pun memiliki kepandaian yang tinggi, tidak mungkin ia bisa mencelakai wanita itu disaat mereka bercumbu, malah kemungkinan dirinya yang akan lebih dalam terlanjur jatuh kedalam cengkeraman wanita itu.
Hal ini membuat Toan Hongya jadi ragu2 sampai ia berdiam diri saja.
Bong Kim Lian melihat sikap raja itu, jadi tersenyum lagi. Kim Lian yakin kali ini tidak mungkin gagal menguasai Toan Hongya, seperti yang dialaminya ketika ia berusaha menguasai Oey Yok Su. Karena waktu itu tidak diduga telah muncul Lu Liang Cwan yang mengagalkan rencananya, tetapi sekarang mereka justra berada disebuah kuil, yang tentu jauh dari perhatian siapapun juga, terlebih lagi ketiga orang pendeta pengurus kuil tua ini telah dibuat tidak berdaya, sehingga tidak akan menimbulkan kegaduhan.
Memang Bong Kim Lian sekarang telah melakukan segala apa yang hendak dilaksanakannya dengan penuh perhatian, ia tidak mau kalau sampai kali ini harus menemui kegagalan lagi.
SedangkanToan Ceng sendiri tengah bingung bukan main, diam2 ia berdoa dihatinya, untuk memperoleh jalan keiuar, agar ada orang yang bisa bantu meloloskan ia dari cengkeraman Bong Kim Lian.
Sebagai seorang raja yang memiliki kekuasaan besar, belum pernah Toan Hongya dicekam oleh perasaan takut seperti sekarang.
Namun sekarang, Toan Ceng baru mengetahui apa yang disebut takut .........
Bong Kim Lian telah tertawa lagi, dia menggeliat-geliat sambil mendekati dirinya pada Toan Ceng yang masih rebah dipembaringan.
Waktu itu, Toan Ceng telah memusatkan seluruh kekuatan sinkang yang ada padanya, untuk disalurkan pada dirinya.
Namun Justru Toan Hongya merasakan betapa napasnya agak memburu, hatinya juga tidak tenang.
Bong Kim Lian mendekati mukanya pada raja itu, ia berbisik dengan suara yang lirih sekali : „Tentu Hongya tidak keberatan jika kita melakukannya sekarang ........ !"
Jari2 tangan Bong Kim Lian, yang lentik itu telah meng-usap2 dada Toan Hongya, sehingga membuat raja itu tambah jijik saja.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Where stories live. Discover now