-Chapter 4-

1.3K 129 33
                                    

Dia membalikkan badannya kemudian masuk kedalam apartemennya dan merebahkan badannya diatas kasur.

"Hmmhh, kurasa polisi belum menemukan jasadnya" Ucapnya sambil tersenyum puas. Dia memejamkan matanya sebentar. Kemudian kembali membukannya dan bangkit dari kasur. Dia menuju komputer yang berada disebelah lemari berwarna coklat. Apartemennya nampak kecil dan sederhana. Ruang tamu dan tempat tidur berada dalam satu ruangan. Hanya ada dua tambahan ruangan berukuran lebih kecil dari ruangan utama itu, yaitu dapur dan kamar mandi. Kamar mandinya  terletak agak dibagian depan dekat pintu masukd. Sebelum menghidupkan komputer, dia menyalakan tv dengan remote yang kebetulan ada dimeja komputer itu.

"Eh?" Dia tersenyum mengejek. Channel yang tersetel otomatis saat TV dihidupkan, kebetulan sedang menayangkan berita. Berita yang dibahas saat itu merupakan berita tentang dirinya.

"Kurasa tidak ada motif khusus dibalik 6 pembuhunuhan yang terjadi belakangan ini. Pria ini sepertinya seorang psikopat dan harus segera ditangkap. Kami tidak ingin meresahkan masyarakat lebih jauh. Walaupun, Bloody Lover memang terbilang halus dalam melakukan aksinya, nanti pasti akan terjadi kesalahan kecil yang dibuatnya sehingga kami bisa menangkapnya. Kami sudah menggerahkan team detektif terbaik kami untuk menangkap pembunuh gila ini. Kami harap warga Tokyo untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal. Maksudku, jika kau mempunyai kenalan baru dan dia nampak mencurigakan berhati-hatilah"

Suara polisi didalam TV itu membuat laki-laki ini semakin tersenyum lebar. Namun bukan senyuman yang manis. Melainkan, sebuah senyuman mengerikan. Hasrat didalam hatinya semakin menggebu-gebu untuk melanjutkan aksinya. Sebelumnya, dia tidak terlalu sering mendengarkan berita, apalagi tentang dirinya. Walaupun dia tahu kalau dirinya yang berjulukan Bloody Lover ini sudah sangat terkenal. Laki-laki ini memutar kursinya yang awalnya menghadap kearah komputer menjadi kearah TV. Dia memperhatikan dengan seksama polisi yang sedang diwawancari oleh pembawa berita didalam sebuah studio itu. Sesekali dia kesal mendengar omongan polisi ini yang menjelekkan Bloody Lover yang dia tahu itu secara tidak langsung mengarah pada dirinya.

"Psikopat itu gila. Dia tidak punya hati. Kurasa dia lebih baik membunuh dirinya sendiri, menyiksa dirinya sendiri kemudian lenyap dari muka bumi ini" Polisi itu seakan manambah-nambahi bumbu dalam wawancaranya.

Wajah laki-laki yang menontonnya sedikit jengkel. "Kasihan sekali ibunya jika tau anaknya seperti ini" Tambah Polisi didalam TV itu yang sepertinya mendramatisir wawancara. Padahal ia tidak ditanyai seputar itu tapi melebih-lebihkan ucapannya.

Laki-laki itu membalikkan kursi kearah komputer. Menyalakannya kemudian terkekeh, "Aku tau banyak orang yang membenciku. Tapi, kau tidak seharusnya berkata itu saat aku mendengarkanmu" Katanya kemudian mulai mengotak-atik komputer dihadapannya. TV itu dibiarkannya menyala untuk membuatnya lebih bersemangat dalam menjalankan aksinya. Walaupun sesekali jengkel mendengar yang diucapkan polisi itu, dia hanya tertawa dan sibuk dengan komputer didepannya.

Pagi pun tiba, laki-laki itu mematikan komputernya dan pergi kekamar mandi. Dia membuka seluruh pakaiaannya dan membuangnya kearah sembarang dan menyalakan shower. Laki-laki itu membiarkan air shower dingin membasahi seluruh tubuhnya. Dia hanya diam dibawah shower itu. Kemudian memejamkan matanya menikmati dinginnya air pagi sambil menyanyikan lagu kesukaannya. Kali ini dia tidak bersiul. Melainkan menyanyikan lagu kami akan selalu bersama itu dengan suaraa yang cukup merdu.

*****

"Keeeiii!!!!!!!!" Sapa Hiromi dengan semangat full hari ini. Di mengejar Kei yang berjalan didepannya.

"Kau semangat sekali, Hiromi" Kata Kei yang tampak malas. Mereka berdua berjalan menuju gedung perkuliahan bersama.

"Hehe, tentu saja" Ucap Hiromi yang berjalan dengan penuh keceriaan sedangkan Kei berjalan dengan lesu.

This Is MeWhere stories live. Discover now