Chapter 1

1K 61 8
                                    

"Jangan bermalas-malasan sayang, bereskan semuanya karena sore ini truk pengangkut barang akan datang."

"Eomma, haruskah kita pindah? Kenapa Appa harus pindah kerja?"

"Eomma tidak mungkin menyuruhmu tinggal sendiri sayang, kau masih sekolah."

"Keundae..bagaimana dengan sekolahku disini? Bagaimana dengan teman-temanku."

"Kau akan mendapatkan teman baru dan sekolahmu yang lebih besar dari sekolahmu disini, jadi kau akan senang disana."

Arrgh aku tidak mau pindaaaaaaaaaaaah. Batinku.

Oh hey, perkenalkan namaku Park Raein. Tidak ada yang menarik dari diriku. Aku yeoja berumur 17 tahun yang sedang kesal karena harus pindah sekolah disaat tahun terakhirku. Aku hanya berharap bisa mendapatkan teman yang baik seperti teman-temanku disini. Aku yeoja dengan tinggi 168cm dan berat 48kg, apa itu ideal menurut kalian? Kulitku putih dan wajahku oval, rambutku sepunggung dan berwarna cokelat. Apa ada lagi yang ingin kalian ketahui tentang diriku? Hmm..apakah aku cantik? Kalian bisa tanyakan pada semua orang yang mengenalku. Oh ya, aku anak tunggal, harusnya aku memiliki adik tapi saat kandungan ibuku menginjak 4 bulan beliau keguguran, aku sangat menyukai anak kecil dan aku sangat menyayangi kedua orangtuaku melebihi apapun di dunia ini.

Drrt..drrt..

"Yeoboseo?"

"Yaa Park Raein !"

"Aw, telingaku sakit. Pabo Minah." She's my bestfriend.

"Yaa jugullae ?! Kau nanti malam pergi bagaimana bisa kau tidak pamitan pada sahabatmu ini. Cepat ke kedai es krim biasa, aku benar-benar akan membunuhmu jika kau tidak datang dalam 15 menit."

Click.

Dasar sahabat kurang ajar, main mematikan telepon seenaknya. Sebenarnya aku tidak marah aku hanya tersenyum karena aku tau dia sedih mengetahui hari ini aku akan pindah. Segera kuambil jaket dan kunci mobil.

"Eodi-ga? Kau sudah membereskan semua barangmu sayang?" Oh eommaku tercinta kau sangat senang berteriak-teriak.

"Aku ingin pamit dengan Minah, aku sudah memasukkan semua barangku dalam box." Aku segera melesat ke kedai es krim sebelum Minah mencekikku.

***

"Yaa !"

"Aish berhenti berteriak sahabatku sayang, kau membuat gendang telingaku pecah."

"Awas kau melupakanku disana, jangan lupa untuk selalu menghubungiku dan ceritakan semua masalahmu padaku seperti biasanya."

"Ya ya ya, kau seperti kekasihku bukan sahabatku." Aku terkikik geli melihat tingkah sahabat terbaikku.

"Ah ya, jika kau memiliki namjachingu, aku adalah orang pertama yang harus tau, arraseo?"

"Ne eomma." Dia sepertinya lebih cocok jadi ibuku.

"Apa kau sudah liat sekolah atau rumahmu di Seoul?"

"Belum, hanya eomma dan appa yang tau. Aku benar-benar tidak ingin pindah Minah, eottoke? Oh apa aku melarikan diri saja?" pertanyaanku sukses mendapat jitakan pedas dari tangan Minah.

"Yaa ! Paboya? Aku yakin kau akan betah disana, orangtuamu pasti memberikan yang terbaik untukmu kau tenang saja."

"Aish appo !" Aku mengusap-usap kepalaku.

"Sebenarnya apa yang memberatkanmu hah? Kupikir bukan aku alasannya, ini pasti karena namja sialan itu kan? Yaa paboya, sadarlah dia hanya memanfaatkanmu, kau pantas mendapatkan yang lebih baik darinya." Minah memulai petuahnya.

Cool or Cold? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang