18:: You are so cute?

8.3K 469 16
                                    

"Ayo masuk!" Ajak Darian pada sosok yang tengah mematung memandangi seluruh sudut rumahnya.

"Ini rumah lo Yan? Atau rumah majikan lo?" Darian sempat menahan tawanya saat mendengat celotehan Diska. Namun niatan itu di urungkannya karena dia ingin cepat- cepat masuk ke dalam rumah dan mengganti pakaiannya. Menjadi seorang nerd itu sangat mempusingkan kepala. Selain harus berdandan yang sama sekali bukan gaya dari seorang Darian, dia juga harus menjaga sikapnya menjadi lebih pendiam dan alim. Bayangkan seorang Darian yang aslinya adalah seorang bad boy harus rela mengubah penampilan dan juga sikapnya agar terhindar dari masalah yang kerap sekali menimpanya. Papinya memang sudah bertitah kepada Darian agar tidak membuat masalah lagi saat pindah di sekolahannya sekarang. Dan mau tidak mau Darian harus mengubah seluruh penampilannya agar tidak diketahui oleh siapapun saat memasuki sekolah barunya. Semua ini dia lakukan untuk menghindari home scholing Papinya karena Darian lebih suka belajar dengan banyak orang ketimbang belajar berdua dengan seorang guru. Membayangkannya saja membuatnya bergidik ngeri.

"Ini rumah majikan gue. Kebetulan orangnnya lagi gak ada dirumah" jawab Darian dengan senyuman errr yang entah kenapa membuat Diska ingin sekali mengantongi senyum Darian untuk dibawanya pulang.

"Rumah majikan lo gede juga ya Yan" kagum Diska saat langkahnya memasuki ruang tamu rumah Darian. Darian engan menjawab pertanyaan Diska dan memilih naik ke atas menuju kamarnya.

"Eh eh lo mau ke mana?"

Darian menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Diska. "Ke kamar mau ganti baju, mau ikut?" Dan blush wajah Diska memerah saat itu juga. "Dis lo sakit ya? Wajah lo merah semua!"

Ini namanya pelecehan. Diska menatap garang Darian dan yang ditatap pun hanya terkekeh geli. "Buldog tak tahu diuntung!" Cibirnya pada Darian.

Darian engan menjawab cibiran pedas Diska lalu kembali berjalan menuju kamarnya. "Orang yang aneh" lirih Diska saat tahu Darian telah menghilang.

Baru tahu kalau anak pembantu seperti Darian kamarnya bisa dilantai dua. Bisanya pembantu kan kamarnya paling belakang atau pojok belakang? Bukan kah itu sangat aneh? Malas memikirkan hal membingungkan itu Diska kembali hanyut pada pemandangan yang ada didepan matanya. Diedarkannya pandangannya ke seluruh sudut rumah ini. Rumah bergaya klasik namun kesan mewah tetap melekat yang entah kenapa merupakan perpaduan yang apik menurut Diska.

"Mau minum apa?" Suara itu membuat Diska terlonjak kaget. Ditatapnya sosok itu yang sudah berganti pakaian dengan menggunakan kaos polo dan juga celana bahan selutut berwarna coklat tua. Kacamata cupunya itu sudah hilang entah kemana digantikan dengan manik mata elang yang semakin terlihat jelas dimata Diska. Jabul yang beberapa hari ini tidak terlihat, sekarang jambul itu tertata rapi di rambut Darian. Untuk sejenak Diska merasa sesak nafas melihat pemandangan dihadapannya ini.

"You are so cute!" Gumannya tanpa sadar.

"Disini gak ada minuman you are so cute Dis. Adanya cuma air putih sama jus"

Tenggelamkan Darian sekarang juga kawan- kawan. Diska mendelik namun dia tahu Darian sedang mengodanya sekarang. Kalau sekarang dia tidak berada dirumah majikannya Darian, mungkin Diska akan menelan hidup- hidup tubuh Darian.

Bangsat sekali Tuhan

"Air putih deh" kesal Diska lalu Darian menghilang dibalik ruangan mungkin dia menuju dapur.

"Mami kakak udah pulang belum?" Celotehan anak kecil dengan perempuan paruh baya berhasil mengalihkan pandangan Diska. Perempuan itu sepertinya kerepotan dengan barang belanjaannya ditambah lagi anak kecil yang kira- kira berusia empat tahunan itu selalu merecokinya dengan pertanyaan tentang kakaknya. Diska yang melihat itu pun berdiri dari tempatnya tadi. Pikirannya mulai menerawang bahwa sosok yang ada tidak jauh darinya itu merupakan majikan Darian.

DARIAN [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن