Prolog

26.3K 1.2K 38
                                    

"Tidak ada alasan untuk tetap bersama."

"Semuanya sudah selesai. Aku akan biarkan kamu bebas, seperti yang kamu mau."

"Silakan saja lakukan apa yang kamu mau, Kak, aku tidak akan menjadi beban lagi."

Sakura tersenyum ketika matanya bersitatap dengan suaminya-Wisnu. Bebannya sedikit berkurang ketika ia mengatakan semua kalimat yang ingin ia katakan pada Wisnu. Setidaknya itu yang Wisnu inginkan sejak lama. Kebebasan.

Wisnu masih terdiam, sama sekali tidak menanggapi kalimat Sakura. Ada banyak hal yang mengganjal di hatinya, termasuk mengenai perceraiannya dengan Sakura yang akan berlangsung satu minggu lagi.

"Aku sudah menandatangani suratnya." Sakura menyodorkan map berisi surat-surat yang akan diserahkan ke pengadilan. "Ini, Kak."

Wisnu menerima map itu dan membuka isinya, melihat tanda tangan Sakura yang sudah ia bubuhkan di kertas. Tatapannya beralih pada Sakura ketika ia mendapati salah satu kertas polos tidak terisi, Wisnu sengaja memberikan kertas itu pada Sakura jika saja perempuan itu ingin menulis beberapa permintaan.

"Aku tidak akan meminta apapun," gumamnya seolah tahu isi pikiran Wisnu. "Karena semua yang Kak Wisnu berikan selama ini sudah lebih dari cukup."

Wisnu mengerjap. Selama ini ia selalu menilai Sakura sama seperti kebanyakan wanita yang pernah ia kenal sebelumnya. Selama ini Wisnu menutup mata mengenai semua fakta mengenai Sakura dan selama ini Wisnu tidak mengenal Sakura dengan baik meski mereka tinggal bersama.

"Aku sudah terbiasa mendapatkan banyak perhatian selama satu tahun terakhir ini." Wisnu membuka suaranya, membuat Sakura menoleh."Dari mulai disiapkan setelan kantor setiap hari, dibuatkan kopi, juga dipakaikan selimut ketika tidur. Dan aku belum siap jika harus kehilangan semua hal itu."

Sakura mengernyit, tidak paham dengan kalimat Wisnu dan sebelum ia bertanya, Wisnu sudah terlebih dulu melanjutkan kalimatnya.

"Jika diibaratkan narkotika, aku sudah sangat kecanduan. Kecanduan atas semua yang kamu lakukan selama ini."

Detik berikutnya kedua mata Sakura berkaca-kaca. Ia tidak pernah melihat Wisnu setulus seperti ini. "Kak."

"Aku kesini bukan untuk mengambil map ini, Ra. Aku kesini untuk menjemput kamu pulang."

-----

Mei, 2020.

Sakura Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang