Ya! Dirimu.

234 6 0
                                    

Senja sedang berlangsung
Jingganya menoreh seribu pesona
Semburat mega
Memeluk angkasa di ufuk barat sana

Aku menyaksikannya sedari tadi
Duduk tak bergeming
Menyapu seluruh keindahan
Yang dipancarkan langit sore ini

Tak terelak
Memang indah
Tetapi, mengapa hatiku justru
Terasa pedih perih
Seperti ada sesuatu yang berdenyut
Menggila di dalam sana

Ia hidup!!

Mengoyak sisa dari daging segar
Yang masih menempel
Di rangka hati

Ia mengamuk!!
Tak kenal ampun.
Tak tau berhenti
Aku setengah mati
Setengah hidup
Rindu terkutuk itu
Memaksaku untuk
Menebar sejumput garam
Dalam kubangan luka nanah
Yang dulu kau tinggal
Begitu saja

Rindu tak tau diri itu
Terus menempel
Bak benalu di pohon mangga
Membuat lukaku semakin menganga

Pesona senja ini
Terasa percuma
Justru mengingatkanku
Tentang senja waktu itu
Di tepian dermaga
Tempat yang kita datangi bersama

Indah memang.
Tetapi, mengapa pesonanya
Seperti kurang mempan
Untuk menyumpal kosongnya aku
Untuk menyapu seluruh kabut sendu

Senja yang kau bilang indah ini
Nyatanya tetap tak mampu
Meloloskanku
Dari sebuah sore sepi kini
Dari hati yang berlubang nyeri

Aku terlanjur hampir mati
Sekarat dalam pendar-pendar sakit hati
Kejang oleh sebuah denyutan gila yang menghantam atma
Aku meringis menahan tangis
Teringat waktu itu
Ada janji yang kuikrarkan pada diri
Untuk tidak lagi menangis
Jika alasan di baliknya adalah dirimu
Sebuah simpul kenangan
Yang masih begitu segar dalam ingatan
Ya, dirimu.
Alasan mengapa senja ini terasa begitu miris..

*** Sakit sekali sepertinya, yah. (Edited @June2019)

Sekumpulan Sajak yang BerkisahWhere stories live. Discover now