Potongan Kaca

144 20 21
                                    

Kalo bulan bisa ngomong
Dia pasti tak akan bohong
Bukan lirik lagu anyway hehe

"Panas banget ya" gumam Yola pada dirinya sendiri.

Panas gini enaknya minum capcin 5ribu pake bubble gum di depan sekolah tuh hmm author jadi laper *author membatin*

Yola Theresa atau akrab disapa Yola. Gadis yang baru saja genap 18 tahun beberapa bulan lalu. Beberapa memanggilnya sayang. Sayang bukan dia haha.

Beberapa hari lalu, Yola baru saja selesai operasi. Tumor katanya, tapi tidak buruk menurutnya. Ia pikir tumor itu terlalu nyaman berada di pundaknya, sayangnya ia tidak hehe. Ia mungkin lelah mencari perhatian sampai sampai membuat badan Yola mengerang kesakitan.

Hari ini hari pertama Yola keluar dari Rumah Sakit. Hari pertama ia harus baik baik saja. Hari pertama ia harus paham bahwa yang kita harap baik tak selamanya berbalik. Hari pertama ia tahu mengapa orang hanya ingin tahu namun tidak untuk mengerti. Hari pertama dimana ia harus berjuang tanpa spasi.

Drrttt drttt
"Yol."
Deg
Jantung Yola kini berhenti sejenak.
Kenapa tiba-tiba dia chat? Batin Yola
"iya."
"Udah sehat?" Balasnya dari seberang
"Alhamdulillah udah."
"Oh gitu."

Kini, Yola menatap lamat lamat layar hpnya. "Apa yang mau diomongin sih? Gak biasanya. Gue read aja kali ya."

"Boleh nanya?" Muncul satu bar lagi

Ia coba mendiamkan beberapa saat. Tak mau ia balas.

Sial! Yola tak tahan lagi. Ia penasaran.

"Apa?"
"Lo block Netta?"

Deg
Deg
Deggggg
Brakkk

Pecah sudah. Untuk sekian kali. Jadi tujuan dari sapaan kabarnya hanya untuk ini? Hhh.

"Apa hubungannya dengan gue block netta? Apa urusannya sama lo? Toh dia duluan yang block gue. Lebih tepatnya block gue pake akun dia sama lo." Ia memilih menghapus pesan itu, menulis ulang.

"Gak" balas Yola.
"Bener?"

Sial. Lo bikin gue makin memuncak za!

"Ya."
"Okedeh. Makasih ya."

Bemmm
Hpnya sudah jauh melayang dari tempat tidurnya. Benar benar tak habis pikir. Mau apa dia datang hanya menanyakan hal tak penting.
Emosinya mulai membludak. Membuka kenangan pahit yang sudah ia pendam setahun lalu.

Lagi, kaca yang pecah makin berserak.
Argghhhhhh

Maaf kalo tulisannya belum bagus banget. Semoga suka:')
Mohon dukungannya ya luvvv!

Sunset Puncak BromoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang