Hello

70 17 23
                                    

Yang hidup akan padam
Yang kenyang akan lapar
Namun yang kuingin hanya
Kamu
Dasar bucin lo yol!

-Yola Theresa

"Sat"
Satria celingukan mencari darimana sumber suara yang memanggil namanya.
"Gue loh sat." Yola mendekat
"Eh elo yol, ngapa?"
"Nanti bilangin ke Tessa ya, istirahat nanti gue tunggu di taman"

Tak banyak balasan dari Satria, dia hanya menggerakkan jempolnya. Pertanda "OK."

Yola tersenyum kemudian kembali ke kelasnya. Yola senang bisa kembali duduk di kelas lagi. Belajar, eh ga deng. Dia ingin bersenda gurau dengan teman-temannya. Itu akan membuatnya lebih cepat pulih, pikirnya.

"Assalammualaikum."

Suara yang tadinya saut menyaut menanyakan PR atau bahkan sekedar bawa bekal apa, lambat laun kian meredup ketika Bu Sita masuk.

"Waalaikumussalam."

"Awas lo don, tempat duduk gue. Noh, ibu udah datang tau!" Omelan Hanggini membuat seluruh mata menatapnya.

"Olololololoo, selow gin selow. Keep kalem harus santai hehehehehe." Doni melemparkan senyum pepsodent dan bergegas pindah.

"Serah lu."

"Masih mau bicara?" Suara Bu Sita mulai mendominasi kelas.

Diam
Senyap

"Sebelum belajar marilah kita berdoa, berdoa mulai" suara Putra si ketua kelas memecah keheningan.

****

Teng teng tengg

"Baiklah anak-anak. Sudah cukup pelajaran pagi ini. Silahkan istirahat."

"Yol, kantin yuk!" Ucap Kinan
"Eh, duluan aja nan. Gue udah ada janji sama Tessa"
Kinan mengangguk setuju
"Oke, gue sama Tari duluan ya"
"Ga laper lo yol?" Sahut Tari
"Belum. Nanti siang aja"

Yola bergegas pergi ke taman. Menghampiri Tessa, takut jika Tessa menunggu terlalu lama. Tapi, nihil. Tessa belum disana. Terpaksa dia menunggu.

"Yolaa" sapa Riski, Key dan Nofal
"I.. iyaa"
"Eh, lo berdua duluan aja. Gue mau nanya tugas sama Yola" ujar Riski kepada Key, dan Nofal.

Tak banyak sanggahan, mereka mengiyakan dan langsung pergi. Tapi, Yola dibuat bingung. Tugas apa? Bahkan dia saja baru masuk setelah seminggu izin. Mereka juga tidak sekelas.

"Yol, gue denger lo sakit?"
"Ehh... U.. udah sembuh kok ki"
"Bohong"
Kini dia duduk disamping Yola

Ngapain Riski duduk sih umpat Yola dalam hati
"Tuh kan diem. Yol, kalo ada apa-apa cerita ke gue dong"
"Apa yang harus diceritain?"
"Gue tau lo gimana, udah gausah ngelak. Lo kenapa sih? Chat gue jarang banget lo balas sekarang" Riski menatap mata Yola. Aduh Yola kan jadi salting.
"Ya, gue sakit"
"Apa?"

Yola paham, Riski tak mau jawaban setengah setengah. Jadi, mau gak mau dia harus jujur.
"Hemangiom"
"Hah? Kok bisa? Terus lo gapapa? Sakit apanya? Gimana? Lo diapain? Gak diapa apain kan? Ada yang luka? Tergores pisau?"
"Pliss ki, gue sakit. Bukan di begal"
"Hahahahahha" Riski tertawa

"Ngapain lo ketawa? Lucu?"
"Gue seneng aja denger lo gapapa. Muka lo lucu. Lain kali, lo jangan sembunyiin apapun dari gue. Cerita! Gue gak mau denger dari orang lain" mukanya berubah jadi serius

"Ih apaan sih lo. Alay! ewww hahaha"
Sontak mereka tertawa bersama

"Yol, sorry telat" suara Tessa mengagetkan
"Eh, gue kebelet. Mau ke wc. Luan ya tes, yol" Riski pergi
Tessa mengangguk

"Lo kenapa?" Tanya Tessa
Yola diam menatap Riski
"Yol"
Diam
"YOLA THERESAAAAAAA DENGERIN GUE GAK SIH" teriak Tessa
"Ehh, sor.. sor..sorry tes"

Halo. Makasih udah baca part 2 ini. Hope you like it. Jangan lupa vote ya:) luvvvvv

Sunset Puncak BromoWhere stories live. Discover now